Sehari Berbagi di kelas Inspirasi Bone

I am in !
I am in !

Ajakan dari seorang teman untuk ikut kegiatan yang bernama “Kelas Inspirasi” mentally membuat saya menjadi orang yang lebih bersyukur, lebih tahu lagi tentang pentingnya berbagi, lebih peka akan lingkungan sekitar.

Kelas Inspirasi pertama kali saya lakukan dan coba adalah di Bone. Kota-kota besar lain di Indonesia sudah melakukan kegiatan 1 hari berbagi di SD-SD yang terpilih di kota masing-masing. Kegiatan ini baru pertama kali diadakan di Bone dan beruntung saya terlibat di dalamnya. Saya menjadi relawan di SD Lonrae, sekolah yang terbilang cukup jauh dari rumah saya. Di hari inspirasi saya bergegas pagi-pagi ke sekolah itu, membawa sejumlah peralatan tambahan untuk diperagakan didepan kelas.

Tededemm———— seson pertama, giliran saya yang masuk kelas.

membuat perahu cita-cita
membuat perahu cita-cita

Heran, tak sedikitpun saya canggung di depan murid-murid kelas 4 SD ini.Pengalaman pertama sekali tampil didepan kelas menjadi figure orang asing bagi siswa-siswi SD Lonrae. Perasaan yang memuaskan saya dan membanggakan diri saya sendiri ketika mereka bersorak bersama, memperhatikan saya dan menyimak semua satu persatu kata yang saya lontarkan ke mereka. Kebetulan saya membawakan materi tentang menulis dan traveling. Saya membawakan beberapa contoh tulisan saya yang telah dimuat di koran Tribun Bone dan juga Detik.com. Saya memberikan gambaran ke mereka bahwa menulis bisa dijadikan sebagai profesi. Anak-anak sebagian besar hanya mengetahui profesi itu sebatas dokter, guru, dan polisi. Tidak ada satupun murid yang tahu jika penulis itu dikategorikan sebagai satu pekerjaan/profesi.

Tibalah saatnya yang ditunggu-tunggu. Pelepasan perahu cita-cita di laut. Kebetulan lokasi sekolah tempat saya “bertugas” adalah daerah pesisir. Jadi ide untuk melukiskan cita-cita anak-anak SD Lonrae paling pas adalah membuat perahu cita-cita. Saya dan tim saya bersama murid-murid kelas 4,5 dan 6 membuat perahu di dalam kelas dan menulis nama serta cita-cita, setelah itu, kami tertibkan barisan dan berjalan menuju dermaga. Sekitar setengah kilometer kami berjalan beriringan, terik matahari sangat menusuk ke pori-pori kulit. Sambil berjalan, kami bernyanyi sepanjang jalan dan tentu saja kami menjadi pusat perhatian bagi penduduk setempat. yahhhh..mirip pawai lah..

Panas terik,keringat bercucuran, semangat anak-anak masih sama ketika kakak-kakak relawan masuk ke kelas. Saat tiba di dermaga, perahu induk- kami lepaskan perlahan-lahan menyusul perahu-perahu kecil berwarna-warni yang telah dibuat oleh adik-adik.

 

YAY ! yay ! yay!
YAY ! yay ! yay!

 

Berawal dari amplop

Beberapa tahun yang lalu, ada satu keluarga yang pindah ke perumahan yang cukup popular di kota Bone. Dirwan adalah nama anak lelaki dari keluarga itu. Beralis tebal, kurus, bulu mata yang lentik, rahangnya kuat dan mata yang sayu. Ia akan masuk ke fakultas Hukum di salah satu Universitas swasta di kota itu. Ia juga keranjingan membaca sehingga menghabiskan sebagian besar waktu luangnya di perpustakaan kota.

Adalah seorang wanita sederhana, bersuara lembut dan murah senyum bernama Siska. Gadis yang kesehariannya sebagai petugas perpustakaan kota dan semua orang menyukainya. Dia sangat ramah terhadap semua pengunjung. Apabila ada pengunjung yang tidak mampu menemukan sebuah buku, ia akan menghentikan apa saja yang dikerjakannya.

Diam-diam Siska ternyata mengagumi Dirwan. Tiap kali Dirwan memasuki perpustakaan itu, kedua matanya bercahaya sampai mengamati Dirwan berjalan ke sana-kemari melewati tumpukan-tumpukan buku. Namun Siska tidak pernah memulai pembicaraan dengannya,begitu pula sebaliknya. Siska terbilang anak yang cukup pemalu.

