Terimakasih kepada Detik.com

Who doesn’t know about DETIK?the number one and the biggest  portal news in Indonesia. I am so honored when Detik travel published some articles of mine. Shared my trip experiences and read by million people.

I am grateful and beyond happy everytime I got a notification in my email when my articles was published.

And last month I got an email from Detik Travel that announced me as the one of the winner of TRAVELER OF THE MONTH APRIL 2015.

Yay!  Overall, I wrote down my trip experiences in order to share and show to people outhere that there are millions beautiful places across the world.

Here the following samples of my articles;

Toraja Funeral
PEMAKAMAN DI TORAJA

2015-04-25-11-29-03_deco

1424354308282 2015-03-09-23-54-30_deco 2015-04-09-16-15-34_deco

 

Thanks Detik , you ROCK and LUV u !

 

without wax

BITTER SWEET MOMENTS TRIP DI INDIA

Saya menyebut perjalanan saya di India sebagai spiritual journey. Meskipun terbilang sangat, paling dan singkat bingit tetapi banyak momen spesial yang saya rasakan selama berada di sana. Mulai dari Kota Kolkata, New Delhi, Agra, Chennai dan Trichy. Momen atau hal-hal yang menurut saya harus saya tuangkan ke dalam cangkir blog :

becak di India
becak di India
  • Di India nggak ada tongsis, mungkin ada tapi nggak yakin ketika hampir di mana-mana semua orang lokal melihat kami ketika tongkat nirmala ini dikeluarkan.
  • Jatuh cinta dengan ice cream harga 2 ribu yang berlabel Mother Dairy. Ice cream yang pertama kali saya makan di kereta menuju New Delhi. Rasa Vanillanya begitu enak dan bikin ketagihan. Waktu ke Taj Mahal, saya sempatkan beli ice cream itu di kios-kios sekitaran arah pintu masuk. Teriknya matahari langsung nggak berasa setelah ice creamnya lumer di lidah saya. *dramatis
  • Harus poop terpaksa di bandara Kolkata. Biar nggak rempong nyari WC di luar bandara. Secara gambaran India kan jorok jadi mending nyetor di bandara dulu sebelum keluar.
  • Diburu sama penjual tas di central park New Delhi.
  • Cantumin alamat di buku resepsionis di beberapa guest house yaitu JL. TRALALA TRILILI no. 3 –INDONESIA.
  • Pengemis di hari raya Idul Fitri naujubile banyaknya.
  • Ditipu penjual hena. Harga 10 ribu, motifnya cantik banget, katanya tahan sampe 3 minggu. Eh baru 4 hari sudah luntur. Tanganpun keliatan nggak cantik lagi, mirip daki yang nempel. *iiichh
  • Penjual sari bilang saya mirip orang India dan katanya lagi, tangan saya lembut banget. *Modus biar sarinya laku kali.
  • Kasih uang 2.000 dan 5.000 ke teman sebagai oleh-oleh.
  • Ketemu petugas kereta api dengan nama “ SANJAY KUMAR
  • Pasang hena dikirain mau merried alias TAKEN.
  • Batalkan puasa karena nyaris pingsan ketika berjalan menuju Lotus temple. Saat singgah di warung makan obat, minum, eh tau-taunya ada seorang laki-laki yang pipis di tanaman. *arrgh
  • Menyanyikan lagu India bareng teman India saya. Mereka heran kog bisa tau lagu India sampe-sampe merekam kami, loh.
  • Nyari penginapan dini hari mutar-mutar naik bajaj.
  • Dikasih makan gratis sama penjual sari.
  • Beli gelang yang ukurannya ternyata buat anak SD. *tepok jidat.
  • Naik kereta selama 32 jam nonstop.
  • Pakaian khas yang saya kenakan luntur saat kehujanan di Taj Mahal.
  • Dapat tempat tinggal gratis di guest house yang kece banget di Chennai.
  • Dilarang masuk kuil karena lagi M. Padahal di Chennai banyak kuil-kuil yang bagus untuk dikunjungi. Konon katanya, kalau lagi M dan mengunjungi kuil bakal dapat celaka baik orang yang kita temani maupun diri sendiri. *hiks
  • Suara klakson kendaraan disetiap sudut India kencang membahana.
  • Bau pesing dimana-mana. Sampai-sampai hidung saya lama kelamaan sudah terbiasa dengan aroma ini. Pernah pas turun dari bus di Terminal Trichy, eh tau-taunya ada laki-laki langsung main buka aja. 
  • Ditipu supir bajaj. Tadinya harga 100rupe, eh malah ngambil 150rupee. 
  • Sahur dan shalat Subuh di kereta dekat WC dan sempit. *nasib
  • Dapat guide kakek-kakek supir bajaj yang super baik di Agra.
  • Buku bajakan dimana-mana. Jangan salah, buku bajakan dari hampir semua yang hits di dunia semua ada di India. Waktu itu saya beli dua buku cuman 40ribu saja. (ambil jurus menawar barang). “I am Malala” dan “The Fault in Our Stars” akhirnya jatuh ke pelukan saya.
  • Beli tiket seharga 5 rupee buat nyebrang doang di New Delhi stasiun. Kami bertiga salah masuk gate, jadi cara untuk ke luar ke gate lain adalah membeli tiket. Stasiun New delhi itu luas dan memiliki beberapa entrance. Waktu itu kami turun dari bus yang salah arah menuju ke tempat penginapan kami. Bukan entrance yang itu, jadi untuk ke entrance lain dekat Main Bazaard harus beli tiket buat nyebrang. Ckckc
  • Makanan India bisa saya nikmati salah satunya karena berkat si sambal pedas Indofood. Betul-betul penetral dan bikin saya lahap. *terima kasih Tongfang Indofood
  • Cobain burger grilled chicken sasala di McD New Delhi dengan teman lokal.
  • Buang satu tas jinjingan isinya baju, celana dan sandal jepit di bus sentral Trichy.

