Melihat lebih dekat India Tamil di Batu Caves,Malaysia

Akhir January 2015, saya menghabiskan sehari di Malaysia setelah traveling beberapa minggu di China. Salah satu wish list saya kala itu adalah berkunjung ke batu Cave. Berawal dari postingan salah satu traveler yang mengunjungi tempat tersebut, saya tertarik untuk mengunjunginya. Untuk menemukan tempat ini sangatlah mudah bisa naik KTM komuter dari KL central sampai pemberhentian paling akhir. Waktunya berkisar 20-25 menit dengan biaya  20rb sja. Tapi untungnya, saya dijemput teman dari airport ke tempat tersebut.

Batu Caves merupakan salah satu tempat wisata batu kapur yang ada di Selangor, Malaysia. Di lokasi tersebut terdapat satu patung besar berwarna emas yang berdiri dengan kokohnya. Dia adalah patung dewa Murugan. Dewa perang dari kalangan orang Tamil – India. Dewa yang mencerminkan kebaikan, usia muda, dan kekuatan serta dianggap sebagai sang penakluk kejahatan. Dewa Murugan juga dikenal dengan nama  lain yaitu Skanda, Kumara, dan Subramaniam.

2015-01-24-20-10-30_deco
Me and Murugan

Tiba di sana, saya langsung mengeksplor kawasan itu. Suasana kali itu sangat ramai pengunjung dan terlihat banyak orang Tamil disana. Saya kemudian mulai jalan mendekat ke patung Murugan. Patung itu tingginya mencapai 42,7 meter. Patung Murugan yang tertinggi di Malaysia dan tertinggi kedua di dunia.

Kemudian setelah itu saya mencoba untuk melihat gua yang ada di bukit kapur. Untuk mencapai gua tersebut, saya harus melalui 272 anak tangga. Tanpa pikir panjang, saya pun langsung ke sana. Melewati ratusan anak tangga tentunya lelah, akan tetapi, setelah menoleh ke belakang ,pemandangan dari tempat tersebut sangat indah.

tiba di gua setelah melewati 272 anak tangga
tiba di depan gua setelah melewati 272 anak tangga

Setelah saya melihat-lihat di dalam gua, saat menuruni anak tangga, terlihat banyak sekali orang India Tamil yang berjalan menuju ke Goa. Ada yang terlihat memandu anaknya, ada yang membawa kaleng susu di atas kepala, dan ada juga yang membawa semacam kerangka dari kayu dan besi yang dibopong menuju Goa. Cek per cek, ternyata ada perayaan besar. Wah wah, sangat beruntung sekali saya melihat dan menyaksikan perayaan festival paling sakral bagi Hindu Tamil. Festival itu adalah Festival Thaipusam. Festival ini merupakan perayaan tahunan yang digelar pada bulan Januari sampai awal February. Thaipusam berasal dari kata Thai artinya eek  (just kidding), nama bulan ke sepuluh di kalender Tamil; sementara Pusam adalah salah satu nama bintang. Kalau di dalam zodiak dikenal dengan nama Cancer.

Gambar di atas merupakan satu orang Hindu Tamil pembawa kavadi. Kavadi dilengkapi potongan kayu untuk tumpuan di bahu yang dihias dengan bunga dan bulu merak, serta sebagian disemati duri yang menusuk tubuh. Beratnya bisa mencapai 40 kilogram dengan panjang empat meter. Dewa Murugan juga mengatakan bahwa siapa saja yang datang mempersembahkan kavadi kepadanya, maka akan mendapatkan berkah darinya. Pada bagian atas terdapat bulu merak yang diyakini sebagai sosok Tuhan kalangan Tamil. Sosok Tuhan itu adalah Gauri yang tidak lain adalah ibu dari Dewa Murugan. Kavadi adalah istilah yang berarti “beban” atau secara harfiah berarti “berkorban di setiap langkah”. Tidak semua orang bisa membawa kavadi. Seorang pembawa kavadi harus melakukan ritual khusus, seperti menjalankan “selibat”, tidak minum alkohol, diet vegetarian dan puasa khusus. Ini dilakukan sebagai bentuk pembersihan diri.

Menghabiskan berjam-jam ditempat ini tidak membosankan bagi saya. Perjalanan sehari untuk melihat batu caves, Dewa Murugan ternyata mermbawa pengetahuan baru dan tentunya pengalaman baru secara tidak sengaja melihat satu acara festival tahunan yang sakral bagi kaum Hindu Tamil.

