Akhirnya ke Tembok Besar China

World Heritage
World Heritage

Salah satu bucket list saya adalah mengunjungi salah satu keajaiban dunia yaitu TEMBOK BESAR CHINA aka The Great Wall. Berangkat pertengahan bulan January 2015 di musim dingin.

Mengunjungi tempat ini merupakan salah satu pengalaman yang luar biasa. Bagaimana tidak, untuk menginjakkan kaki di lokasi ini saya dan teman saya bersusah payah nanya ke sana kemar, ke orang lokal yang you knowlah banyaaaak buta bahasa inggris. Kami berangkat pagi- pagi menggunakan MRT dan mencari bus yang langsung ke arah Great Wall. Berdasarkan info yang kami dapat, kami harus di Dongzhimen stasiun dan lanjut bus 867 menuju ke Mutianyu (salah satu lokasi dari beberapa pintu masuk untuk ke Great Wall).

Nengok sana nengok sini, bus 867 ternyata nggak ada. Muncullah seorang perempuan paruh baya yang menjelaskan ke kami sekalian mengantar kami untuk mencari bus lain. Menurut Dia, bus 867 sudah tidak beroperasi sejak November dan akan beroperasi lagi di bulan Maret. Hal ini disebabkan karena musim dingin dimana orang China kurang berminat mengunjungi Great Wall, makanya bus 867 untuk sementara ditutup.

Alhasil, kami menumpangi bus lain dan berhenti di salah satu halte yang cukup sunyi. Turun dari bus, seketika beberapa lelaki tua dengan mobil sedan berjejer menawarkan jasanya untuk mengantar kami ke Great Wall. Suhu semakin dingin, parah, sih dingin banget dibanding tempat sebelumnya. Adu mulut pun terjadi (in a positive way). Kami tawau menawar dengan pak Sopir. Gila aja,  Dia menawarkan 1000 yuan PP ke Great Wall dengan lokasi Mutianyu. Oia, ada beberapa pintu masuk ke Great Wall. Kami memilih Mutianyu soalnya paling dekat dengan lokasi kami (sekitar 40 km). Negosiasi kurang lebih sekitar 17 menit. Tarif pp ke Great Wall akhirnya jatuh di harga 300 yuan. Bermodalkan bahasa Inggris vs bahasa Chines, coret-coretan tarif di kertas, ditambah sedikit bahasa tarzan akhirnya deal.

Singkat cerita, tiba di Mutianyu. Ada beberapa fasilitas yang pengunjung  bisa pilih untuk melihat Great Wall. Ada paket berjalan kaki saja, ada yang pake luncuran (sliding), ada juga yang naik Cable Car. Tentunya sebagai gembel kere’, kami memilih yang berjalan kaki saja.

Dari piintu masuk tidak langsung melihat The Great Wall, loh, harus berjalan sekitar 500 meter untuk menunggu shuttle bus. Nah, shuttle bus itu yang akan mengantar kita nantinya ke akses tembok besar. Sekitar 3 km naik shuttle bus. Tiket kembali dicheck Oleh petugas, setelah itu kami berjalan mencari arah masuk ke tembok China. Ternyata eh ternyata, jalur pejalan kaki harus menaiki ribuan anak tangga. Kebayang kan? musim dingin, nafas ngos-ngosan, angin kencang, anak tangga yang terjal, perut cuma diisi roti doang tadi pagi plus pakaian yang tebal. *mampos

Sempat kami berhenti berjalan dan berfikir untuk membeli paket cable car, takutnya drop, jatuh pingsan dsb. Setelah mikir-mikir, daripada beli tiket lagi yang bakal menguras pundi-pundi keuangan kami, mending jalan(i) saja. Hitung-hitung olahraga, ya kan?

Before go up to the great wall
Before go up to the great wall

Sekitar sejaman saya lalui anak tangga itu. Betul-betul mengesankan dan mendadak seperti anak MAPALA yang hiking di puncak Mahameru lol. Berjalan kaki menyusuri ribuan anak tangga itu ternyata memberikan kepuasan tersendiri ketika saya menginjakkan kaki saya di The Great Wall. Sepertinya paket jalan kak ini memang lebih dapat feel nya dibanding naik cable car. Betul-betul di luar dugaan saya sebelumnya, kirain pas entrance beli tiket, tembok China udah di depan mata, ternyata tidak! Nggak kepikiran juga kalau bus 867 tidak beroperasi selama musim dingin which is harus mengeluarkan biaya lebih (sewa mobil) untuk kesana. But overall, it doesn’t matter. Kadang “yang dibayangin” itu memang sangat berbeda dengan kenyataannya di TE KA PE!