THAT’S ALL !

 

 

 

NUMPANG LEWAT DI TIRUCHIRAPPALLI

TRICHY

Kota terakhir yang saya kunjungi selama traveling di India. Kota yang bisa dibilang paling Selatan ini menjadi kota penutup dengan kejadian yang menegangkan. Tiket pulang saya adalah tanggal 3 Agustus 2014 pukul 11:45 malam dari bandara Tiruchirappalli (Trichy) ke Kuala Lumpur. Tanggal 3 saya masih berada di kota Chennai. Jarak dari kota Chennai ke Trichy jika ditempuh bus sekitar 6 jam perjalanan dan 7-8 jam jika menggunakan kereta.

Saya seharusnya berangkat ke Trichy dengan kereta dan seharusnya juga saya tiba disana pukul 4 sore (biar bisa jalan-jalan). Akan tetapi, kenyataannya berbeda.

Tiba-tiba pagi hari teman saya mengabarkan bahwa tiket yang dibeli di agen travel kemarin malam (tanggal 2 Agustus) ternyata memberitahukan bahwa kereta yang akan berangkat ke Trichy sudah full (tiket yang dibeli ternyata cadangan aja). Pokoknya dah nggak ngerti lagi deh.

Udah jam 11 siang masih di Chennai dan masih belum mendapatkan tiket. Udah nggak mungkin cari kereta lagi. Waktu itu juga saya beli tiket bus ( ekslusive) di agen travel yang saya datangi kemarin malam. Uang tiket kereta di refund dan beli buat tiket bus. Bus dijadwalkan akan berangkat jam 1 siang. Waduh, sudah mulai panas, was-was, takut molor lagi. Kata agennya, bus akan tiba di Trichy jam 7 malam. Meskipun masih ada jeda ke airport, tapi tetap saja saya panik. Lah kalau bus ada apa-apanya di tengah jalan, trus macet, trus ketinggalan pesawat, nggak punya duit buat beli tiket pulang, dideportasi, digantung mama. *autopanik

Setelah beli tiket, saya dan teman saya akhirnya tanpa makan siang langsung berangkat ke terminal. Jarak dari tempat saya beli tiket bus naudzubillah jauhnya. Terik matahari sangat menyengat, diboncengin nggak pake helm lagi. Sekitar sejam naik motor, kami pun mencari-cari dan bertanya bus yang akan berangkat ke Trichy. Setelah memperlihatkan tiket yang saya miliki ke orang-orang di terminal, Alhamdulillah busnya ketemu. Saya pun berpisah dengan teman saya (say thanks and gave him a big hug). Kalau nggak ada Dia, udah nggak tau lagi nasib saya gimana. 

