MERAYAKAN HARI RAYA IDUL FITRI DI INDIA

adik-adik yang lucu
adik-adik yang lucu

Moment paling sakral di keluarga muslim itu adalah lebaran Idul Fitri. Hampir seluruh stasiun swasta meliput jutaan penduduk yang mudik untuk berkumpul bersama keluarganya. Tiket semua jalur transportasi LUDES jauh-jauh hari. Peristiwa seperti itu sudah mendarah daging di tanah air. Saking pentingnya moment “BERKUMPUL” sanak saudara inilah yang sedikit membuat saya menjadi bahan PEMBICARAAN di keluarga besar saya.

Bagaimana tidak? 4 hari sebelum hari Raya saya sudah harus lenyap di tanah bumi pertiwi (ceilah). Bukannya saya congkak , anak durhaka, tidak sopan, egois, tapi karena moment ini lah yang mengharuskan saya untuk pergi, mengingat ada hari libur bersama ditambah dengan jatah cuti saya.

Saya dan teman saya menghabiskan beberapa hari di NEW DELHI. Kota yang satu ini memiliki banyak hal-hal yang menarik untuk diketahui. Keputusan untuk berlebaran disini adalah karena di kota inilah Mesjid Jama berada. Mesjid tua terbesar di India. Perayaan hari lebaran di India ditetapkan jatuh pada tanggal 29 July 2014, sehari lebih lambat dari Indonesia.

Bangun jam 7 pagi (feeling sudah telat untuk Shalat Ied) dan cepat bergegas menuju ke masjid Jama. Kami bertiga mengandalkan bajaj untuk urusan memburu waktu seperti ini. Untuk ke metro pun sudah pasti membuang waktu. Supir bajaj deal dengan harga 100 Rupe. Sekitar 17 menit,belum turun dari bajaj sudah terlihat berbondong-bondong orang yang keluar dari arah jalan gate mesjid. Yahhhh… telat !!

WE MISSED IT ! Lol

Mesjid Jama sudah di depan mata.Kami pun menuju ke pintu masuk masjid. Mesjid ini memiliki 3 pintu utama, 3 kubah besar dan batu bata yang dominan. Salah satu warisan abad silam ini membuat saya excited menginjaknya. Melepas alas kaki dan menikmati pemandangan yang begitu menyentuh hati. Berdiri gagah dengan tiang,kubah dan menara yang menyertainya. Terlihat umat muslim dari berbagai penjuru, gerombolan merpati yang datang kesana kemari, sekumpulan wartawan,pers dan tourist yang mengitari masjid. Muslim di India terbilang sangat banyak dan merupakan agama kedua terbesar yang dianut setelah Hindu.

Kami berpencar di dalam bangunan itu. Terlihat Ahmad sedang melihat-lihat dinding masjid, Fia yang sibuk bercengkrama dengan wartawan, dan saya sendiri yang sibuk dengan merpati-merpati yang lagi lahapnya makan. Di halaman masjid terlihat sekumpulan umat Islam yang berarak layaknya demonstrasi mahasiswa yang berorasi dan memegang spanduk “ PRAY FOR GAZA”. Pemandangan ini cukup menarik dan membuat saya dan Fia sampai-sampai meminjam satu spanduk untuk FOTO bersama

pray for Gaza
pray for Gaza
MAAF LAHIR BATIN
MAAF LAHIR BATIN
BANGUNAN TAMPAK LUAR
BANGUNAN TAMPAK LUAR
Di dalam mesjid
Di dalam mesjid

Setelah beberapa jam kemudian, kami bergegas untuk mencari makan. Yah, MENCARI MAKAN. Kalau di rumah biasanya MAKANAN yang menunggu untuk dilahap, tapi di India , beli dan cari sendiri. Tadinya kami bertiga ingin ke KBRI setelah shalat, tapi kami putuskan untuk mencoba menyicipi sajian makanan lebaran yang ada disekitar masjid Jama.