Praise the Lord! Saya berhasil, saya baik-baik saja dan hey! saya udah menginjakkan kaki di The Great Wall.

The magical Place
The magical Place

2015-01-19-20-56-55_deco

Bucket Listnya Saskia Rajayani

Hola !

Well, I am working while wrote this. Yes, still longing to my blog to make a new article. For me, For you ! yeah YOU !.

This time I would like to write about the things that come to my mind. It is almost hundreds or thousands things that I would like to achieve in my whole life. INSPIRED BY Morgan Freeman Movie  “THE BUCKET LIST”, I try to write down all of those things before I kick the bucket. 😀 I know, everybody has their own dreams.

Creating a bucket list surely or could be inspirational. It may change my whole life in a positive way. Beside that, I am pretty sure that making this can keep me in touch with some goals I have. You know what, It doesn’t matter what I put  into the list,those things  will make me happy. 😛

 

YAY YAY
YAY YAY

YOLO

Right? You Only Live Once. Put some crazy things or whateva on your bucket list. Let’s make a bucket list, whether you are young or old, it’s never late to create this. Focus on what in life is very valuable in exchange for a little bit of your time. Be a positive human, not a walker, or a zombie, or whateva ahahaha

 

Here are the things I will do before I die *amin_  (some of them)

  1. Study abroad
  2. Visit Nepal
  3. Speak Fluently Russian, French and Esperanto
  4. Eat oyster in French
  5. Donate blood
  6. Ride in gondola, Venice
  7. Visit Maldives
  8. Go Bungee jumping
  9. Visit Harbin Festival
  10. Stand on Great Wall China
  11. Enjoy “bajaj” in India
  12. Visit Taj Mahal
  13. Eat Curry in India
  14. Watching a Bollywood movie in India
  15. Get a temporary tattoo (Tibetan)
  16. Visit St. Petersburg and Red Square
  17. Go to a gorgeous church and Mosque
  18. Travel to Greece
  19. Hug someone’s granny in Walk of Fame
  20. Buy a House
  21. Get Married before 2020
  22. Volunteer
  23. Give more love and warmth
  24. Have a big Library
  25. Donate Cloths
  26. Hajj with family
  27. Be a vegetarian in 2 weeks
  28. Ride in hot balloon, Cappadocia
  29. Dance on a bar
  30. Take a part in au pair
  31. Visit Lombok
  32. Meet Oprah
  33. Ride a horse or a camel
  34. New years Eve in Time Square
  35. Winter in China
  36. Good at Doodling
  37. Tour in vineyard
  38. Buy new NIKE
  39. Visit New Zealand
  40. Have a Canon EOS M
  41. Enjoy sunset in Arizona
  42. Visit Africa
  43. Watching Australian Open (Live)
  44. A sip Vodka in Moscow
  45. Carnival in Rio
  46. Smoke a Cigar in Cuba (or hope someone bring me)
  47. Adopt a girl from Kenya, Amsterdam or Palestine
  48. 500K  (IDR) for books
  49. Visit 10 countries in Europe
  50. Take a part in Au-pair
  51. Been on TV or newspaper
  52. Buy a pair of Jimmy Choo
  53. Eat Rendang in Sumatra
  54. Walk for miles
  55. Reading book in Japan ‘s toilets
  56. Bike for miles
  57. One day in spa resort
  58. Try German ice cream
  59. Build a mosque
  60. Visit Google Office
  61. WORK part time in Australia
  62. Travel to Lovena AND Nusa Penida ,Bali
  63. Get Hollywood celebs signatures
  64. Sit front row in concert
  65. OctoberFest, Germany
  66. Teach kids to read
  67. Read LOT
  68. Meet Lana Del Rey, Bono, Oprah, Sarah Sechan
  69. Swing in my room
  70. Buy banana grams
  71. Meet President
  72. ___ I gotta GO now, My boss is coming !!! AHAHA

 

Birthday Trip di Bali

Saya dan travel mate saya, Fia, buat semacam tradisi kalo tiap ulang tahun kami, we have to touchdown somewhere else but our hometown (Makassar). Dua tahun lalu, Fia rayain ultahnya bareng saya di negeri Jiran. Tahun lalu direncanakanlah jauh-jauh hari tentang waktu dan tempat perayaan ultah gw.  Viola! destinasi yang terpilih adalah Bali.

