KHIDMATNYA BERKUNJUNG KE LOTUS TEMPLE, NEW DELHI

THE ESSENCE OF ALL THE MESSENGERS OF GOD IS ONE AND THE SAME

 

Berkunjung ke New Delhi sepertinya tidak afdal jika tidak ke Lotus Temple. Sesuai namanya, bangunannya pun berbentuk bunga lotus. Saya dan teman saya tiba sekitar jam 1 siang. Antrian waktu itu cukup panjang dan semua pengunjung di larang membawa makanan dan minuman. Sangat sayang untuk dilewati soalnya bangunan mahakarya ini sangat berarti dan gratis pula. Baha’i House of Worship adalah nama lain dari Lotus temple. Sekitar 100 meter pengunjung harus melepaskan alas kaki sebelum masuk ke kuil. Taman disekitar temple sangat luas dan bersih. Kami para pengunjung di bagi dalam beberapa kelompok untuk masuk ke dalam temple. Sekedar informasi bahwa Lotus Temple ini dibangun pemerintah India sebagai tempat peribadatan, berarsitektur kontemporer yang berbeda dengan temple-temple lainnya.

Adalah Baha’I yang terbuka pada semua agama. Menurutnya keyakinan akan adanya Tuhan tidaklah harus dipersempit oleh suatu kotak agama. Menurut mereka sebuah ritual keagamaan pun tidak perlu dilakukan. Maka dari itu semua pengunjung bisa beribadah di dalam temple.

LOTUS TEMPLE
LOTUS TEMPLE

Saya dan teman saya tidak menggunakan jasa guide waktu itu. Saya hanya mengambil selembaran yang diberikan gratis di tempat itu. Selebaran itu menjelaskan tentang Baha’I, pandangan akan agama serta Lotus Temple itu sendiri. Bangunan ini bukan sembarang bangunan. Semua sudut bangunan memiliki arti. Terdapat 9 kolam yang mengelilingi bangunan. Bunga lotusnya terdiri dari 3 tingkat kelopak yang masing-masing tingkat ada 9 kuntum. Bangunan yang serba 9. Konon katanya, orang India meyakini bahwa angka 9 itu adalah angka keberuntungan. Mahakarya ini jelas sudah mengambil banyak hati para pengunjung. Bukan hanya saya yang sangat takjub ketika melihatnya dari kejauhan. Lotus raksasa yang berdiri kokoh dan megah.

Sebelum masuk ke dalam, tiap kelompok diberi arahan-arahan yaitu

  1. Dilarang bersuara keras di dalam kuil
  2. Tidak boleh mengambil gambar
  3. Dilarang keras untuk mengambil video

 

BAHA'I HOUSE OF WORSHOP
BAHA’I HOUSE OF WORSHOP

Setelah giliran kelompok saya yang masuk, kami pun digiring ke tempat duduk. Isi dari temple ini mirip aula. Deretan kursi kayu yang tersusun melengkung (mirip di stadion) dan altar yang cukup besar. Saya tidak mencermati sekali detail bangunan dalamnya. Semua hening, sunyi senyap dan perasaan yang sangat tenang. Saya pun segera duduk di sebelah teman saya sambil menundukkan kepala untuk berdoa. Sekitar 12 menit kemudian, kami keluar dan bersenda gurau di pinggir kolam.

Betapa menyenangkannya mengetahui satu warisan budaya yang sangat membuka mata dan pikiran. Bukan hanya tentang agama, kasta, bangunan, sejarah, tetapi bagaimana saya yakin bahwa kita semua itu sama di mataNya.

SALAH SATU KOLAM YANG MENGELILINGI LOTUS TEMPLE
SALAH SATU KOLAM YANG MENGELILINGI LOTUS TEMPLE
KEPERCAYAAN BAHA'I
KEPERCAYAAN BAHA’I

PUASA DI NEGERI ORANG

 

23 July 2014

Saya dan sahabat saya Dede berangkat dari Makassar- Kuala Lumpur pukul 5:45 sore. Kebetulan kami sedang menunaikan ibadah puasa Ramadhan. Sebelum on board, saya jajan dulu buat berbuka puasa nanti.  Celakanya petugasnya tidak mengijinkan saya masuk dengan makanan dan minuman yang saya baru beli. Meskipun udah dibilangin buat kami berbuka nanti,tetap nggak dibolehin. Saat menuju ke pesawat, terpaksa dengan berat hati jajanan sekantong plastik saya berikan ke petugas. Seketika lemas, lunglai, mengelus dada,bayangan untuk meneguk keras minuman dingin pupus sudah *sakitnya tuh disini