Sepanjang jalan terlihat berbagai macam penganan dan minuman yang tersedia.Hampir semua warung dipenuhi dengan jamaah. Kami bertiga singgah di salah satu warung muslim yang menu makanannya terlihat menggiurkan. Jatuhlah pilihan saya pada menu Briyani dan Chicken Kurma (75 Rupee). Menu ini sama sekali belum bisa menggantikan nikmatnya opor ayam dan ketupat. #akurapopo

mari --mari---
mari –mari—
kue kue
kue kue
Briyani dan chicken kurma
Briyani dan chicken kurma
Tepat di depan tempat saya makan
Tepat di depan tempat saya makan

Setelah makan kami kembali ke penginapan kami (by tuk tuk) karena ingin berkemas untuk mencari penginapan yang baru. Sedikit menyesal juga sih tidak sempat mengikuti shalat Ied, tapi paling tidak sudah melihat suasana berlebaran di India seperti apa. Semoga suatu saat nanti, bisa kembali dengan future husband dan berlebaran di tempat ini. AAMIIN.

 

 

NUMPANG LEWAT DI TIRUCHIRAPPALLI

TRICHY

Kota terakhir yang saya kunjungi selama traveling di India. Kota yang bisa dibilang paling Selatan ini menjadi kota penutup dengan kejadian yang menegangkan. Tiket pulang saya adalah tanggal 3 Agustus 2014 pukul 11:45 malam dari bandara Tiruchirappalli (Trichy) ke Kuala Lumpur. Tanggal 3 saya masih berada di kota Chennai. Jarak dari kota Chennai ke Trichy jika ditempuh bus sekitar 6 jam perjalanan dan 7-8 jam jika menggunakan kereta.

Saya seharusnya berangkat ke Trichy dengan kereta dan seharusnya juga saya tiba disana pukul 4 sore (biar bisa jalan-jalan). Akan tetapi, kenyataannya berbeda.

Tiba-tiba pagi hari teman saya mengabarkan bahwa tiket yang dibeli di agen travel kemarin malam (tanggal 2 Agustus) ternyata memberitahukan bahwa kereta yang akan berangkat ke Trichy sudah full (tiket yang dibeli ternyata cadangan aja). Pokoknya dah nggak ngerti lagi deh.

Udah jam 11 siang masih di Chennai dan masih belum mendapatkan tiket. Udah nggak mungkin cari kereta lagi. Waktu itu juga saya beli tiket bus ( ekslusive) di agen travel yang saya datangi kemarin malam. Uang tiket kereta di refund dan beli buat tiket bus. Bus dijadwalkan akan berangkat jam 1 siang. Waduh, sudah mulai panas, was-was, takut molor lagi. Kata agennya, bus akan tiba di Trichy jam 7 malam. Meskipun masih ada jeda ke airport, tapi tetap saja saya panik. Lah kalau bus ada apa-apanya di tengah jalan, trus macet, trus ketinggalan pesawat, nggak punya duit buat beli tiket pulang, dideportasi, digantung mama. *autopanik

Setelah beli tiket, saya dan teman saya akhirnya tanpa makan siang langsung berangkat ke terminal. Jarak dari tempat saya beli tiket bus naudzubillah jauhnya. Terik matahari sangat menyengat, diboncengin nggak pake helm lagi. Sekitar sejam naik motor, kami pun mencari-cari dan bertanya bus yang akan berangkat ke Trichy. Setelah memperlihatkan tiket yang saya miliki ke orang-orang di terminal, Alhamdulillah busnya ketemu. Saya pun berpisah dengan teman saya (say thanks and gave him a big hug). Kalau nggak ada Dia, udah nggak tau lagi nasib saya gimana. 

Jam 1 bus belum belum juga berangkat. Dugaanku tepat. Ini nih yang saya takutkan. Saya adalah penumpang pertama yang naik ke bus. Busnya sangat bagus dan bersih. Pokoknya VIP banget. Kelas sleeper, AC dan sangat nyaman. Tiga puluh menit menunggu akhirnya semua penumpang masuk ke bus. Perjalanan awalnya terasa menyenangkan meskipun sedikit menjengkelkan karena busnya berhenti 2 kali (ngambil penumpang dan tempat makan).

 Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam, saya pun belum melihat plang Tirichy di pinggir jalan. Sumpah, demi Allah saya panik, sudah mulai resah, gelisah pokoknya. Saya pun mengecek google map di ponsel saya. Ternyata dan ternyata masih 2 jam 40 menit lagi. Oh my God! Fasilitas yang saya dapatkan di bus tidak senyaman dengan perasaan saya waktu itu apalagi melihat plang Tiruchirapphalli –>11 km. Ngecek jam, 8:34 pm. Ya Allah, tolong hambamu ini.