Anak bayi yang dibopong ke dalam gua
Anak bayi yang dibopong ke dalam gua
Jpeg
Anak India Tamil yang ikut perayaan Thaipusam
salah satu penjual susu dan bunga yang ada di acara festival.
salah satu penjual susu dan bunga yang ada di acara festival.
suasana dalam gua
suasana dalam gua

PESONA SI CANTIK PENANG,MALAYSIA

Setelah beberapa hari di Selayang, kami putuskan untuk ke daerah Penang. Penang atau dikenal dengan nama kota George town. Disana kami ingin bertemu dengan salah seorang temannya Dede, namanya Ash. Kami bertemu di salah satu warung. Sambil nunggu Ash, kami nikmatin dulu nasi lemak dan teh tarik yang lumayan murah dan wuenak. Nggak sah kalo nggak nyobain kulinernya orang Malay.

Ash datang dan beberapa selang sambil kenalin diri, ngobrol-ngobrol ,akhirnya kami menuju rumahnya. Lumayan jauh naik mobilnya Ash. Kami menyebrang menuju George Town. Kota kecil yang hangat dan cantik. George town adalah ibu kota Penang. Disana katanya surge para pecinta makanan dan selain itu kita juga disuguhi dengan bangunan-bangunan tua yang memajang romantisme peninggalan Inggris masa lampau. Bagi yang ingin bulan madu atau mungkin pre-wed sepertinya cocok banget di tempat ini. Waktu itu kami tibanya malam hari dan tidak terlalu melihat jelas pemandangan-pemandangan cantik yang dipaparkan setiap gedung-gedung tua. 

Keesokan harinya barulah kami diajak untuk berkeliling di kota cantik ini. Bersih,nggak bising dan pokoknya bikin betah. Kami mengunjungi beberapa kantor-kantor pemerintahan, pelabuhan dan juga shopping centre. Tidak heran jika kota Penang ini menjadi salah satu titik UNESCO yang ada di Malaysia selain Malaka. Jadi keaslian dan keorisinilan (sama aja kelessss) tidak bisa di rubah.Setelah berkeliling di kota kami pun kembali ke rumah dan bersiap-bersiap untuk makan malam. Makan malamnya tomyam. Makanan khas Thailand. Kami diajak ke salah satu restoran yang ada di kota. Setelah itu kami bertiga diajak ke toko bunga milik mamahnya teman saya. Setibanya disana kami dikasih oleh-oleh yang sangat lucu.  

 

DI SUDUT KOTA
DI SUDUT KOTA

cuticuti (8)

DINNER TIME
DINNER TIME

Too soon to leave. Kota Penang memang tidak terlalu luas untuk dijelajahi, bisa memerlukan beberapa jam saja. Akan tetapi romantisme sejarah yang berdiri kokoh disana membuat saya berat untuk melangkahkan kaki ke tempat lain.

PUASA DI NEGERI ORANG

 

23 July 2014

Saya dan sahabat saya Dede berangkat dari Makassar- Kuala Lumpur pukul 5:45 sore. Kebetulan kami sedang menunaikan ibadah puasa Ramadhan. Sebelum on board, saya jajan dulu buat berbuka puasa nanti.  Celakanya petugasnya tidak mengijinkan saya masuk dengan makanan dan minuman yang saya baru beli. Meskipun udah dibilangin buat kami berbuka nanti,tetap nggak dibolehin. Saat menuju ke pesawat, terpaksa dengan berat hati jajanan sekantong plastik saya berikan ke petugas. Seketika lemas, lunglai, mengelus dada,bayangan untuk meneguk keras minuman dingin pupus sudah *sakitnya tuh disini

Hampir sejam lebih di pesawat, kami berdua menonton serial favorit kami berdua, Two Broke Girls. Sekitar 2 episode yang terlewatkan, akhirnya kami memutuskan untuk berbuka puasa soalnya langit sudah gelap. Dengan mengandalkan feeling dan  gelapnya warna langit. Ya kan nggak mungkin dengar suara adzan di pesawat. Ponsel juga off. Akhirnya kami membuka bekal yang dibawa dari rumah, donat kampung dan bubur kacang ijo. Ada yang kurang. Yes, air minum. Weleh-weleh. Pengen beli air tapi flight attendantnya masih jauh di depan. Tanpa mikir panjang, kami berdua berbuka puasa tanpa minum air. Alhamdulillah, tetep nikmat. Nggak lama pramugarinya udah datang dengan “gerobaknya”, Dede beli air mineral dan teh dingin. Nikmatnya double!