Hampir sejam lebih di pesawat, kami berdua menonton serial favorit kami berdua, Two Broke Girls. Sekitar 2 episode yang terlewatkan, akhirnya kami memutuskan untuk berbuka puasa soalnya langit sudah gelap. Dengan mengandalkan feeling dan  gelapnya warna langit. Ya kan nggak mungkin dengar suara adzan di pesawat. Ponsel juga off. Akhirnya kami membuka bekal yang dibawa dari rumah, donat kampung dan bubur kacang ijo. Ada yang kurang. Yes, air minum. Weleh-weleh. Pengen beli air tapi flight attendantnya masih jauh di depan. Tanpa mikir panjang, kami berdua berbuka puasa tanpa minum air. Alhamdulillah, tetep nikmat. Nggak lama pramugarinya udah datang dengan “gerobaknya”, Dede beli air mineral dan teh dingin. Nikmatnya double!

Sambil melanjutkan kembali tontonan kami, tiba-tiba keluarlah sepatah kalimat (singkatnya seperti ini kalo di bahasa Indonesiakan)

“ Bagi para penumpang muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa, waktunya untuk berbuka puasa__terima kasih”

____Serentak kami bertatapan dan tertawa keras haha______

Sekitar jam 9 malam tiba di KLIA, kami mengambil bus untuk ke KL sentral. Tiba di KL Sentral kami memutuskan untuk makan kembali. Kembali menikmati trip 3 tahun lalu, di tempat yang sama, warung pinggir jalan. Kami pesen nasi bujang (2,5 RM) dan teh tarik (2RM). Sembari menunggu sahabat kami yang satu lagi dari Jakarta, kami mencari tempat yang bisa dipakai untuk online. Akhirnya kami memutuskan untuk ke Old Town White Coffee seberang jalan pojok sekitar tempat warung tadi.

Kabar dari teman yang harusnya bertemu sebelum jam 12 malam, memutuskan kami untuk kembali mencari ke KL Sentral lagi. Soalnya cafenya juga sudah mau tutup. Berkeliaran tengah malam, bolak balik sana sini, si FIA (sahabat kami) belum ketemu. Kontakan di Line juga nggak berhasil soalnya bad network.

Udah kecapean akhirnya kami mencari penginapan disekitar warung tadi. Ketemu namanya Central Longe. Dede yang ngurus, berbicara  dengan si recepsionis yang tak berbaju (orang India kayanya). Dapatlah 120 RM /3 orang, free Wi-Fi, 2 beds, hot water, AC, breakfast dan check out jam 6 Sore.

Pukul 3 pagi setelah chattingan, akhirnya saya yang keluar mencari si Fia (katanya sudah ada di sekitar café tadi. Jalan raya sudah tidak lagi ramai dilalui kendaraan, lampu jalan yang remang-remang menambah suasana sedikit mencekam. Tibalah sosok yang saya kenal tertangkap dari mata saya. Akhinya saya berteriak “ FIAAAAAAAA”. 

Tik tok tik tok

Waktunya sahur (5:55 pagi). Tadinya malas untuk makan sahur, tapi mencium aroma pop mie soto yang disiram Dede langsung auto ngiler. Abis sahur, shalat dan tidur.

Sekitar pukul 1 siang, kami bertiga dengan riangnya meluncur ke Twin Tower. Wah, ternyata  banyak yang berubah di sana. Sekitar jam 4 sore kembali ke penginapan untuk beberes. Kami merapikan semua barang-barang, mengisi air mineral sebanyak-banyaknya (gratis,lumayan buat buka nanti). Keluar dari penginapan,  ada banyak lapak yang jual berbagai  jajanan. Kami memilih bekal untuk berbuka (Dede yang traktir) dan berjalan ke KL Sentral. Tiba di sana, kami membeli tiket bus (10 RM) untuk ke bandara. Kali ini buka puasanya di bus dan dan kali ini juga nggak bakal salah lagi jadwal berbukanya.

Sampai di bandara sekitar 8:30 malam. Kami check-in dan tau tau over bagasi ! yang harusnya 25kg bengkak menjadi 29,1kg. How come? Dengan mundur perlahan darai counter, jurus ampuh pun segera diambil. 

BONGKARRRRRRRRR!!!!! Pakai ini pakai itu, ambil ini ambil itu, masukkan ini, keluarin itu. dan berhasil. Kami menuju ke pesawat jam 9:30 malam.

Oh iya, tambahan, ternyata jarak dari tempat check-in ke gate  jauh coy. Nggak masalah jug,  sih sambil liat-liat isi bandara. Pesawat take off 10:25 malam and…

FASTEN THE SEATBELT, READY TO GO TO INDIA

wooohoooooooooooooooooooo! 😉