Dan akhirnya yang dinantipun muncul,  plang “selamat datang di Trichy. Lagi dan lagi, jarak ke bus sentral dari plang itu masih saya tempuh hampir sejam tambah macet parah. Perasaaan saya sudah mulai kacau, mau mengumpat juga ama siapa, rasanya udah mau nikam supirnya muntah.

Sudah hampir menunjukkan pukul 10 malam. Tibalah saya di bus sentral, dan Alhamdulillahnya tiba-tiba ada 1 sms dari teman yang sempat saya kontak jauh-jauh hari sebelumnya.  Dia menanyakan saya di mana, pesawat jam berapa. Alhasil, kami pun bertemu, tanpa basa basi, teman saya langsung mengambil ransel kecil saya dan bruuumm naik motor ke airport dengan kecepatan 90 km/jam. Bayangkan saja, backpack saya sudah kebanting ke sana kemari, jantung terasa sudah mulai copot, sampai tidak sadar air mata saya keluar saking kencangnya. Jarak dari stasiun bus ke airport adalah 6 km, normalnya di tempuh 20-25 menit dengan taxi (diluar macet). Tapi, waktu itu hanya ditempuh ±8 menit.

Tiba di Airport Tiruchirapphalli, saya lalu berpamitan dengan teman saya. Mengucapkan terimakasih banyak telah monolong dan meminta maaf karena nggak ada waktu untuk ngobrol.  Beruntungnya, Dia sangat mengerti keadaan saya waktu itu dan he said  “hope to see you again”. Akhirnya saya masuk dengan buat check-in dan pas tiba di security check, ransel saya dibongkar soalnya ada yang mencurigakan katanya. Waduh drama apa lagi ini, Tuhan. Saya tetap dan berusaha untuk tenang, tidak panik meskipun jantung berdetak diatas normal. Cek per cek ternyata yang kedetek adalah tongsis saya. 

Setelah lolos dari imigrasi dan security check, saya pun menuju ke ruang tunggu dan bergegas menuju kios buat beli makan. Lapar tiba-tiba muncul, ya maklum nggak makan seharian saking paniknya. Rencana tinggal rencana. Harapan untuk mengunjungi Rock Fort dan menyicipi Maakali Kizhangu tak tercapai.

SUASANA KERETA API DI INDIA

Transportasi utama paling favorit di India adalah kereta api. Penduduk yang milyaran dengan negara yang luas membuat transportasi ini massive digunakan. Saya salut dengan system kereta disana, sangat bagus dan terkontrol. Beda jauh dengan yang ada di negara sendiri. Meskipun tampang gerbongnya kumuh, berkarat tapi sangat membantu saya selama traveling disana. Untuk menikmati kereta disana bisa booked tiket jauh-jauh hari sebelum berangkat disini. Nanti jika sudah masuk ke Clear Trip, kamu bakal disuguhkan dengan satu tahap yang sedikit ribet yaitu IRCTC ( Indian Railway Catering and Tourism Corporation). Kita harus membuat akun dan harus ada pihak ketiga yang terlibat, tidak lain tidak bukan adalah orang lokal, yeah orang India bukan orang gila. haha Kalau punya teman atau kenalan disana, malah lebih bagus. Bisa pinjam atau pakai akunnya.

Kenapa hal ini harus terjadi ???*ala-ala FTV

Dikarenakan pihak IRCTC mensyaratkan data berupa email dan nomor telepon India (+91) plus 10 digit nomor. Data-data tersebut nantinya diinput biasa, seperti ketika kita mendaftar di Clear Trip. Nah dari situ nantinya akan dikirimin 2 password untuk verifikasi akun. Satu password buat Email dan satu lagi ke nomor yang dipakai saat registrasi. Setelah verifikasi, nanti akun IRCTC akan langsung tersinkronisasi dengan Clear Trip. (REMPONG KAN?) Mending go show aja kaya saya ,nggak usah booked hihi

Takut kehabisan? Itinerary buyar? 

Jangan putus asa dulu, sistem perkeretaapian di India  bagus. Ada kuota untuk turis disebut tatkal meskipun sedikit lebih mahal yah dibanding tiket biasa. Jadi ada kelas-kelas kereta api disana. Nih, saya akan mengurut dari paling kumuh ke elit.

