KESAN PERTAMA BACKPACKING DI INDIA

HEY VISA !
HEY VISA !

Pukul 12:05 dini hari mendaratlah si burung besi AIR ASIA di Kolkata. Saya dan 2 travel mate saya sangat antusias ketika semua tulisan Hindi menghiasi seluruh plang-plang di bandara. Senang, kaget dan bahkan tidak menyangka akhirnya 2 tahun bermimpi untuk ke tanah Bollywood ini menjadi kenyataan. Kolkata menjadi kota pertama yang kami injak. Kebetulan 5 bulan sebelumnya hanya rute KL- Kolkatalah yang tiketnya paling murah. Kolkata atau Calcutta adalah salah satu dari 4 kota besar di India yang diberi akses untuk VOA. Dulunya Kalkuta ini adalah nama ibukotanya India.

Tiba di imigrasi, saya dan Dede langsung dipersilahkan kebagian pengurusan VOA.Sementara Fia mengantri untuk stempel passportnya. Sebelum berangkat, Fia udah ngurus visa duluan di Jakarta (biayanya $45), sementara VOA biayanya $72 (3600 rupee). Pengurusan Visa On Arrival di India terbilang cukup mudah. Petugas hanya meminta passport, bookingan hotel dan tiket pulang.Setelah mengisi satu formulir, kami di beritahukan untuk membayar dalam bentuk cash- rupee. Kami pun menuju ke bawah didampingi petugas imigrasi untuk menukar uang. Visa yang terstempel di passport sangat sederhana sekali,  dibuat manual dan masa berlakunya ditulis sama dengan tanggal tiket pulang kita. Meskipun valid hingga 30 hari, si petugas memberitahukan lagi kalau pulangnya harus sama dengan tanggal tiket pulang.

Tiba-tiba saja datang 2 lelaki dengan membawa ransel kami. Entah mengapa, Fia yang kami suruh untuk mengambil backpack kami di baggage claim kog bisa dibawa ke atas. Kaget juga, sih nama kami dipanggil waktu itu. Oh iya, sedikit drama juga karena tiket pulang Dede nggak Dia print (tersimpan di email). Saya dan Dia pun mendadak kaget karena petugas maunya hardcopy gitu, minta di tunjukin di email nggak ada jaringan internet. Kan nggak lucu harus pulang. Tak lama kemudian, ada seorang petugas lain datang, paruh baya, berbadan besar, lumayan good looking, meminta dokumen-dokumennya Dede. Dede berkeras kalau tiket itu ada di email, butuh jaringan internet doang. Suasana sangat hening waktu itu. Sekitar 15 menit, akhirnya si bapak tadi dengan muka datar dengan tampang kesal memiringkan monitor PCnya untuk dipakai log-in ke email dan print. *feuww Alhamdulillah

Welcome to India

Kami bertiga mengitari bandara. Bandaranya bersih, dingin, luas dan bagus. Terlihat beberapa penjaga berdiri tegap, berpatroli sambil membawa senapan. *Segitunyakah?

Kami pun sampai ke sudut bandara untuk duduk sejenak dan mengisi battery sambil menunggu untuk sahur. Menu sahur kami waktu itu adalah kuning telur, sandwich dan kue  kering yang kami bawa dari rumah. Setelah  sahur, shalat, mandi dan tiduran di kursi. 

BUS BUS BUS
BUS BUS BUS

Waktu menunjukkan jam 7 pagi. Kami keluar dari bandara dan menuju halte. Saat menginjakkan kaki di luar bandara,  kami tercengang melihat sepeda tua berkarat yang melintas di depan mata kami, mobil tua dan suasana yang kumuh. Atmosfer di dalam dan luar bandara berbeda 180 derajat. Seakan-akan kami bertiga hidup di jaman 80an, beneran. 

Tiba di halte, kami naik ke arah Howrah Stasiun. Biayanya 40 rupee/orang. Jalan menuju Howrah Stasiun membuat mata saya membelalak melihat kendaraan yang bising, suara klakson yang nyaring menampar gendang telinga,tempat tinggal yang kumuh, perempuan-perempuan India dengan sarinya, segerombolan pria yang mandi di pinggir jalan dan sobekan spanduk Happy Ied Mubarak dari actor terkenal se-antero India, ShaRukh khan. Ditambah bus yang ditumpangi sudah sangat overload. Cuaca terik,mana puasa lagi. Perasaaan yang campur aduk. 