Jam 1 bus belum belum juga berangkat. Dugaanku tepat. Ini nih yang saya takutkan. Saya adalah penumpang pertama yang naik ke bus. Busnya sangat bagus dan bersih. Pokoknya VIP banget. Kelas sleeper, AC dan sangat nyaman. Tiga puluh menit menunggu akhirnya semua penumpang masuk ke bus. Perjalanan awalnya terasa menyenangkan meskipun sedikit menjengkelkan karena busnya berhenti 2 kali (ngambil penumpang dan tempat makan).

 Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam, saya pun belum melihat plang Tirichy di pinggir jalan. Sumpah, demi Allah saya panik, sudah mulai resah, gelisah pokoknya. Saya pun mengecek google map di ponsel saya. Ternyata dan ternyata masih 2 jam 40 menit lagi. Oh my God! Fasilitas yang saya dapatkan di bus tidak senyaman dengan perasaan saya waktu itu apalagi melihat plang Tiruchirapphalli –>11 km. Ngecek jam, 8:34 pm. Ya Allah, tolong hambamu ini.

Dan akhirnya yang dinantipun muncul,  plang “selamat datang di Trichy. Lagi dan lagi, jarak ke bus sentral dari plang itu masih saya tempuh hampir sejam tambah macet parah. Perasaaan saya sudah mulai kacau, mau mengumpat juga ama siapa, rasanya udah mau nikam supirnya muntah.

Sudah hampir menunjukkan pukul 10 malam. Tibalah saya di bus sentral, dan Alhamdulillahnya tiba-tiba ada 1 sms dari teman yang sempat saya kontak jauh-jauh hari sebelumnya.  Dia menanyakan saya di mana, pesawat jam berapa. Alhasil, kami pun bertemu, tanpa basa basi, teman saya langsung mengambil ransel kecil saya dan bruuumm naik motor ke airport dengan kecepatan 90 km/jam. Bayangkan saja, backpack saya sudah kebanting ke sana kemari, jantung terasa sudah mulai copot, sampai tidak sadar air mata saya keluar saking kencangnya. Jarak dari stasiun bus ke airport adalah 6 km, normalnya di tempuh 20-25 menit dengan taxi (diluar macet). Tapi, waktu itu hanya ditempuh ±8 menit.

Tiba di Airport Tiruchirapphalli, saya lalu berpamitan dengan teman saya. Mengucapkan terimakasih banyak telah monolong dan meminta maaf karena nggak ada waktu untuk ngobrol.  Beruntungnya, Dia sangat mengerti keadaan saya waktu itu dan he said  “hope to see you again”. Akhirnya saya masuk dengan buat check-in dan pas tiba di security check, ransel saya dibongkar soalnya ada yang mencurigakan katanya. Waduh drama apa lagi ini, Tuhan. Saya tetap dan berusaha untuk tenang, tidak panik meskipun jantung berdetak diatas normal. Cek per cek ternyata yang kedetek adalah tongsis saya. 

Setelah lolos dari imigrasi dan security check, saya pun menuju ke ruang tunggu dan bergegas menuju kios buat beli makan. Lapar tiba-tiba muncul, ya maklum nggak makan seharian saking paniknya. Rencana tinggal rencana. Harapan untuk mengunjungi Rock Fort dan menyicipi Maakali Kizhangu tak tercapai.

SUASANA KERETA API DI INDIA

Transportasi utama paling favorit di India adalah kereta api. Penduduk yang milyaran dengan negara yang luas membuat transportasi ini massive digunakan. Saya salut dengan system kereta disana, sangat bagus dan terkontrol. Beda jauh dengan yang ada di negara sendiri. Meskipun tampang gerbongnya kumuh, berkarat tapi sangat membantu saya selama traveling disana. Untuk menikmati kereta disana bisa booked tiket jauh-jauh hari sebelum berangkat disini. Nanti jika sudah masuk ke Clear Trip, kamu bakal disuguhkan dengan satu tahap yang sedikit ribet yaitu IRCTC ( Indian Railway Catering and Tourism Corporation). Kita harus membuat akun dan harus ada pihak ketiga yang terlibat, tidak lain tidak bukan adalah orang lokal, yeah orang India bukan orang gila. haha Kalau punya teman atau kenalan disana, malah lebih bagus. Bisa pinjam atau pakai akunnya.

