Makassar International Writer Festival 2015

We are happy to confirm your place as a volunteer at Makassar International Writers Festival 2015 in hospitality. …”

 

good place, good read
good place, good read

Demikian isi email yang tak terduga-duga datangnya dari panitia seleksi MIWF 2015. Kurang lebih sebulan menunggu setelah mengajukan diri untuk jadi volunteer even keceh ini. Sebanyak 374 aplikan dan yang keterima cuma 135. Festival ini digelar bulan Juni berlangsung pada tanggal 3-6 Juni 2015 di Fort Rotterdam.

why did I join this event?

There were so many reasons.Well, first of all, I do like volunteering. Volunteering make me become a grateful person, better person, wiser ,more honest and sincere to do things. Do something without expect a reward or something like that. Making friends and meet others from different cultures, It is so damn Uplifting. Second one was The festival was carried out by some great Writers from all over the world. I sometimes write  and i think this was a good privilege for me to look out the marvelous writers closer. The last one was I am a jobless LOL

Kaos, ID and Coffee for sure
Kaos, ID and Coffee for sure

Selama 4 hari itu, saya  mendapatkan banyak hal baru. Bertemu dengan penulis penulis keren, mendengarkan materi workshop secara LIVE dari mereka, dan satu hal yang saya sangat senangi adalah kita betul betul diajar secara tidak langsung untuk memanajemen waktu kita sendiri dan betanggungjawab atas tugas yang telah diberi. Bermacam-macam karakter dari para volunteer membuat even ini lebih hidup. Kreatifitas, kerjasama, solidartitas, pokoknya semua mengenyampingkan ego masing-masing. Bukan upah yang kita inginkan, bukan uang yang kami harap, tetapi pengalaman baru yang tidak semua orang bisa melakukannya, Yap tidak semua orang yang mau meluangkan waktunya untuk menjadi sukarelawan. Rutinitas kantor, keluarga atau memang karakter yang acuh dengan hal-hal seperti ini yang cenderung membuat orang enggan melirik.

 

Tidak akan ada foto saya bersama Jajang C Noer, Riri Riza, Trinity, Pallavi Aiyar, Adrian Grima, Fadli PADI, Satoshi Kitamura  dsb jika saya nggak jadi volunteer disini. Tidak akan ada juga goresan di buku saya tentang OCEHAN EMAS yang dibawakan Janet Steele, Ifan Ismail (penulis naskah Habibie dan Ainun), Peter Van Dongen, Mira Lesmana, sampai mantan diplomat US untuk Indonesia Pak Stanley Harsha. Tidak akan pernah juga dengan seenaknya mengetuk kamar Agus Noor buat konfirmasi kedatangannya di Makassar.

With one and only Jajang C Noer
With one and only Jajang C Noer

Yeap semua karena keikutsertaan sebagai volunteer. Sungguh ironis jika kita hanya disibukkan dengan aktifitas yang begitu saja ,melongok depan layar komputer, duduk  seharian di kantor tanpa ada sesuatu yang bisa membuat kita lebih menjadi orang yang jauh berjiwa besar, jauh membuat hidup berwarna tentunya.

One shot with a superb traveler, TRINITY!
One shot with a superb traveler, TRINITY!

Terimakasih yang sebesar-besarnya buat MIWF 2015 atas kesempatan yang diberikan kepada saya, I will be glad to see you next  year !

Thanks my team, my good friends!

Luv y’all,

 

without wax

SALAH PULAU

LATE POST

Dede, Badar, Fia and me spent our weekend in uncommon island. It’s located in Makassar. We were bored to spend our weekend in Cafe,Mall and home so kami mutusin untuk ngabisin akhir pekan di pulau Koddingareng. Sebenarnya ada beberapa pulau yang menarik yang bisa dikunjungi di Makassar.

Kami berempat tiba di pelabuhan Paotere Makassar untuk nyari kapal ke pulau seberang. Berbekal ransel, tenda,cemilan dan beberapa pakaian ganti. Kami berempat nyari kapal yang ingin ke pulau koddingareng, udah nego beberapa kali tapi nggak dapat-dapat juga. Cuaca saat itu terik,panas banget sampai kami bertemu dengan salah seorang pria yang kebetulan punya kapal dan ngobrol-ngobrol. Karena udah siang banget, kapal-kapal yang nyebrang juga udah nggak ada. Alhasil si bapak ini berbaik hati untuk mengantar kami ke pulau. Tarifnya lumayan terjangkau, 30K/each (itu plus jemputnya besok)…

tededengtededeng___

Bergegas naik ke kapal, cuaca yang sangat terik dan kami berempat siap-siap untuk meninggalkan kota. ahha_ Nggak nyampe 20 menit nyebrang, kami akhirnya sampai.

engingeng______

Terlihat ada 2 orang disana, nih pulau sepi banget, jorok banget pokoknya. Pasirnya kasar dan itam. Saya dan Fia nanya ke Dede.. ini pulaunya?_OMG ternyata kita nggak ke pulau Koddingareng, tapi pulau Gusun. ahah. Ternyata oh ternyata, udah nggak ada kapal yang kesana, nih bapak juga pasang tarifnya kelewatan mahal, jadi yaa dia rekomendasikanm ke pulau yang lebih dekat.

Pantesan dekat banget, aduuhh Pantai Losari, hotel Arya Duta, trans Studio ampe penjual pisang EPE” pun masih terlihat diseberang sana. ahaha

Pulau ini nggak seperti pulau lain yang menampilkan panorama yang indah untuk nyantai-nyantai, pulau ini digunain oleh warga setempat untuk nyari nafkah. Dari sepanjang tepi pantai terlihat bebrapa hasil laut yang udah mengering, seperti cumi, ikan dan hasil laut lainnya.