“what am I doing here?” kata saya dalam hati

Howrah Stasiun
Howrah Stasiun

Tiba di stasiun Howrah, kami kesana kemari untuk mencari tiket kereta.Mungkin banyak pelancong yang sudah booked dari awal untuk urusan tiket kereta. Kami go show aja, lagian ada kuota turist kok. Jadi tidak terlalu khawatir untuk kehabisan tiket. Benar sih, sebagian besar penduduk India menggunakan kereta sebagai alat transportasi utama. Penduduk ke-2 terbanyak setelah China ini wajar kalau sistem transportasi yang ideal adalah kereta.

Semakin lama semakin panas dan semakin haus. Buka puasa masih lama.Kami ke stasiun untuk mencari tiket. Pusing dengan hiruk pikuk isi stasiun, saya dan Dede mencari simcard buat dipakai internetan. Kami tahu untuk mendapatkan simCard di India terbilang nggak gampang, harus disertai dokumen-dokumen yang sah. Provider yang terkenal di India adalah Vodafone dan Airtel. Kami mencari-cari di sekitar stasiun Ternyata tidak ketemu dan akhirnya bertanya di pos polisi dan ternyata ada satu kedai kecil dan tersembunyi yang katanya menjual simcard. Kami pun ke sana dan tiba-tiba si penjual ini mengorek sakunya dan mengeluarkan satu simcard dengan merk lain sambil menuliskan kapasitas internet, sms, nelpon segala macam. Daripada nggak ada, udah loyo juga akhirnya Dede beli. It’s Ilegal pemirsa!

Lanjut mencari tiket, kami dipimpong dari satu gedung ke gedung lain di stasiun. Stasiunnya besar dan luas serta penuh dengan segala macam hirupikuk orang India. Setelah bertanya dan bertanya akhirnya kami ke tempat pembelian tiket untuk kuota turis, Tatkal. Cukup lama untuk mendapatkan tiket kami ke New Delhi. Target kami yang harusnya dapat tiket jam 3, akhirnya harus menunggu sampai jam 5 sore. Tapi nggak masalah, yang jelas kami harus tinggalkan kota ini, pusing soalnya.

TIKET ke INDIA
TIKET ke INDIA
menu makan malam
menu makan malam

Harga tiket ke New Delhi  yaitu 2473 rupee dengan perjalanan kurang lebih 17 jam, kelas sleeper AC3. Jadi bakal nginap di kereta. Kami menunggu di waiting hall, sesekali keluar stasiun karena bosan. Keretanya jadul banget, tapi pas masuk ke dalam dan liat seat kami, WOW bersih, nyaman dan dingin, layaknya kelas bisnis. Makanan pun komplit dan beragam. Buka puasa jam 7:30 pm, sahur jam 4:12am shalat di linen room yang sempit dan samping WC pula. *tepokjidat

tempat sahur SEKALIGUS TEMPAT SAHUR saya dan aHMAD (SAMPING WC)
tempat sahur SEKALIGUS TEMPAT SAHUR saya dan Dede (samping WC)

See you soon Delhi  ! *zzzz

SUASANA KERETA API DI INDIA

Transportasi utama paling favorit di India adalah kereta api. Penduduk yang milyaran dengan negara yang luas membuat transportasi ini massive digunakan. Saya salut dengan system kereta disana, sangat bagus dan terkontrol. Beda jauh dengan yang ada di negara sendiri. Meskipun tampang gerbongnya kumuh, berkarat tapi sangat membantu saya selama traveling disana. Untuk menikmati kereta disana bisa booked tiket jauh-jauh hari sebelum berangkat disini. Nanti jika sudah masuk ke Clear Trip, kamu bakal disuguhkan dengan satu tahap yang sedikit ribet yaitu IRCTC ( Indian Railway Catering and Tourism Corporation). Kita harus membuat akun dan harus ada pihak ketiga yang terlibat, tidak lain tidak bukan adalah orang lokal, yeah orang India bukan orang gila. haha Kalau punya teman atau kenalan disana, malah lebih bagus. Bisa pinjam atau pakai akunnya.

