Writing is like a therapy for me. I can observe, assess and share my feelings, thoughts, memories and anything what I have been through. Because one day, yes, one day, all of them will be precious things to remember.
For the first time,I witnessed the-happening- statue of Jesus then so-called as the highest statue in the world. As we know that,the most popular of Jesus statue is located in Rio, Brazil. My boyfriend and I went to Makale, Tana Toraja to see that. We went there by motorcycle in the early morning and headed to the top of a hill of the city (Makale). The top of the hill is very accessible and still being constructed. At that moment, there are lot of visitors from out of town. It is 40 m tall which is taller than Christ the Redeemer in Rio. To reach this place, you can go by motorbike or car. I took a road by passing Toraja Coffee Cafe, the road is quite good and takes about 15 minutes.
We GOt IT! We parked the motorcycle and go up through some steps. The statues is still covered by smooth fogs. My bae and I walked down and took some pictures. The scenery is amazing. The city is very green and beautiful. The best time to visit this place is in the morning. Don’t worry, there are some small shops there in case you are thirsty or hungry 🙂
Sulawesi Tenggara tak hanya terkenal dengan makanan sinongginya. Wisata alamnya pun terkenal.Banyak wisata alam yang bisa Anda kunjungi. Selain Wakatobi, Pulau Bokori, Pulau Bintang, dan pasir putih, ada juga Danau Biru. Nah, danau ini terletak di Desa Walasiho, Kabupaten Kolaka Utara.
Cukup menempuh 2 jam berkendara dari Kota Kolaka, saya dan partner kerja saya mengunjungi tempat ini bertolak dari Kota Lasusua. Jaraknya hanya 1 jam dengan mengendarai motor. Tarif masuk di Danau Biru adalah 5 ribu per orang. Tetapi pada waktu itu pengunjung sepi sekali dan orang yang jaga di loket tidak berada di tempat. Alhasil Kami masuk dengan cuma-cuma.
Dari namanya saja sudah ketebak kalau danau ini pastilah biru airnya. Danau ini bersebelahan dengan laut, pemisahnya hanya tebing yang mengelillinginya. Airnya jernih terlihat dangkal, akan tetapi ternyata danau ini sangat dalam. Air di danau ini adalah air payau. Masyarakat setempat mulai merenovasi tempat ini dengan membuat spot poto yang aman untuk pengunjung. Masyarakat setempat menghimbau agar jangan terlalu banyak bercanda di tempat ini. Sudah banyak kejadian buruk yang pernah terjadi sampai menelan beberapa korban. Ada satu korban, pengunjung laki-laki yang terjun dari tebing dan tidak muncul ke permukaan danau.
Mood pagi sebelum kerja: Kunjungin blog 2 hari sebelum gajian. *curhat*
I Made it!
Daya tarik Toraja ternyata masih sangat banyak yang sepatut dan selayaknya dikunjungi. Sekarang ini, para traveler lagi heboh-hebohnya ngeposting satu spot yang kalau boleh dibilang bukan Toraja banget. Toraja identik dengan tongkonannya, hamparan sawahnya, tedong bonga, ritual kematian dan kopinya. Spot yang tadi saya singgung itu adalah Bukit pasir atau Gumuk pasir atau Gurun Pasir. Pasca lebaran, saya dan pacar saya memutuskan untuk travel lagi dan kali ini lokasinya adalah Toraja. Gumuk pasir sebenarnya adalah refrensi sepupu saya yang pernah ke tempat tersebut. Nah, setelah melihat beberapa foto dan membaca artikel tentang itu,ternyata worthy juga buat dikunjungi.
Gumuk pasir ini berlokasi di Desa Rantebua,Samalu,Toraja Utara. Kami ngetrip dengan mengendarai motor dari Makale ke Rantepao kemudian ke arah Kete’ kesu (bekal petunjuk dari Google maps serta nanya penduduk setempat). Lama perjalanan adalah sekitar 1 jam 45 menit atau sekitar 25km untuk sampai ke desa tersebut. Jalan yang dilalui berbelok-belok dan lumayan mulus. Banyak hal yang bisa dilihat disepanjang jalan; antara lain hamparan sawah yang hijau, bukit, kerbau, anjing, air terjun kecil, dan rumah penduduk.
Beberapa kali saya harus turun dari motor untuk bertanya ke penduduk setempat tentang letak persis gumuk pasir ini. Google maps sudah nggak bisa diandelin lagi. Beberapa kali harus berhenti karena merasa udah sangat jauh dari kota dan tidak melihat tanda-tanda desa yang ingin didatangi. Setelah melihat ada spanduk yang kusam dan sudah robek bertuliskan “gurun pasir ‘, kami pun tambah semangat.