Suatu ketika di petang hari, Siska bergegas menutup perpustakaan. Di saat dia membungkuk di salah satu meja, tiba-tiba ia menemukan sebuah amplop yang tergeletak di atas lantai. Dengan rasa penasaran, Ia pun memungut dan melihat amplop yang ternyata dikirimkan dari sebuah Universitas di kota itu.

“Tampaknya ini begitu penting, mungkin saja seseorang sedang mencari ini setengah matigumamnya dalam hati. Siska memandang sekilas alamat si penerima dan terkejut karena alamat itu adalah perumahan yang cukup dekat dari kediamannya.

Siska pun mematikan lampu,mengunci rapat perpustakaan dan bergegas pulang sembari membawa amplop tersebut. Setibanya di depan rumah yang tertera di amplop itu,ia pun segera menekan bel.

“Siapa ?” seru suara perempuan dari balik pintu.

“hmm.. saya Siska,.” Jawabnya

(pintu pun terbuka)

” Saya menemukan sepucuk surat di lantai perpustakaan dan kebetulan yang ditujukan untuk Dirwan Ramadhan. Ibu kenal dengan nama itu?” lanjut Siska.

“oh..iya..Dirwan Ramadhan itu adalah anakku.Dari tadi kami mencari surat itu. Jadi, suratnya terjatuh di perpustakaan?” seru Ibu itu sambil memandang Siska dari atas sampai bawah.

 

“ya Bu,” kata Siska. “Saya petugas perpustakaan,dan kebetulan saya tinggal satu blok dari perumahan Ibu,jadi saya pikir tidak ada salahnya untuk membawa surat ini”

“Ayo,masuk dulu,kita duduk-duduk sebentar sambil minum teh.” kata Ibu itu sambil tersenyum cerah

Sambil mengajak Siska ke kursi tamu, Ibu Dirwan berbicara tentang surat itu. “Kalau si Dirwan punya surat, pasti Ibu selalu simpan di meja dapur agar ia melihatnya kalau pulang. Kebetulan surat itu penting, jadi Ibu masukkan saja ke bukunya. “

Tiba-tiba saja pintu terbuka lebar dan masuklah anak lelakinya, Dirwan. Terkejut bukan main ketika melihat pria yang didepannya adalah pria muda yang dikaguminya selama ini. Jantung Siska berdenyut lebih cepat dari biasanya,bibirnya tiba-tiba kaku dan matanya tak berkedip. Ibu Dirwan pun dengan semangat menjelaskan kepada anaknya apa yang terjadi dengan surat itu.

Dirwan memandang Siska dengan kagum.

“Hahhhh! Yang dari perpustakaan itu kan?, Terima kasih yah..Nona e….,”

“Siska”.ketus Siska dengan lantang. Jantungnya masih berdegup-degup dan merasa yakin bahwa pipinya pun memerah.

Perkenalan pun berlanjut, Ibu Dirwan berjalan kesana-kemari mempersiapkan teh dan kue-kue.

Dan tiba-tiba saja Dirwan berkata, “bagaimana kalau Sabtu malam ini saya ajak makan malam di luar,hmm itung-itung terima kasih..Mau nggak?”

Sebelum Siska menenangkan nafasnya, Ibu Dirwan menyela “Sudah, bilang IYA saja ..”

Siska pun tertawa “Ya, dengan senang hati”

—-

Keakraban pun berlanjut sampai keduanya menjalin hubungan rumah tangga. Tepat setahun usia pernikahannya, Dirwan menceritakan kepada Siska,istrinya tentang dibalik cerita awal mereka bertemu.Mereka duduk bersama di anak tangga beranda menikmati secangkir teh hangat di malam hari.

Dengan lantang Dirwan berkata “khhmm… Jadi begini,dulu itu saya bukannya keranjingan membaca. Saya cuma pengen melihat kamu di perpus itu. Yah, karena malu dan tidak tahu bagaimana cara mendekati kamu, makanya saya beritahu Ibu tentang kamu. Ibulah yang akhirnya merancang skenario itu. Setiap ke perpus,pasti saya menjatuhkan amplop. Tapi ada saja orang lain yang memungutnya dan meneriaki malah mengejar saya mengembalikan amplop itu. Sampai pada akhirnya,saya yakinkan hanya tinggal kamu yang berada di dalam perpus dan menjatuhkan amplop itu dengan sengaja, dan tedennggg ternyata berhasil. ”

Sementara Dirwan menyampaikan kisah konyol nya itu, Siska pun tertawa histeris dan berkata

“Dirwan sayaaang, asal tahu aja yah, amplop yang kamu jatuhkan itu tidak terLEM dengan baik. Saya membukanya sebelum mengantarnya ke rumah kamu waktu itu. Dan tidak ada apa-apa di dalam surat itu kecuali kertas kosong. Saya menebak setengah mati apa yang akan saya lakukan,jadi yah kuikuti sajalah permainan itu. Kamu nggak sadar yah, kamu itu aktor yang buruk ” Siska memalingkan matanya yang berkedip-kedip sambil menyentil hidung suaminya.