Sambil melanjutkan kembali tontonan kami, tiba-tiba keluarlah sepatah kalimat (singkatnya seperti ini kalo di bahasa Indonesiakan)

“ Bagi para penumpang muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa, waktunya untuk berbuka puasa__terima kasih”

____Serentak kami bertatapan dan tertawa keras haha______

Sekitar jam 9 malam tiba di KLIA, kami mengambil bus untuk ke KL sentral. Tiba di KL Sentral kami memutuskan untuk makan kembali. Kembali menikmati trip 3 tahun lalu, di tempat yang sama, warung pinggir jalan. Kami pesen nasi bujang (2,5 RM) dan teh tarik (2RM). Sembari menunggu sahabat kami yang satu lagi dari Jakarta, kami mencari tempat yang bisa dipakai untuk online. Akhirnya kami memutuskan untuk ke Old Town White Coffee seberang jalan pojok sekitar tempat warung tadi.

Kabar dari teman yang harusnya bertemu sebelum jam 12 malam, memutuskan kami untuk kembali mencari ke KL Sentral lagi. Soalnya cafenya juga sudah mau tutup. Berkeliaran tengah malam, bolak balik sana sini, si FIA (sahabat kami) belum ketemu. Kontakan di Line juga nggak berhasil soalnya bad network.

Udah kecapean akhirnya kami mencari penginapan disekitar warung tadi. Ketemu namanya Central Longe. Dede yang ngurus, berbicara  dengan si recepsionis yang tak berbaju (orang India kayanya). Dapatlah 120 RM /3 orang, free Wi-Fi, 2 beds, hot water, AC, breakfast dan check out jam 6 Sore.

Pukul 3 pagi setelah chattingan, akhirnya saya yang keluar mencari si Fia (katanya sudah ada di sekitar café tadi. Jalan raya sudah tidak lagi ramai dilalui kendaraan, lampu jalan yang remang-remang menambah suasana sedikit mencekam. Tibalah sosok yang saya kenal tertangkap dari mata saya. Akhinya saya berteriak “ FIAAAAAAAA”. 

Tik tok tik tok

Waktunya sahur (5:55 pagi). Tadinya malas untuk makan sahur, tapi mencium aroma pop mie soto yang disiram Dede langsung auto ngiler. Abis sahur, shalat dan tidur.

Sekitar pukul 1 siang, kami bertiga dengan riangnya meluncur ke Twin Tower. Wah, ternyata  banyak yang berubah di sana. Sekitar jam 4 sore kembali ke penginapan untuk beberes. Kami merapikan semua barang-barang, mengisi air mineral sebanyak-banyaknya (gratis,lumayan buat buka nanti). Keluar dari penginapan,  ada banyak lapak yang jual berbagai  jajanan. Kami memilih bekal untuk berbuka (Dede yang traktir) dan berjalan ke KL Sentral. Tiba di sana, kami membeli tiket bus (10 RM) untuk ke bandara. Kali ini buka puasanya di bus dan dan kali ini juga nggak bakal salah lagi jadwal berbukanya.

Sampai di bandara sekitar 8:30 malam. Kami check-in dan tau tau over bagasi ! yang harusnya 25kg bengkak menjadi 29,1kg. How come? Dengan mundur perlahan darai counter, jurus ampuh pun segera diambil. 

BONGKARRRRRRRRR!!!!! Pakai ini pakai itu, ambil ini ambil itu, masukkan ini, keluarin itu. dan berhasil. Kami menuju ke pesawat jam 9:30 malam.

Oh iya, tambahan, ternyata jarak dari tempat check-in ke gate  jauh coy. Nggak masalah jug,  sih sambil liat-liat isi bandara. Pesawat take off 10:25 malam and…

FASTEN THE SEATBELT, READY TO GO TO INDIA

wooohoooooooooooooooooooo! 😉

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BACKPACKING 3 NEGARA PART 0

Late post pemirsah. Tapi gpplah yaaa saya share dikit tentang backpacking saya dan teman-teman saya di tahun 2011 April lalu.  (hahaha ngakak,mau nulis apa, udah lupa)

Herewego’