  1. 2nd Seat, duduk nggak boleh baring,tanpa ac,nauzuh bila aromanya
  2. Sleeper, tanpa ac,ada kasur,acak
  3. First Class, tanpa ac mirip sleeper
  4. AC chair car
  5. AC 3 tier, berpasangan tiap kompartmen,pakai ac, ada tirai,tidur 3 baris da nada nomor kursi
  6. AC 2 tier , mirip AC 3tier cuman semuanya berduaan aja
  7. AC first Class, sama Cuma ditambah pelayan aja.

 

Saya udah sempet nyoba tipe kereta nomor 1,2 dan 5. Ketika saya ingin ke dan dari Agra, ke New Delhi, dan ke daerah India Selatan, Chennai-Tamil Nadu.

Waktu ke Agra, saya dapatnya tiket sleeper. Jadi lumayan bagus. Sistemnya acak, jadi kalau ada yang kosong di kompartmen tinggal duduk saja.Kalo nggak dapat tempat kosong, yah berdiri. Jendela tidak bertirai, langsung dengan trali besi,sangat panas dan sedikit bau. Pulang dari Agra, kami membeli tiket general. Kami nggak tahu harus mau duduk dimana. Kami menuju ke kelas sleeper, dan dipimpong lagi ke arah depan gerbong. Tempat yang tidak lain tidak bukan semua orang India dengan beragam macam gaya disana. Sangat padat, panas,sesak,dan tidak bakal betah. Saya bertiga waktu itu belum naik kereta,baru mengejar dari luar dan sudah menciutkan kami untuk naik setelah melihat kelasnya. Kereta perlahan-lahan bergerak agakt cepat, sambil berdiri di luar gerbong kelas sleeper, kami bertanya keorang lokal yang berdiri di tepi pintu gerbong untuk memberikan kami izin untuk masuk. Sambil memelas dan berlari-lari kecil, akhirnya kami dibolehkan masuk. Dan LONCAT. LONCAT!

note :(ADEGAN INI TIDAK MEMAKAI STUNT MAN ! DONT TRY AT HOME!) huauau

 

Beda pengalaman lagi ketika saya ingin ke Chennai, daerah selatan India. Waktu itu saya berangkat sendiri. Sedikit cemas dan khawatir.Daripada harus menggunakan pesawat yang harga tiketnya mahal mending naik kereta. Saya beli tiket kereta kuota turis dari New Delhi ke Chennai seharga 2.200 rupee dengan kelas AC 3 tier, dan tahukah Anda berapa lama jarak tempuhnya? — 32 jam !!

Kebayang, kan jauhnya? Celakanya, malamnya saya mendadak demam dan mengigil entah kenapa. Mulai panik dan tidak tahu mau ngapain, tidur terganggu. Mungkin karena faktor kecapean angkat ransel sepekan lebih. Selama saya di kereta, makan jadi nggak enak, semua tetangga duduk saya di satu kompartmen itu laki-laki semua. 

32 jam itu lam, loh ! Berbagai macam stasiun yang saya lalui. Tidak pernah sekalipun turun dari stasiun karena semua keperluan makan ada di kereta. Saya kebanyakan tidur, kebetulan saya berada di seat yang paling bawah jadi enak, nggak terlalu mengganggu penumpang lain.

Pemandangan di kereta sudah membuat saya cukup tahu gimana rasanya kereta di India. Bagaimana suara-suara para penjual kacang, susu, gerbong, petugas kereta sampai dengan tipe-tipe penumpang. Kalian bisa lihat India itu gimana cuman dalam kereta.

 

So, sudah siapkah kamu merasakan sensasinya juga?

 

Jalur ke Chennai, jaooohhh banget!

PERHATIKAN INI JIKA BEPERGIAN KE INDIA

Tentu sangat bermacam-macam kejadian yang dialami setiap para pelancong. Emosi bercampur aduk ketika bepergian bermil-mil jauhnya dari rumah membawa sensasi tersendiri bagi para traveler. Saya misalnya yang backpacking ke India bulan July 2014 lalu, banyak hal, ilmu, pelajaran hidup yang saya dapatkan ketika berkunjung kesana. Berat rasanya meninggalkan satu moment paling sakral dengan keluarga yaitu, lebaran idul fitri. Yah, lebaran yang harusnya mudik, kumpul dengan keluarga besar malah saya lakukan sebaliknya, jauh dari rumah, mudik ke negara lain.*tepokjidat

Kali ini saya akan membagikan hal-hal apa saja yang harus diperhatikan ketika bepergian ke India berdasarkan pengalaman yang saya alami.