Kenapa hal ini harus terjadi ???*ala-ala FTV

Dikarenakan pihak IRCTC mensyaratkan data berupa email dan nomor telepon India (+91) plus 10 digit nomor. Data-data tersebut nantinya diinput biasa, seperti ketika kita mendaftar di Clear Trip. Nah dari situ nantinya akan dikirimin 2 password untuk verifikasi akun. Satu password buat Email dan satu lagi ke nomor yang dipakai saat registrasi. Setelah verifikasi, nanti akun IRCTC akan langsung tersinkronisasi dengan Clear Trip. (REMPONG KAN?) Mending go show aja kaya saya ,nggak usah booked hihi

Takut kehabisan? Itinerary buyar? 

Jangan putus asa dulu, sistem perkeretaapian di India  bagus. Ada kuota untuk turis disebut tatkal meskipun sedikit lebih mahal yah dibanding tiket biasa. Jadi ada kelas-kelas kereta api disana. Nih, saya akan mengurut dari paling kumuh ke elit.

  1. 2nd Seat, duduk nggak boleh baring,tanpa ac,nauzuh bila aromanya
  2. Sleeper, tanpa ac,ada kasur,acak
  3. First Class, tanpa ac mirip sleeper
  4. AC chair car
  5. AC 3 tier, berpasangan tiap kompartmen,pakai ac, ada tirai,tidur 3 baris da nada nomor kursi
  6. AC 2 tier , mirip AC 3tier cuman semuanya berduaan aja
  7. AC first Class, sama Cuma ditambah pelayan aja.

 

Saya udah sempet nyoba tipe kereta nomor 1,2 dan 5. Ketika saya ingin ke dan dari Agra, ke New Delhi, dan ke daerah India Selatan, Chennai-Tamil Nadu.

Waktu ke Agra, saya dapatnya tiket sleeper. Jadi lumayan bagus. Sistemnya acak, jadi kalau ada yang kosong di kompartmen tinggal duduk saja.Kalo nggak dapat tempat kosong, yah berdiri. Jendela tidak bertirai, langsung dengan trali besi,sangat panas dan sedikit bau. Pulang dari Agra, kami membeli tiket general. Kami nggak tahu harus mau duduk dimana. Kami menuju ke kelas sleeper, dan dipimpong lagi ke arah depan gerbong. Tempat yang tidak lain tidak bukan semua orang India dengan beragam macam gaya disana. Sangat padat, panas,sesak,dan tidak bakal betah. Saya bertiga waktu itu belum naik kereta,baru mengejar dari luar dan sudah menciutkan kami untuk naik setelah melihat kelasnya. Kereta perlahan-lahan bergerak agakt cepat, sambil berdiri di luar gerbong kelas sleeper, kami bertanya keorang lokal yang berdiri di tepi pintu gerbong untuk memberikan kami izin untuk masuk. Sambil memelas dan berlari-lari kecil, akhirnya kami dibolehkan masuk. Dan LONCAT. LONCAT!

note :(ADEGAN INI TIDAK MEMAKAI STUNT MAN ! DONT TRY AT HOME!) huauau

 

Beda pengalaman lagi ketika saya ingin ke Chennai, daerah selatan India. Waktu itu saya berangkat sendiri. Sedikit cemas dan khawatir.Daripada harus menggunakan pesawat yang harga tiketnya mahal mending naik kereta. Saya beli tiket kereta kuota turis dari New Delhi ke Chennai seharga 2.200 rupee dengan kelas AC 3 tier, dan tahukah Anda berapa lama jarak tempuhnya? — 32 jam !!

Kebayang, kan jauhnya? Celakanya, malamnya saya mendadak demam dan mengigil entah kenapa. Mulai panik dan tidak tahu mau ngapain, tidur terganggu. Mungkin karena faktor kecapean angkat ransel sepekan lebih. Selama saya di kereta, makan jadi nggak enak, semua tetangga duduk saya di satu kompartmen itu laki-laki semua. 

32 jam itu lam, loh ! Berbagai macam stasiun yang saya lalui. Tidak pernah sekalipun turun dari stasiun karena semua keperluan makan ada di kereta. Saya kebanyakan tidur, kebetulan saya berada di seat yang paling bawah jadi enak, nggak terlalu mengganggu penumpang lain.

Pemandangan di kereta sudah membuat saya cukup tahu gimana rasanya kereta di India. Bagaimana suara-suara para penjual kacang, susu, gerbong, petugas kereta sampai dengan tipe-tipe penumpang. Kalian bisa lihat India itu gimana cuman dalam kereta.

 

So, sudah siapkah kamu merasakan sensasinya juga?

 

Jalur ke Chennai, jaooohhh banget!