Berbagi keceriaan di Panti Asuhan Bani Hasyim

US !
Us !

Tepat tanggal 9 Juli 2017 (kelamaan baru di posting); TOSP (The Orange Sun Project) kembali melakukan satu agenda “rutin”  yaitu berbagi alat tulis menulis ke adik-adik yang membutuhkan di Makassar. Kali ini saya dan teman-teman saya memilih lokasi di daerah Daya, tepatnya di panti asuhan yang bernama Panti Asuhan Bani Hasyim. Ini kali pertama bagi TOSP menyumbang di panti asuhan. Ide ini di cetuskan oleh Kak Torgis (Tasril Pratama Putra) yang sekaligus sponsor waktu itu. (THANKS KAK, U ARE GOOD).

With Kids
With Kids

Di Panti Bani Hasyim, ada sekitar 30 anak yang jenjang pendidikannya dari SD hingga SMA. Ada yang diasuh oleh Ibu (aduh ,lupa namanya siapa) sejak bayi. Panti ini lumayan besar dengan beberapa kamar yang sudah dibagi-bagi untuk santri. Kebanyakan anak panti yang tinggal disana adalah putri.  Waktu itu hanya berkisar 2 jam kami mengajak mereka bermain, menggambar, perkenalan diri satu per satu, bernyanyi bersama dan foto-foto. Waktu itu tidak hanya alat tulis menulis yang disumbangkan, akan tetapi ada juga sumbangan dari Kakak-kakak TOSP berupa indomie,minyak,susu, dan telur. We had so much fun with them. Mereka menyambut kami dengan penuh suka cita. Anak-anaknya baik, ada yang pemalu ada yang suka tertawa, ada yang suka ngejek teman-teman sepantinya. Nggak banyak yang bisa dikasih buat Ibu kepala panti meskipun beliau sempat netesin air mata waktu udah mau pamitan, but we proud of her. Anak-anak sebnyak itu bisa diurus dengan sabarnya. Hal yang buat saya terharu juga ketika melihat salah satu anak membantu Ibu jualan di warung. Sejenak lihat kehidupan di situ, I realized that I am a lucky person; bisa berkumpul, makan , bersendagurau dengan keluarga. Thanks for Kak Torgis sudah bawa kami kesana, terimakasih juga untuk Ibu kepala panti yang sudah mengasuh adik-adik dengan penuh kesabaran dan ketekunan. Semoga amal kebaikan kalian bertambah, rejeki bertambah dan semoga kami ;TOSP bisa menjenguk kalian di lain kesempatan.

 

Ibu dan Kak Torgis
Ibu dan Kak Torgis

Sepenggal Cerita berbagi Bersama Anak Pulau

TOSP !
TOSP !

Tepat di Hari Senin, 25 Juli 2016, The Orange Sun Project mengadakan donasi di sekolah yang ada di salah satu pulau di Sulawesi Selatan yaitu, Pulau Koddingareng Lompo. The Orange Sun Project sendiri merupakan satu dari puluhan komunitas sosial yang ada di Makassar. Berangkat dari keinginan besar untuk membantu pendidikan anak-anak yang ada di Makassar, saya beserta teman-teman dekat saya membentuk komunitas ini pada tanggal 13 Juli 2013 dengan misi ;

  • Menjadi wadah bagi pemuda yang memiliki kepekaan sosial terhadap pendidikan anak-anak
  • Menciptakan kondisi yang baik sebagai sarana berkarya dan berprestasi
  • Menjadi lembaga acuan untuk meningkatkan kepedulian sosial.

Untuk merayakan 3 tahun berdirinya komunitas ini, kami  melakukan donasi ke SD yang ada di Pulau Kodingareng. Sepekan sebelum hari donasi, tim TOSP mensurvey sekolah, berbelanja perlengkapan tulis menulis yang akan didonasikan, mencetak kaos dan spanduk serta menyusun rangkaian acara.

Di hari berbagi, semua tim bergegas pagi-pagi untuk memastikan seluruh komponen yang dibutuhkan di lokasi terorganisir dengan baik.

Adik-adik dikumpulkan dalam satu rumah panggung. Setelah perkenalan diri oleh kakak tim TOSP, sekitar 50 murid SD dibagi menjadi 3 kelompok dalam 3 sesi. Sungguh di luar dugaan, sambutan TOSP di pulau ini sangat luar biasa. Bahkan, anak-anak di luar SD juga mendekat dan bergabung bersama kami.