  1. INGAT KESEHATAN

Hal ini sangat penting karena makanan di India sangat berbeda dengan makanan kita sehari-hari. Penuh dengan rempah-rempah yang tajam dan khas. Berbagai macam hidangan dari yang manis semanis-manisnya sampai dengan yang pedis dan nggak bisa tertelan di tenggorokan. Ada pelancong yang kerap kali terkena delhi belly´ alias mencret. Pernah selama saya disana, saya nyaris pingsan, saking panasnya sampai harus membatalkan puasa saya karena kepala saya sudah mutar-mutar,penglihatan saya sudah gelap dan kabur. Suatu malam juga di kereta, saya tiba-tiba demam dan untung ada obat yang siap sedia. Makanya sangatlah perlu membawa obat-obatan,obat diare, minyak kayu putih, obat demam, sakit kepala, fresh care,masker, tisu basah, hand sanitizer.Sekedar informasi, di sudut –sudut jalan di India berbau pesing. Dimana-mana bisa terlihat orang yang pipis sembarangan. Jadi jangan heran kalau ke India bau pesingnya nampar banget ke idung.

2. CETAK TIKET

 

airasia

Biar saat di imigrasi mudah dan lancar, bagi yang mengurus VOA (Visa ON Arrival) harus mencetak tiket pulang. Pengalaman kemarin, teman saya tidak mencetak sampai-sampai berdiam lama dan harus beradu kata dengan petugas imigrasi karena urusan tidak mencetak tiket pulang. Selain tiket pulang petugas juga meminta print-an bookingan hotel. Jadi Ingat, CETAK !

3. MUSIM PANAS,ADA SUNBLOCK

Musim panas di India luar biasa panas, teriknya minta ampun. Bisa sampai 40 derajat. Muka saya sampai terbakar dan radang saking panasnya. Pernah saya perhatikan di sekitar bawah mata saya muncul benjolan-benjolan seperti habis di gigit semut. Mungkin karena tidak memakai sunblock atau krim wajah Syahrini yang saya pakai  tidak cocok melawan panas yang ekstrim.

4. BELI SIMCARD

Penggunaan ponsel dan layanan internet sangat bakal membantu kita dalam bepergian. Browsing untuk keperluan traveling, aktif di SOSMED, komunikasi dengan keluarga dan teman sangat dibutuhkan. Untuk penggunaan layanan internet menggunakan provider dari simcard yang kita punya di Indonesia bakal memakan biaya yang sangat banyak. Untuk berhemat sebaiknya membeli simCard di negara yang kita kunjungi.Di India, provider yang terkenal dan bagus adalah Airtel dan Vodafone. Disediakan berbagai macam paket sesuai dengan kebutuhan masing-masing traveler.

5. TAWAR BARANG pakE SADIS

Membeli barang pasti mutlak di lakukan jika bepergian kemana-mana. Entah itu keperluan sehari-hari traveling, makan, transportasi, oleh-oleh segala macam harus dengan nyali yang besar. Pedagang di India rata-rata menaikkan harga jualannya bisa sampai 7x lipat dari harga seharusnya. Saya pernah membeli satu celana yang dari harga 500rupee menjadi 150 rupe saja, dan pernah juga membeli kain sari buat oleh-oleh dari harga 900rupee menjadi 300 rupee. HEBAT KAN? *kibasponi.

Sampai suatu hari saya pernah dikejar sama penjual saking ngototnya minta diturunin harga barangnya. Sudah memasang tampang kaku, keras kepala, no ekspresi toh akhirnya penjualnya juga menyerah. SADISSS !! haha

6. SENYUM SECUKUPNYA, RAMAH SEPERLUNYA

Kebanyakan jika bepergian kita harus bersikap ramah,supel ke warga lokal. Kali ini saya yang orangnya suka nyengir,senyum lebar akhirnya mendadak menjadi agak dingin. Sebagai traveler cewek harus hati-hati soalnya laki-laki India banyak yang iseng dan jahilin orang asing. Tentu saja nggak harus memasang tampang dingin selama traveling, untuk sikap ini saya berlakukan di tempat-tempat yang ramai, misalnya di pinggir jalan besar, dalam stasiun, pasar,dalam kereta, dan MRT.