Kenapa hal ini harus terjadi ???*ala-ala FTV

Dikarenakan pihak IRCTC mensyaratkan data berupa email dan nomor telepon India (+91) plus 10 digit nomor. Data-data tersebut nantinya diinput biasa, seperti ketika kita mendaftar di Clear Trip. Nah dari situ nantinya akan dikirimin 2 password untuk verifikasi akun. Satu password buat Email dan satu lagi ke nomor yang dipakai saat registrasi. Setelah verifikasi, nanti akun IRCTC akan langsung tersinkronisasi dengan Clear Trip. (REMPONG KAN?) Mending go show aja kaya saya ,nggak usah booked hihi

Takut kehabisan? Itinerary buyar? 

Jangan putus asa dulu, sistem perkeretaapian di India  bagus. Ada kuota untuk turis disebut tatkal meskipun sedikit lebih mahal yah dibanding tiket biasa. Jadi ada kelas-kelas kereta api disana. Nih, saya akan mengurut dari paling kumuh ke elit.

  1. 2nd Seat, duduk nggak boleh baring,tanpa ac,nauzuh bila aromanya
  2. Sleeper, tanpa ac,ada kasur,acak
  3. First Class, tanpa ac mirip sleeper
  4. AC chair car
  5. AC 3 tier, berpasangan tiap kompartmen,pakai ac, ada tirai,tidur 3 baris da nada nomor kursi
  6. AC 2 tier , mirip AC 3tier cuman semuanya berduaan aja
  7. AC first Class, sama Cuma ditambah pelayan aja.

 

Saya udah sempet nyoba tipe kereta nomor 1,2 dan 5. Ketika saya ingin ke dan dari Agra, ke New Delhi, dan ke daerah India Selatan, Chennai-Tamil Nadu.

Waktu ke Agra, saya dapatnya tiket sleeper. Jadi lumayan bagus. Sistemnya acak, jadi kalau ada yang kosong di kompartmen tinggal duduk saja.Kalo nggak dapat tempat kosong, yah berdiri. Jendela tidak bertirai, langsung dengan trali besi,sangat panas dan sedikit bau. Pulang dari Agra, kami membeli tiket general. Kami nggak tahu harus mau duduk dimana. Kami menuju ke kelas sleeper, dan dipimpong lagi ke arah depan gerbong. Tempat yang tidak lain tidak bukan semua orang India dengan beragam macam gaya disana. Sangat padat, panas,sesak,dan tidak bakal betah. Saya bertiga waktu itu belum naik kereta,baru mengejar dari luar dan sudah menciutkan kami untuk naik setelah melihat kelasnya. Kereta perlahan-lahan bergerak agakt cepat, sambil berdiri di luar gerbong kelas sleeper, kami bertanya keorang lokal yang berdiri di tepi pintu gerbong untuk memberikan kami izin untuk masuk. Sambil memelas dan berlari-lari kecil, akhirnya kami dibolehkan masuk. Dan LONCAT. LONCAT!

note :(ADEGAN INI TIDAK MEMAKAI STUNT MAN ! DONT TRY AT HOME!) huauau

 

Beda pengalaman lagi ketika saya ingin ke Chennai, daerah selatan India. Waktu itu saya berangkat sendiri. Sedikit cemas dan khawatir.Daripada harus menggunakan pesawat yang harga tiketnya mahal mending naik kereta. Saya beli tiket kereta kuota turis dari New Delhi ke Chennai seharga 2.200 rupee dengan kelas AC 3 tier, dan tahukah Anda berapa lama jarak tempuhnya? — 32 jam !!

Kebayang, kan jauhnya? Celakanya, malamnya saya mendadak demam dan mengigil entah kenapa. Mulai panik dan tidak tahu mau ngapain, tidur terganggu. Mungkin karena faktor kecapean angkat ransel sepekan lebih. Selama saya di kereta, makan jadi nggak enak, semua tetangga duduk saya di satu kompartmen itu laki-laki semua. 

32 jam itu lam, loh ! Berbagai macam stasiun yang saya lalui. Tidak pernah sekalipun turun dari stasiun karena semua keperluan makan ada di kereta. Saya kebanyakan tidur, kebetulan saya berada di seat yang paling bawah jadi enak, nggak terlalu mengganggu penumpang lain.