Suasana pun pecah dengan suara tawa yang keras. Mereka berpelukan sambil memandang awan malam yang menabrak lembut sang rembulan.

Li River, surganya orang China

Guilin bisa dibilang kota yang paling aku favoritkan selama traveling di China. Pemandangan alamnya sangat menakjubkan. Saya bersama 2 orang teman saya ke tempat ini karena ingin menyusuri sungai yang paling tersohor di negeri Panda ini, sungai Lijiang atau lebih dikenal dengan sebutan Li river. Sebelum kami ke Li river, saya dan teman saya menginap sehari di salah satu penduduk lokal Guilin. Nah, kebetulan host kami adalah seorang professor dan sangat baik hati menyambut kedatangan saya dan teman saya di apartment miliknya.

with our host! Thank you so much for the hospitality.
with our host! Thank you so much for the hospitality.

Untuk menyusuri sungai yang panjangnya sampai 437 km, ada beberapa cara antara lain dengan menggunakan rakit bambu (bamboo raft) , kapal biasa dan ikut tur kapal pesiar (cruise). Saya memutuskan untuk menggunakan rakit bambu saja, yah taulah yah, harus irit murah meriah manjah. Untuk menikmati fasilitas ini cukup membayar 180 yuan, kalau dengan cruise sekitar 500 yuan. Kalian tinggal milih, paket yang mana.

Sepanjang perjalanan, pengunjung akan disuguhkan keindahan hamparan karst yang berdiri sangat cantiknya. Nah, sekedar info nih yah, karst ini merupakan karst terbesar di dunia. Jadi kebayang kan, sambil naik rakit bambu, liat karst, cuaca terik dengan suhu yang dingin, just perfect! Saya bersama 5 orang traveler lainnya sangat excited menyusuri sungai ini. Tapi sebelumnya, harus pake pelampung dulu biar aman.

Rakit bambunya siap jalan menyusuri (sebagian) Li river
Rakit bambunya siap jalan menyusuri (sebagian) Li river
Hamparan Karst yang menghiasi sungai Li.
Hamparan Karst yang menghiasi sungai Li.

Pemandangan bukit karst yang dilewati memiliki nama /julukan tersendiri sesuai dengan bentuknya. Jika kalian menggunakan fasilitas cruise, pemandu akan memberitahukan secara detail. Kalau pakai rakit bambu, kalian tidak akan tahu nama bukit yang kalian lewati. Saking cantiknya, Li river ini didokumentasikan sebagai ikon di mata uang pecahan 20 yuan.

Singgah berpose di spot 20 yuan
Singgah berpose di spot 20 yuan

Setelah beberapa jam , kami turun di sebuah kota kecil bernama Yangzhou. Kota ini ramai dengan berbagai macam toko souvenir dan oleh-oleh khas kota ini. Salah satu spot menarik di Yangshuo adalah West Street. Kawasan pedastrian yang menarik untuk traveler. Di tempat ini kita bisa membeli souvenir, mencoba jajanan lokal atau sekedar duduk di bawah pohon yang rindang dengan background bukit yang menawan.

FESTIVAL ES DAN SALJU DI HARBIN

Me in the middle of freezing air
Me in the middle of freezing air

Banyak kota di dunia yang mempunyai festival menarik salah satunya adalah di Kota Harbin, China. Ada festival es dan salju yang diselenggarakan tiap tahunnya. Turis yang datang akan dibuat takjub oleh patung-patung es!

China, salah satu negara ‘a must to visit’ yang masuk dalam bucket list saya. Selain Tembok China (the Great Wall), ada salah satu tempat yang saya sudah idam-idamkan jauh hari sebelum berangkat, yakni Harbin. Mungkin sebagian dari kalian tidak familiar dengan nama kota ini.

Harbin merupakan kota terbesar dan sekaligus ibukota dari provinsi Heilongjiang, sebelah Timur laut China. Di kota inilah diselenggarakan festival tahunan yang sangat meriah,yakni Ice Sculpture Festival. Ice Festival untuk tahun ini diselenggarakan tanggal 5 January- 25 February.