Setelah berbulan-bulan mantengin tiket promo, akhirnya kami dapat tiket promo Rp.170.000 Makassar- Surabaya. Nanti dari Surabaya kita via darat ke Bali.  Singkat cerita, Kami berdua terbang dari Bandara Sultan Hasanuddin dan tiba di Surabaya sore hari. Langsung ngambil taksi, meluncur ke terminal buat nyari bus ke Denpasar.

Sumpah, yah, jalur darat Surabaya- Denpasar luar biasa melelahkan. Bayangin aja, hampir 10 jam baru tiba di Gilimanuk, trus nyebrang 2-3 jam. Saat nyampe di perbatasan Gilimanuk, semua penumpang harus turun dari bus soalnya ada pemeriksaan rutin dari para aparat yang saya juga heran siapa mereka sebenarnya. Ternyata oh tenyata disana ada pemeriksaan KTP. #tiba-tiba panik nyari dompet.

Di tempat itu ada 3 orang pria satu pakai seragam tentara, satunya lagi pakai baju dinas gitu dan yang satu lagi nggak pake baju. Hahhaa becanda.  Disinilah drama dimulai. Pas giliran Fia, eh tau-tau Bapak tentaranya nyuruh Fia minggir dulu dan diarahin ke pos.  Saya yang udah lolos ceritanya nih, tiba-tiba ikutan panik. Ternyata KTP Fia uddar habis masa berlakunya. Orang-orang di bus pada liatin dan pada nungguin kami berdua. Tambah gelisah gundah gulana jadinya, suer jadi kaga enak aja gitu. Abrakadabra!, masalah selesai. Nggak perlu lah, yah saya ceritain kog bisa lolos.  Pasti kalian udah pada tau. Yes! betul sekali, dengan kekuatan cuan, semua masalah jadi tuntas. Jujur, gw dongkol banget waktu itu. Marah dengan tabiat-tabiat oknum berseragam itu. Masa’ persoalan KTP tidak berlaku lagi, malah pakai tahan segala. Nggak enak banget sumpah.  Udeh semaleman naik bus, sikat gigi aja kaga’, tidur nggak nyenyak takut ransel ada yang nyolong.

Setiba kami di Bali, singkat cerita saya dan Fia lanjut nyari rumahnya temen yang di Denpasar. Pas nemu, kita cipika-cipiki gitu, mandi, trus ngobrol, hangout sebentar liat Denpasar malam hari. Sebagai pendatang, kami  mulai nanya ke Dia soal sewa motor, apa aja yang lagi happening, bagusan tempat A atau B, dll.

Keesokan harinya. 

Satu motor matic merah sudah cantik terparkir di garasi. Jam 8 pagi udah rapi, camera udah di charged full, handphone , sun glasses udah pada ready semua. Fia yang bawa motor, saya mah diboncengin aja (kaga tau naek motor). Kita start dari Denpasar menuju Kuta bermodalkan plang-plang jalan dan  google maps. Di Kuta kita muter-muter nggak karuan trus lewat ke Legian, singgah sebentar di sana. Abis itu lanjut lagi ke Tanah Lot. Big thanks to google maps, helpful BE GE TE. Sesi foto-foto paling nyita waktu beneran. Belom nyampe di Tanah Lot aja, udah ada sekitar 40-an foto. Apalagi kalau udah di sana? 

Habis dari Tanah Lot, lanjut lagi muter-muter, ngisi bensin, makan bakso dan es buah terus kembali lagi ke Kuta. Kita ke Legian lagi buat foto di monumennya. Gokil, sih, nih jalan isinya bule-bule semua. Kami nggak habiskan waktu banyak di tempat ini. Engap! Jadinya kami putuskan untuk jalan-jalan di sekitar Seminyak sambil tunggu kabar 2 teman kami.