OK ! let’s get started. Bongkar ransel, kita siapin tenda. Nggak butuh waktu lama untuk nyiapin tempat nginap kita yang cukup mungil untuk berempat. ahha__ TENDA udah ready, kita menyisir pantai dulu. Nggak jauh dari lokasi kami, ada  rumah warga yang terlihat di balik bebatuan. Masih sore, ayo bermain-main. ahahah__

Kami main DENDE, salah satu permainan traditional yang nggak pake ribet. Modal batu kecil plus pasir buat gambar denah mainnya. CEILA denah.. aahha

It’s so much fun, gila bener.. kami berempat di pulau yang nggak jauh dari keramaian kota maen ginian. ANEH memang ahah __ AND akhirnya kita LAPAR JUGA, bergegas ke rumah warga yang diliat tadi. Numpang nanya, akhirnya kami putuskan untuk makan Mie saja. Si yang punya rumah buatin mie dan nasi untuk kami santap nantinya. Lumayan mahal dari harga yang seharusnya kami dapat di kota, tapi yaa ngerti soalnya ini kan pulau, nggak ada warung apalagi Alfa mart ahah

Mie dan nasi pun tersaji, dan sluuurrrpp ,…. SIKAAAATT ! Makan malam kami emank sederhana, tapi suasana di pinggir laut itu yang bikin enak banget. —

Malamnya kami berempat nggak tau mau ngapain, kami duduk berjejeran sambil mandangin kota Makassar yang jelas banget keliatan. Senda gurau sambil gosip dikit, trus maen tebak-tebakan ‘NEGARA dan IBU KOTAnya”

Malam mingguan di pualu Gusun ini seru banget, seolah-olah kita terdampar dan renungin diri buat balik ke kota. ahah__ langit malam , angin malam dan nyamuk malam pun menyapa kami. Terlihat di kegelapan, 2 orang nelayan yang melewati kami. Mereka sampai subuh lo di pulau ini, demi ngais rejeki. _____ Betul-betul salut deh !

we got BOAT
we got BOAT
our simple dinner
our simple dinner

 

Keesokan harinya, kami maunya berenang , snorkling (kebetulan bawa), kenyataannya berbeda pemirsah. Airnya kotor, pasirnya juga, karangnya tajam, bener-bener deh salah pulau.

Rapi-rapiin barang sambil nungguin si bapak yang anterin kami kemarin. Nggak berasa, kita harus pulang lagi. What we’ve done last night, guys?

ahahahhhahhaa___________ terbahak-bahak

Weekend yang berkesan menurut guwa. Nggak harus mahal buat liburan guys. Daripada weekendnya di Mall mulu, mending coba deh yang sedikit adventuring. Yakin deh, bakal BEDA sensasinya__

CIAO !!!!

 

 

 

 

Hitchike bersama Cowo’ Rumania

Satu lagi cerita tentang hitchhiking aka numpang di kendarannya orang, saya bersama salah satu teman baik saya dari Rumania, Emil. Kami berdua telah mengunjungi Bantimurung. Untuk kalian yang kurang familiar atau asing dengan nama objek wisata ini bisa cari tahu ndiri di Almighty GOOGLE.

Nah,singkat cerita setelah kami mengeksplor kawasan itu, kami memutuskan untuk balik lagi ke Makassar. Suasana sore itu mendung dan ternyata pete’pete’ (istilah angkutan umum di Makassar) udah pada nggak beroperasi lagi. Jadi kami berdua terpaksa masang aksi “angkat jempol”.

tik tok tik tok

Kami bergantian ngacungin jempol. Nggak lama kemudian, satu mobil Rush putih tiba-tiba berhenti di depan kami. Setelah berbincang dengan pengendara, kemana mau kemana dari mana ama siapa, akhirnya kami dipersilahkan naik. Nggak cukup 3 menit untuk dapat tumpangan. Di dalam mobil itu ada 1 bapak (yang nyetir), 2 Ibu-Ibu dan satu gadis kecil. Saya  berbincang-bincang dengan Om sementara si Tante yang satu sibuk foto-foto sama temen guwe. You knowlah pesonanya bule itu gimana kalo di kampung.

Nggak lama, kami turun di depan Mesjid Agung Maros. Kebetulan karena Om dan Tante ini beda arah ama kita, jadi yah diturunin disitu. Kami berpamitan dan ngucapin terimakasih dan yes melanjutkan perjalanan lagi. Langit sudah gelap, kami berjalan sambil sesekali berhenti ngacungin tangan. Nah disini kami lumayan lama dapet orang yang ngasih tumpangan soalnya udah gelap dan kendaraan melintas cepat. Banyak yang mau ngasih tumpangan, tapi setiap yang singgah dan nanya pasti nggak searah. Kebanyakan pada mau lewat tol sementara Saya dan Emil nggak ngarah kesana. Sekitar 15 menit, datanglah peri penolong yang baik hati. Mobil Pick up hitam yang perlahan demi perlahan ngerem di depan kami. Sepasang suami istri yang ngasih tumpangan. YAY ! Mereka bilang (logat Makassar) “Ndak papaji duduk di bak belakang?”.

Saya jawablah “Nggak sama sekali”

Orang-orang yang dikeliling guwe pada ngeliatin. Kebetulan mobil kami berhenti pas lampu merah depan bandara Sultan hasanuddin. Cuek bebek, nikmati aja, toh kaga ada yang kenal. 55555

Overall, it’s a fun trip Terimakasih buat orang-orang yang bersedia membagikan ruang di kendarannya untuk saya dan teman saya. Saya doain deh panjang umur, sehat selalu 😀

XX,

Saskia

*55555 adalah istilah gaol di Thailand yang berarti LOL.Nggak tahu LOL artinya apa?  *tepokjidat