Training of Volunteer

“THE BEST WAY TO FIND YOUSELF IS TO LOSE YOURSELF IN THE SERVICE OF OTHERS”- M.GANDHI
Para kandidat yang lolos
Para kandidat yang lolos

Satu lagi tempat tongkrongan berbagi guwa bersama pemuda-pemudi harapan Emak ! :p. Namanya adalah Lentera Negeri. Lentera dan Negeri, nggak perlu kali yah saya uraikan filosopi dibalik phrase itu. Kalau mau tahu lebih lanjut bisa langsung kunjungi si doi  disini

Jadi untuk bergabung di keluarga besar Lentera Negeri ini, “pelamar” harus ngisi kotak amal formulir pendaftaran dulu plus menulis essay tentang kondisi pendidikan di Indonesia. Setelah itu, rendam semalaman dan tiriskan tunggu deh sampai nada pesan di ponselmu berbunyi 😀

Konfirmasi lulus itu saya dapat dari pesan masuk oleh kakak relawan panitia Training of Volunteer LN ke-5 ini. Senang pastinya bisa dipercayakan untuk menjadi seorang relawan di komunitas ini. Belum pernah saya mengikuti acara ke-relawan-an yang ada pelatihannya. Biasanya kalau mau berbagi atau ada event berbagi yah langsung nimbrung aja. Ini malah mirip pengkaderan sewaktu kuliah doeloe :D. Saya dan teman-teman lain dibekali ilmu yang luar biasa oleh para kakak relawan dari Lentera Negeri di Pucak, Maros. Hari pertama kami disuguhkan materi tentang sejarah Lentera negeri dan Tanggung jawab sosial kaum terdidik oleh Kak Cai, salah satu founder komunitas ini. Setelah itu, ada materi tentang psikologi anak didik, English Fun teaching, penguasaan kelas dan penggunaan media kreatif serta yang tak kalah menarik dan membuat saya betah duduk yaitu materi tentang pola komunikasi yang dibawakan oleh presenter berita kondang Kak Nacong aka Kak Ikan.

Sekitar jam 01:00 dini hari kami semua diboyong ke depan aula untuk menggelar doa bersama menyalakan lilin sebagai aksi solidaritas untuk adik yuyun, korban kekerasan seksual oleh 14 hewan bejat biadab laknat terkutuk tuk tuk itu.

-Keesokan harinya-

Materi sudah,nah waktunya ber-have fun ria. Training itu nggak lengkap kalo nggak ada gamesnya. Games seru dan lumayan melelahkan (iyahh jujur aja) yang telah di susun apik oleh kakak-kakak panitia membuat keakraban para peserta TOV5 ini makin nyatu. Semua sudah pada kenal dan nggak canggung satu sama lain. Dari yang tawa maksa sampe terbahak-bahak tiada malu dan upayah semua ada. 😀

overall, thanks to seluruh pihak yang sempat nongol di hadapan para peserta sampai kakak-kakak yang beraksi dibelakang layar telah meluangkan waktunya, tenaganya, untuk berbagi bersama para peserta baru Lentera Negeri. Y’all are awesome. Sampai ketemu lagi dan nantikan saya di kelas C yak ! *kedikedipmata

hashtag lentera negeri

hashtag relawan

hashtag bersama berbagi untuk anak negeri

here we are!
here we are!

 

 

 

MI Nasrul Haq

The Orange Sun Project aka TOSP mungkin belum banyak yang tahu. NGO ini dibentuk oleh saya dan teman saya pada tanggal 13 Juli 2013. Kebetulan saya menjabat sebagai sekretaris di komunitas ini. Jadi misi kami adalah memberikan layanan sosial (bantuan berupa alat tulis) kepada anak-anak sekolah SD yang ada di Makassar.Selain itu, kami juga memperkenalkan  cita-cita kepada adik-adik yang sekolahnya kami kunjungi. Sasaran kami bukan hanya di sekolah-sekolah yang fasilitasnya kurang, akana tetapi juga di rumah belajar dan di panti asuhan.

Baru-baru ini, saya dan teman saya berbagi alat tulis di Madrasah Ibtidayah Nasrul Haq.  Kami mengunjungi sekolah tersebut di pagi hari. Kebetulan sebelum nguli, saya menyempatkan mendonasi dulu.

“Assalamualaikum adik adik”

Murid kelas 1 dan kelas 2 sudah berkumpul dan duduk manis menyambut kami. Guru dan wali kelasnya pun sudah tampak siap menyambut kami. Suasana pecah ketika kami semua satu persatu memperkenalkan diri di depan kelas. Perkenalan diri pun hanya beberapa kalimat saja. Nama, Cita-cita dan hoby, really simpel 😀

Cita cita lagi? Yeap C I T A -Cita. Satu hal yang terbilang esensial dalam hidup. Bisa dikatakan sebagai bahan bakar yang dapat membakar semangat untuk mengejar impian.

What do you wanna be?

Cita-cita penting diperkenalkan di masa kanak-kanak.Bicara tentang cita-cita, murid-murid MI Nasrul cukup antusias ketika diarahkan untuk menggambar dan menulis cita-cita mereka di kertas untuk kemudian di tempel di pohon cita-cita. Ada 9 kelompok yang terdiri dari 5 murid tiap kelompoknya yang dipandu oleh satu orang dari TOSP. Seluruh kelompok akan memperkenalkan anggota kelompoknya di depan kelas sambil menyebutkan cita mereka masing-masing dan memperlihatkan hasil gambar kelompoknya. Setelah menempelkan kertas cita-cita mereka di pohon cita-cita, sumbangan atau hadiah yang sudah kami sediakan berupa alat tulis kami berikan satu per satu ke murid.

Saya dan murid-murid kelompok saya , kelompok APEL.
Saya dan murid-murid kelompok saya , kelompok APEL.

Mungkin kegiatan kami terdengar biasa-biasa saja. Usaha kecil yang TOSP lakukan paling tidak bisa membantu anak-anak SD terkhusus di Makassar untuk selalu belajar belajar dan belajar. Senyum merekah dari wajah polos mereka sudah menjadi kepuasan tersendiri bagi kami.

 

Thanks a million for our unknown- donors out there. Keep sharing and doing good !

#berbagiituindah

I love you my team!

 

without wax