For addition, TOSP tidak hanya mendonasikan alat tulis ke siswa-siswi SD akan tetapi juga memperkenalkan ke adik-adik tentang seni dan cita-cita. Konsep pengenalan cita-cita ini mirip dengan kelas inspirasi. Semua adik-adik diajak untuk menulis nama dan cita-cita di secarik kertas yang telah disediakan untuk kemudian dilekatkan di pohon cita-cita.Cita-cita adik-adik beragam, ada yang mau jadi dokter, guru, polisi,dll sampai akhirnya tampil seorang murid bernama Aflah yang bercita-cita ingin menjadi tukang sampah (yang dia maksud mungkin petugas sampah). Ketika ditanya oleh kakak TOSP kenpa ingin jadi tukang sampah ? jawabnya polos “ingin melihat pulaunya bersih”.  Kalimat yang terlontar dari murid kelas 4 SD itu membuat suasana menjadi haru. It was so unpredictable, ketika anak-anak seusianya ingin menjadi dokter dan sebagainya, dia lebih memilih melihat pulaunya bersih. *ambil tissue

Screenshot_2016-08-01-13-16-59_1
Aflah

Screenshot_2016-08-01-13-17-30_1

 

Screenshot_2016-08-01-13-27-11_1

 

Pagi itu menjadi satu moment besar dan patut disyukuri, TOSP hingga hari ini masih bisa mengulurkan tangan membantu anak-anak di Makassar. Terimakasih yang sebesar-besarnya bagi donatur kami di luar sana yang senantiasa tetap menyisihkan rejekinya buat adik-adik dan tentu saja untuk tim TOSP yang sampai saat ini masih solid,masih peduli dan masih hidup LOL ..

Screenshot_2016-08-01-13-17-37_1

thanks GOD for blessed us, we Love you!

 

without wax

TOSP , Feliĉan Naskiĝtagon !

Jpeg

 

Nun vi estas 3 jaroj. Mi estas tre feliĉa por vin. Mi kaj mia geamikinoj festis por la tria datreveno de TOSP en kafejo, nomita Warunk Upnormal ,13a Julio 2016. Antaŭ la festo ,mi kaj Dede (mia amiko) aĉetis unu ĉokolado kuko.Ni alvenis al kafejo ĉe 8 horoj.

Ni sidis kune kaj mendis manĝoj kaj sukoj. La kelneroj servis la vespermanĝon.Ni ludis kartojn por horoj tiam parolis pri la plano de TOSP. Ni donacos al lernejo kie situas en insulo ĉimonate. Mi kaj mia geamikinoj parolos pri tio en la sekva kunveno.

 

C360_2016-07-13-22-40-47-592

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

MI Nasrul Haq

The Orange Sun Project aka TOSP mungkin belum banyak yang tahu. NGO ini dibentuk oleh saya dan teman saya pada tanggal 13 Juli 2013. Kebetulan saya menjabat sebagai sekretaris di komunitas ini. Jadi misi kami adalah memberikan layanan sosial (bantuan berupa alat tulis) kepada anak-anak sekolah SD yang ada di Makassar.Selain itu, kami juga memperkenalkan  cita-cita kepada adik-adik yang sekolahnya kami kunjungi. Sasaran kami bukan hanya di sekolah-sekolah yang fasilitasnya kurang, akana tetapi juga di rumah belajar dan di panti asuhan.

Baru-baru ini, saya dan teman saya berbagi alat tulis di Madrasah Ibtidayah Nasrul Haq.  Kami mengunjungi sekolah tersebut di pagi hari. Kebetulan sebelum nguli, saya menyempatkan mendonasi dulu.

“Assalamualaikum adik adik”

Murid kelas 1 dan kelas 2 sudah berkumpul dan duduk manis menyambut kami. Guru dan wali kelasnya pun sudah tampak siap menyambut kami. Suasana pecah ketika kami semua satu persatu memperkenalkan diri di depan kelas. Perkenalan diri pun hanya beberapa kalimat saja. Nama, Cita-cita dan hoby, really simpel 😀

Cita cita lagi? Yeap C I T A -Cita. Satu hal yang terbilang esensial dalam hidup. Bisa dikatakan sebagai bahan bakar yang dapat membakar semangat untuk mengejar impian.

What do you wanna be?

Cita-cita penting diperkenalkan di masa kanak-kanak.Bicara tentang cita-cita, murid-murid MI Nasrul cukup antusias ketika diarahkan untuk menggambar dan menulis cita-cita mereka di kertas untuk kemudian di tempel di pohon cita-cita. Ada 9 kelompok yang terdiri dari 5 murid tiap kelompoknya yang dipandu oleh satu orang dari TOSP. Seluruh kelompok akan memperkenalkan anggota kelompoknya di depan kelas sambil menyebutkan cita mereka masing-masing dan memperlihatkan hasil gambar kelompoknya. Setelah menempelkan kertas cita-cita mereka di pohon cita-cita, sumbangan atau hadiah yang sudah kami sediakan berupa alat tulis kami berikan satu per satu ke murid.

Saya dan murid-murid kelompok saya , kelompok APEL.
Saya dan murid-murid kelompok saya , kelompok APEL.

Mungkin kegiatan kami terdengar biasa-biasa saja. Usaha kecil yang TOSP lakukan paling tidak bisa membantu anak-anak SD terkhusus di Makassar untuk selalu belajar belajar dan belajar. Senyum merekah dari wajah polos mereka sudah menjadi kepuasan tersendiri bagi kami.

 

Thanks a million for our unknown- donors out there. Keep sharing and doing good !

#berbagiituindah

I love you my team!

 

without wax