Pemandangan di kereta sudah membuat saya cukup tahu gimana rasanya kereta di India. Bagaimana suara-suara para penjual kacang, susu, gerbong, petugas kereta sampai dengan tipe-tipe penumpang. Kalian bisa lihat India itu gimana cuman dalam kereta.

 

So, sudah siapkah kamu merasakan sensasinya juga?

 

Jalur ke Chennai, jaooohhh banget!

KHIDMATNYA BERKUNJUNG KE LOTUS TEMPLE, NEW DELHI

THE ESSENCE OF ALL THE MESSENGERS OF GOD IS ONE AND THE SAME

 

Berkunjung ke New Delhi sepertinya tidak afdal jika tidak ke Lotus Temple. Sesuai namanya, bangunannya pun berbentuk bunga lotus. Saya dan teman saya tiba sekitar jam 1 siang. Antrian waktu itu cukup panjang dan semua pengunjung di larang membawa makanan dan minuman. Sangat sayang untuk dilewati soalnya bangunan mahakarya ini sangat berarti dan gratis pula. Baha’i House of Worship adalah nama lain dari Lotus temple. Sekitar 100 meter pengunjung harus melepaskan alas kaki sebelum masuk ke kuil. Taman disekitar temple sangat luas dan bersih. Kami para pengunjung di bagi dalam beberapa kelompok untuk masuk ke dalam temple. Sekedar informasi bahwa Lotus Temple ini dibangun pemerintah India sebagai tempat peribadatan, berarsitektur kontemporer yang berbeda dengan temple-temple lainnya.

Adalah Baha’I yang terbuka pada semua agama. Menurutnya keyakinan akan adanya Tuhan tidaklah harus dipersempit oleh suatu kotak agama. Menurut mereka sebuah ritual keagamaan pun tidak perlu dilakukan. Maka dari itu semua pengunjung bisa beribadah di dalam temple.

LOTUS TEMPLE
LOTUS TEMPLE

Saya dan teman saya tidak menggunakan jasa guide waktu itu. Saya hanya mengambil selembaran yang diberikan gratis di tempat itu. Selebaran itu menjelaskan tentang Baha’I, pandangan akan agama serta Lotus Temple itu sendiri. Bangunan ini bukan sembarang bangunan. Semua sudut bangunan memiliki arti. Terdapat 9 kolam yang mengelilingi bangunan. Bunga lotusnya terdiri dari 3 tingkat kelopak yang masing-masing tingkat ada 9 kuntum. Bangunan yang serba 9. Konon katanya, orang India meyakini bahwa angka 9 itu adalah angka keberuntungan. Mahakarya ini jelas sudah mengambil banyak hati para pengunjung. Bukan hanya saya yang sangat takjub ketika melihatnya dari kejauhan. Lotus raksasa yang berdiri kokoh dan megah.

Sebelum masuk ke dalam, tiap kelompok diberi arahan-arahan yaitu

  1. Dilarang bersuara keras di dalam kuil
  2. Tidak boleh mengambil gambar
  3. Dilarang keras untuk mengambil video

 

BAHA'I HOUSE OF WORSHOP
BAHA’I HOUSE OF WORSHOP

Setelah giliran kelompok saya yang masuk, kami pun digiring ke tempat duduk. Isi dari temple ini mirip aula. Deretan kursi kayu yang tersusun melengkung (mirip di stadion) dan altar yang cukup besar. Saya tidak mencermati sekali detail bangunan dalamnya. Semua hening, sunyi senyap dan perasaan yang sangat tenang. Saya pun segera duduk di sebelah teman saya sambil menundukkan kepala untuk berdoa. Sekitar 12 menit kemudian, kami keluar dan bersenda gurau di pinggir kolam.

Betapa menyenangkannya mengetahui satu warisan budaya yang sangat membuka mata dan pikiran. Bukan hanya tentang agama, kasta, bangunan, sejarah, tetapi bagaimana saya yakin bahwa kita semua itu sama di mataNya.

SALAH SATU KOLAM YANG MENGELILINGI LOTUS TEMPLE
SALAH SATU KOLAM YANG MENGELILINGI LOTUS TEMPLE

KEPERCAYAAN BAHA'I
KEPERCAYAAN BAHA’I