Karena traveling, kami sahabatan. Traveling 3 negara ini membuat kami lebih dekat secara emosional ahahhay. Jadi, saya perginya berempat dengan teman kuliah. Saya, Ahmad Adha, Fia, dan Ahmad Muhaemin. Saya,Ahmad Adha dan Fia satu jurusan di fakultas Sastra Unhas dan Ahmad Muhaemin teman club renang saya kebetulan dari fakultas tetangga, Ekonomi. Ide ini berawal dari Ahmad Adha (panggilannya Dede) yang dapat tiket promo waktu itu. Dia langsung ngajakin saya kebetulan kami sering sekelas dibeberapa mata kuliah. Waktu itu nyari teman traveling laen buat kesana, akhirnya dapat Ahmad Muhaemin dan Fia dari kelas lain. Saya dengan Fia sama sekali nggak kenal nggak tau meskipun satu angkatan di Sastra Inggris. Dede yang kenalin saya dengan Dia. Singkat cerita, berembuk akhirnya jadi. Soal akomodasi semua Dede yang ngatur. Kami tinggal berangkat aja.

Kami berangkat bulan April, issued tiketnya kalau nggak salah bulan January. Jadi selang tiga bulan itu saya, Fia dan Muhaemin siapin passport dan segala macam untuk traveling perdana kita ke luar negeri. Rencananya akan kami habiskan 2 pekan untuk traveling  3 negara. Kebetulan waktu itu saya bertiga (kecuali Muhe yang setaun diangkatan kami) lagi musimnya ngurus skripsi, tapi kami tangguhkan dulu hehee nggak ngejar Wisuda bulan Juni, tapi target bulan September nanti. Biasanya orang nyelesein tugas atau kerjaan dulu baru refreshing, laaah kami mending refreshing dulu baru nyusun. Toh udah ada persetujuan proposal, tinggal penelitiannya doank. hahaha

Finally tiba juga hari yang dinanti-nantikan.Kami berangkat ke Malaysia nggak pake penerbangan langsung dari Makassar. Tapi kami transit dulu di Balikpapan.Tau la yaak backpacker, press budget semaksimal mungkin  hehe.Kebetulan harga tiket dari Balikpapan ke Malaysia lebih murah dibanding dari Makassarnya langsung. Bagusnya lagi, kita bisa sekalian backpacking ke Borneo beberapa hari sebelum ke Malaysia. Saat itu, kami berangkat dari Makassar nggak bersamaan, saya dan Fia terbang duluan, Muhe dan Dede terbang dengan maskapai lain dengan hari yang sama juga.

Meluncurlah saya dan Fia ke Balikpapan. Tiba duluan di bandara Sepinggan. Pertama kali saya ke Borneo seketika cukup takjub juga dengan airportnya yang lumayan bagus dengan dekorasi yang khas dayak gitu. Serba kayu meskipun sedikit gerah dan sempit.Beberapa jam nunggu, akhirnya si Dede dan Muhaemin tiba dengan selamat di Sepinggan. Perasaan senang banget, kegirangan kaya’ nggak ketemu setaon aja. ahah

Disitu kami putuskan untuk mencari tempat nginap yang murah dan nyaman pastinya. Kami keluar bandara berjalan-jalan dan ngambil angkot di tepi jalan sambil noleh-noleh liat penginapan. Udah magrib masih nyari tempat, jalan sambil nentengin barang-barang termasuk bekal. Maklum perdana trip jadi mayan rempong
BTW, bekal kami keren, loh. Ada ikan kering, buras, tempe goreng dan abon. Nyokapnya Fia yang bikin. Thank you Auntie ! 🙂

Sambil jalan, kami liat ada 1  penginapan. Papannya di pinggir jalan, tapi lokasinya harus turun lagi beberapa meter. Cekpercek, toktok, ketemu sama yang punya penginapan. Dia kasih harga lumayan murah dan kamarnya juga luas,  bisa sampe 6 orang di dalam. Rumah panggung nggak keliatan kamar penginapan sih, mirip rumah sendiri yang punya kamar berlebih kali yaa disewain. Rebahan sebentar dan akhirnya kami buka bekal. Bekal yang seharian ditentengin dari Makassar wkwwwkw. (OMG, baru sehari aja, kesan di Borneo nggak bisa dilupain).

Besoknya kami putuskan untuk berjalan-jalan merasakan udara Balikpapan. Makan bakso di sekitar Ewalk, ngemall dan pastinya nggak shopping ahahah. Satu lagi kesan menarik dari kota ini, bersih cuy. Sumpah bersih banget. Makassar kalah jaoh. Bukan 11-12, tapi malah 11-30 haha. Abis muter-muter kami putuskan untuk kembali ke penginapan. See you, Malaysia!