7. Tas ANTI-THEFT

 

money belt

Tempat uang,kredit card,passport haruslah sangat aman tempatnya. Jangan sekali-kali menyimpan benda-benda vital tersebut di backpack anda. Dianjurkan untuk membeli fanny pack, belt money, neck pouch, atau leg pouch biar aman dari pencuri. Ada beragam jenis safety wallets kog’, tergantung dari traveler. Mau yang anti air juga ada.

Melihat kondisi di India sangat padat, standar hidup yang tergolong rendah, kriminal semakin meraja lela juga. Jadi tetap waspada. Alhamdulilah selama disana, nggak ada satu barang pun dan se rupee pun yang kecolong. 😀 Intinya, jika ingin keluar yah jangan banyak tingkah dan harus terus mengecek barang-barang berharga itu.

8.BERTANYA ITU PERLU

Tentunya setiap bepergian seringkali dihadapkan dengan situasi dimana kita harus meminta orang lain untuk membantu kita ke tempat yang ingin dituju. Selain mengandalkan google map, bertanya ke orang lokal itu perlu. Bertanyalah ke petugas,polisi atau semacamnya, misalnya saja arah gerbong, platform, counter tiket, atm,nama stasiun,dsb. Bukannya orang India tidak bisa dipercaya, cuman aparat biasanya lebih tahu.Umpamanya kalo nggak ketemu sama aparat petugas, ya pintar-pintarlah bertanya ke orang lokal yang perawakannya bisa untuk di tanyai,misalnya orang yang perawakannya mirip businessman, mahasiswa, “type pantas” untuk ditanyailah, yang jelas jangan ke kuli atau penjual jajanan di pinggir jalan.

9. AWAS JAJAN SEMBARANGAN !

 

???????????????????????????????

Saya tipe orang yang suka ngemil. Cemilan di India bermacam-macam.Harus lihat-lihat juga kalau ingin merasakan cemilan di India. Misalnya mau makan kacang-kacangan, manisan harus hati-hati untuk membelinya. Pastikan dikemas bersih dan tempat jualannya juga bersih, soalnya banyak pedagang-pedagang yang jualannya nggak ditutup, lalat,debu dimana-mana. Masa mau makan jajanan yang dikerok pake tangan yang kukunya item semua.. huekk !!

10. HINDARI FREE DRINKING WATER

 

???????????????????????????????

Bedanya di India dan Indonesia adalah yang ini. Selalu ada spot FREE DRINKING water yang tersedia. Kali ini jangan sekali-kali meminum air yang disediakan gratis itu. Mending berkorban 2 Rupee untuk sebotol air mineral daripada harus menanggung perut yang bakal melilit sepanjang malam.

11. JELI TRANSPORTASI

 

???????????????????????????????

Jangan TAXI. Pasti mahal dan selama saya disana saya nggak pernah mau naik taxi.Kalaupun itu urgent banget, pilih bajaj saja. Para pengendara bajaj dan bus disana bukan main gilanya. Bisa terlempar sana-sini saking kencangnya. Transportasi di India bermacam-macam, jika tempat yang ingin dikunjungi dekat bisa jalan kaki atau naik becak. Agak jauh bisa naik bus dan bajaj. Kalaupun naik bajaj dan becak harus nawar-nawar juga. Secara mereka tahu yang mana turis mana oranag lokal. Naik Metro juga sangat disarankan. Sangat tepat waktu dan aman.

Pernah saya naik bus tujuan ke Lotus temple, si kondektur minta 10 rupee per orang, tapi untung ada penumpang lain yang ngasih tau untuk bayar 5 rupee saja. Tuh kan? Mau dibegoin.

12. INGAT WAKTU

Bagi traveler cewek mutlak waspada dengan bepergian di malam hari. Di India kerap kali tidak aman untuk turis asing. Pernah suatu malam, pas malam lebaran, saya dan teman saya berkunjung ke tempat pasar malam untuk membeli baju sari buat lebaran besoknya. Sekitar jam 10 malam lewat kami berdua harus ke tempat gang sempit untuk menjahit lengan baju sari kami. Pas saat pulang, didepan kami tiba-tiba ribut, sekelompok laki-laki bergerombol,mabuk, dan berkelahi. Widiiihhhhhh ambil langkah cepat.