Saat denger kabar dari teman, akhirnya sepakat untuk ketemua di McD deket pantai Kuta. Kuta lagi kuta lagi. Oh iyah, 2 orang ini adalah Kak Torgis dan Reyhan. Mereka teman kampus dan kebetulan mereka berdua habis explore Pulau Jawa. Sekitar jam 9an malam, kami berempat bertemu. Makan malam di McD ditraktir ama Reyhan. Kebetulan Reyhan dan saya ulangtahunnya sama, tanggal 8 Oktober. Dia tajir, Dia yang traktir. HAHA. Setelah makan-makan, ketawa-ketiwi, kami lanjut jalan di sekitar pantai dan foto-foto. Eh nggak lama, tau-taunya temen saya ngasih surprise b’day cake. Wah, senengnya!  Sekotak tart chocolate yang cantik. Episode telenovela pun terjadi. Terharu, seneng, lucu, kocak, bahagia banget pokoknya. I am turning 23, guys!

Setelah acara birthday surprisenya, kami mutusin nggak balik dulu. Penasaran sama dunia malam Legian soalnya. Kata orang-orang, makin malam, makin azik. Bener saja, sepanjang Jalan Legian cuman ada dua hal yang terlihat dominan; bule dan musik keras dari pubs, clubs , cafe dll. Terlihat bule-bule pada mabok, wanita penghibur, daaaaaann sempet liat 1 cowboy paradise french-kissed-an sama bule cewe’. Gokil! Am I in Vegas?

Waktu sudah menunjukkan waktu jam 1 pagi dan akhirnya kita sepakat untuk balik. Reyhan dan Torgis nginap di sekitar Kuta sementara saya dan Fia mesti balik ke Denpasar. Di tengah jalan pulang,  tiba-tiba kami berdua lupa arah. Mulai nyasar kita. Sampai-sampai kita keliling-keliling 2 jam, loh , masih aja nggak nemu rumah temen saya. Nggak tau kenapa  malah lewatin batas ke Kintamani, eh nyasar lagi lewatin kampus Udayana. 

Akhirnya kita ditolongin ama seorang pria yang sepertinya udah curiga dari tadi kalau kita nyasar. Dia nunjukin kita arah dan jalan yang tepat. Alhamdulillah! Akhirnya sampailah kita di depan kosan teman kami.  Bentar-bentar, Furgoso! Pagar rumah tergembok, coy. Mana anjing komplek menggonggong lagi. Mau teriak, nggak enak. Telpon nggak diangkat, SMS nggak dibales. Emang salah kami juga, sih soalnya pulangnya dini hari. 

Akhirnya kita memutuskan untuk lanjut keliling lagi. Rasa ngantuk udah lewat, kaya’ nggak ada kapok-kapoknya. Meluncurlah kita ke arah utara Denpasar. Wuiiihhh dingiinnya kebangetan, kami berdua tetap saja muter-muter nggak ada tujuan. Semua jalan utama, monumen-monumen sampai warung bebek betutu udah kami lewatin semua. Sekitar jam 3 dini hari, secara nggak sengaja ternyata kita masuk lagi ke daerah Kuta. Pas mau masuk ke Legian, kita dihadang sama beberapa orang polisi. Alamak! kami di interview beberapa menit, “Asal dari mana? mau kemana? ngapain ke Legian jam segini?”. Nggak ada angin nggak ada ujan, tiba-tiba salah seorang polisi berkomentar “bukannya kalian tadi udah kesini?”. HAHA. 

Kami jawab mau ketemu temen dan alhasil diijinin masuk. Jalannya macet parah, makin larut makin sumpek. Satu gang aja sudah habisin waktu 30 menit. Pokoknya kegilaan dunia malam ada di sini. Mungkin ini juga yang menjadi faktor pemicu ledakan bom Bali waktu itu.

Pas keluar dari Legian, Fia udah gemetaran saking dinginnya. Satu yang bikin kesel juga saat berhenti di satu lampu merah durasi 120 detik. Dinginnya tambah nusuk cuy. Nggak kuat. Kita mutusin balik lagi ke kosan teman. Nyasar lagi woy.  Tapi kali ini nyasarnya nggak parah. Kalo nyasar, kita kembali ke spot yang udah bener-bener hapal mati jalurnya. Ikutin plang- bangunan-warung- toko-bank dan kosan temen. Puji Tuhan banget, pas masuk lorong sekitar rumah, ada SMS dari temen. Ah! kebayang lah, yah, tiba-tiba kasur menjadi tempat ternyaman waktu itu. Ngecek jam, ternyata udah pukul 4:50 pagi.

What a birthday trip! 

stucked at Tanah LOt

Legian in d’ middle of Nite 

as rock as our journey

________________________________ to be continued