Saya berangkat dari Beijing- Harbin menggunakan kereta. Tiba tepat tanggal 19 January 2015 di pagi hari. Waktu itu terlihat hiruk-pikuk masyarakat dengan segala macam aktivitasnya. Sehari berjalan di kota itu, langsung lah saya berangkat ke tempat diadakannya festival. Harga tiket untuk masuk ke tempat ini berbeda-beda. Untuk warga lokal, lanjut usia, mahasiswa (memperlihatkan ID) dikenakan 160 Yuan. Untuk anak di bawah 12 tahun dikenakan biaya 120 yuan. Sementara untuk turis sebesar 300 Yuan.

2015-01-19-20-58-09_deco

GOPR8182_1422146223530_low

2015-01-20-19-38-29_deco

Festival es ini merupakan salah satu dari 4 festival es terbesar di dunia (Jepang, Norway, dan Quebec). Pahatan es yang megah dan beraneka macam bentuk sangat mempesona dan menakjubkan. Ada ribuan lebih pemahat professional yang didatangkan dari seluruh belahan dunia untuk menyalurkan inspirasinya melalui potongan-potongan es dan salju.

GOPR8210_1422156033388_low

Waktu berkunjung paling tepat ke festival ini adalah di malam hari. Kita akan disajikan berbagai macam bentuk ice sculpture yang mewah dengan gemerlap warna-warni dari tiap bangunan. Ada bangunan yang berbentuk istana, igloo, taman bermain, dan sebagainya. Tidak heran, harga tiketnya terbilang mahal.

2015-01-19-18-16-12_deco

Ada banyak cara untuk menikmati tempat ini. Di sana, disediakan kereta kuda yang bisa di sewa untuk berkeliling tanpa harus berjalan menyusuri jalanan dingin yang bersalju. Selain itu, tidak perlu khawatir untuk takut kedinginan, karena di dalam arena festival tersedia berbagai kedai minuman dan makanan yang tentunya bisa berhangat ria di dalamnya. Nah, tunggu apa lagi , ice festival masih menunggu disana. Booked your tickets and get ready to freeze!

KERENNYA MURAL ARTS DI IPOH

2015-01-15-21-06-19_deco

“we’ve got to fix that building. I would think those murals are priceless”- Barbara Ingram

Mural.. mural.. mural.. salah satu media untuk menyalurkan aspirasi melalui gambar atau lukisan di dinding. Yap, dinding atau tembok lah yang dijadikan sebagai kanvas. Mural sendiri sebenarnya sudah ada sejak 30.000 tahun sebelum masehi. Dimana terlihat banyak bukti-bukti sejarah, peradaban dunia yang terlukis di dinding gua pada saat masa berburu, meramu, dsb. Mural sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu Murus yang berarti Dinding.

Kawula muda sekarang melihat bahwa mural merupakan sarana kebebasan berekspresi yang bisa diliat banyak orang dan patut diapresiasi. Seperti halnya seniman dari Lithuania,  Ernest Zacharevic yang hasil karyanya terpampang jelas di Ipoh. Kebetulan sewaktu saya menyempatkan traveling ke Ipoh, saya begitu antusias untuk melihat karya-karya dari Ernest di beberapa sudut jalan kota Ipoh.

Hasil karya Ernest di Ipoh menjadi salah satu objek wisata yang terkenal di kota itu. Beberapa tempat pusat informasi turis di Ipoh menyediakan selebaran khusus untuk melihat karya karya Ernest.

Ada 7 mural Ernest yang disuguhi di kota itu. Saya mengunjungi ke tujuh tempat itu dengan modal selebaran yang diambil. Mural-mural tersebut tersebar di beberapa ruas jalan. Di selebaran juga ditunjukkan alamat dan koordinat yang jelas.

Ketujuh mural tersebut adalah:

1. Old Uncle with coffee cup

2. Paper Plane

3. Kopi “O”

4. Hummingbird

5. Evolution

6. Girl

7. Trishaw

Kopi O
Kopi O
Mural lain disudut jalan kota Ipoh
Mural lain disudut jalan kota Ipoh
Trishaw (paling lama baru nemu ni tempat, di lorong sempit )
Trishaw (paling lama baru nemu ni tempat, di lorong sempit )
Paper Plane
Paper Plane

Sayangnya, hanya sebagian yang sempat saya captured. Takjub melihat gambar yang begitu luar biasa dengan detail yang terbilang sempurna disetiap gambar. Disamping itu, banyak mural-mural lain yang tidak kalah menarik di Ipoh yang saya kunjungi. Sejenak tercengung membayangkan betapa bedanya “coretan” yang ada di kota ini dan yang ada di kota saya. *if you know what I Mean*