13. DO NOT TRAVEL LIKE A TOURIST

Berbaur dengan orang lokal itu penting. Banyak manfaatnya, bisa dikasih makan gratis, dimudahkan masuk kuil, dibantu jadi guide dsb. Banyak pelancong yang stylenya sangat mencolok. Pakaian yang dikenakan, camera terekspos semua. Kalau keihatan mencolok banget, bisa-bisa jadi sasaran empuk. Bisa saja di rampok, dibego-begoin dan dikerumuni para peminta-peminta. Saya kerap kali mengucapkan phrase bahasa India, dan memakai baju sari biar keliatan seperti orang lokal. 😀

PS : Semua tips di atas semata-mata bukan dibuat dengan tujuan untuk memaksa apalagi mengancam. happy traveling !

KHIDMATNYA BERKUNJUNG KE LOTUS TEMPLE, NEW DELHI

THE ESSENCE OF ALL THE MESSENGERS OF GOD IS ONE AND THE SAME

 

Berkunjung ke New Delhi sepertinya tidak afdal jika tidak ke Lotus Temple. Sesuai namanya, bangunannya pun berbentuk bunga lotus. Saya dan teman saya tiba sekitar jam 1 siang. Antrian waktu itu cukup panjang dan semua pengunjung di larang membawa makanan dan minuman. Sangat sayang untuk dilewati soalnya bangunan mahakarya ini sangat berarti dan gratis pula. Baha’i House of Worship adalah nama lain dari Lotus temple. Sekitar 100 meter pengunjung harus melepaskan alas kaki sebelum masuk ke kuil. Taman disekitar temple sangat luas dan bersih. Kami para pengunjung di bagi dalam beberapa kelompok untuk masuk ke dalam temple. Sekedar informasi bahwa Lotus Temple ini dibangun pemerintah India sebagai tempat peribadatan, berarsitektur kontemporer yang berbeda dengan temple-temple lainnya.

Adalah Baha’I yang terbuka pada semua agama. Menurutnya keyakinan akan adanya Tuhan tidaklah harus dipersempit oleh suatu kotak agama. Menurut mereka sebuah ritual keagamaan pun tidak perlu dilakukan. Maka dari itu semua pengunjung bisa beribadah di dalam temple.

LOTUS TEMPLE
LOTUS TEMPLE

Saya dan teman saya tidak menggunakan jasa guide waktu itu. Saya hanya mengambil selembaran yang diberikan gratis di tempat itu. Selebaran itu menjelaskan tentang Baha’I, pandangan akan agama serta Lotus Temple itu sendiri. Bangunan ini bukan sembarang bangunan. Semua sudut bangunan memiliki arti. Terdapat 9 kolam yang mengelilingi bangunan. Bunga lotusnya terdiri dari 3 tingkat kelopak yang masing-masing tingkat ada 9 kuntum. Bangunan yang serba 9. Konon katanya, orang India meyakini bahwa angka 9 itu adalah angka keberuntungan. Mahakarya ini jelas sudah mengambil banyak hati para pengunjung. Bukan hanya saya yang sangat takjub ketika melihatnya dari kejauhan. Lotus raksasa yang berdiri kokoh dan megah.

Sebelum masuk ke dalam, tiap kelompok diberi arahan-arahan yaitu

  1. Dilarang bersuara keras di dalam kuil
  2. Tidak boleh mengambil gambar
  3. Dilarang keras untuk mengambil video

 

BAHA'I HOUSE OF WORSHOP
BAHA’I HOUSE OF WORSHOP

Setelah giliran kelompok saya yang masuk, kami pun digiring ke tempat duduk. Isi dari temple ini mirip aula. Deretan kursi kayu yang tersusun melengkung (mirip di stadion) dan altar yang cukup besar. Saya tidak mencermati sekali detail bangunan dalamnya. Semua hening, sunyi senyap dan perasaan yang sangat tenang. Saya pun segera duduk di sebelah teman saya sambil menundukkan kepala untuk berdoa. Sekitar 12 menit kemudian, kami keluar dan bersenda gurau di pinggir kolam.

Betapa menyenangkannya mengetahui satu warisan budaya yang sangat membuka mata dan pikiran. Bukan hanya tentang agama, kasta, bangunan, sejarah, tetapi bagaimana saya yakin bahwa kita semua itu sama di mataNya.

SALAH SATU KOLAM YANG MENGELILINGI LOTUS TEMPLE
SALAH SATU KOLAM YANG MENGELILINGI LOTUS TEMPLE

KEPERCAYAAN BAHA'I
KEPERCAYAAN BAHA’I