Jalan yang saya lalui sangat sepi dan hanya ada 2 rumah penduduk yang itupun jaraknya terpisah. Saya pun bertanya ke seorang Ibu yang lagi ada di dalam rumahnya. Beliau merespon “harus jalan,sekitar sekilo lagi ke dalam” WOW!
Awalnya ogah markir karena kami pikir masih bisa kog dilalui motor.Yah meskipun alas kaki mau nggak mau dilepas. Ternyata beberapa meter saja kondisi jalan udah betul-betul parah. Takut motor kenapa-napa, akhirnya setelah melalui jalan berlumpur,becek, berbatu dan licin, kami putuskan untuk jalan kaki saja.
We are in the middle of the jungle. Setelah mendaki masih saja belum terlihat tanda-tanda gumuk pasir, sudah kelelahan dan sempat berunding untuk lanjut atau tidak. Saya hanya berdua, Omamaaake… look what’s your daughter doing. Sekitar ratusan meter berjalan,alhasil bertemu dengan 2 orang pemuda pendaki gunung yang hendak kembali ke kota dan bertanya apakah masih jauh atau tidak, dan mereka menjawab ‘sudah dekat sekali,tinggal lurus dikit,belok kiri dan naik ke bukit”
YAY!
Akhirnya, setelah becek-becekan, ngos-ngosan, telapak kaki udah perih gumuk pasirnya keliatan juga.Unforgettable moments. Sempat tertawa juga setelah melihat pakain dan kaki yang sudah sangat kotor. It’s so much fun. Tempat yang indah untuk dikenang dan mikir keras buat kembali lagi. One page of my life is fulfilled with this experiences. I witnessed and experienced a lot of things. Thanks to my boyfriend for the patience and help during the trip. XOXO
Yey…Pertama kali nya pemirsah eike ditugasin ke luar daerah selama gawE. Nama daerahnya adalah Lasusua, nama kabupaten dari Kolaka Utara,Sulawesi Tenggara. I flew from Makassar- Pomala on June 16. Perjalanan dari Bandara pomala ke kantor saya (Lasusua) cukup lama dengan jalan yang berkelok-kelok. Untuk pertama kalinya juga saya melihat perusahaan tambang yang terkenal ituu tuhh , ANTAM. Antam -antam pisanggg pisangku belum masak *garing
Well, nggak lengkap rasanya kalau ke kampung orang tanpa mencicipi masakan khasnya. Di Sulawesi Tenggara terkenal dengan sajiannya yang disebut SINONGGI. Sinonggi mirip pappeda di Ambon dan Kapurung di Luwu,Sulsel. Sagu adalah bahan utamanya. Nah, kebetulan waktu mau makan malam, saya dan teman kerja saya ke salah satu rumah makan yang ada di kota. Saya nggak nengok sana sini lagi di menunya, langsung nyebut “Sinonggi!”
Di dalam menu itu ada 2 macam sinonggi, antara lain sinonggi parede (ikan masak kuah bening) dan sinonggi ayam. Karena guwa pecinta ikan, yah saya milih ikan.
Harga 1 porsi sinonggi hanya 25ribu.Udah dilengkapi sambel dan tentunya ikan putih yang seger. Banyak yang kurang suka dengan sajian ini karena sagu masak yang disajikan hambar dan menyerupai lem.Meski masih asing di lidah, tapi saya sangat menikmatinya. Yaaaa kalau mau dirate 1-5 stars, saya kasih 4.5
TWO DAYS OFF EVERYBODY, IT’S TIME TO PACK, LET’S HIT THE ROAD!
My boyfriend and I went to Bulukumba by motorcycle. We started from Makassar. We were very enthusiastic since we’ve not been doing this since ages. Bulukumba became our destination. Nope , we did not threw a dart at Sulawesi map,it flashed out from our brain 😀
It needs about 5 hours to reach Bulukumba. When we were in town,we turned off the main road and headed along the main highway to Bira beach. It’s approximately 26 miles. The first spot was Bara Beach (actually that was my choise, my bae prefers Bira first to other places). At that moment, he mad at me 😀
Speaking of Bara Beach, it’s located in the same location with Bira Beach. They are twin. The difference is Bara is prettier than Bira. There are lots of coconut trees that you won’t find in Bira. Besides, the beach is very clean , white sands ,really soft and the sea with very crystal water. If you want to go here with your friends, office mates ,your bae or your family, there is a long camping area for free.
Well, after all the drama (he does not mad anymore), he asked me to go to the beach for swimming. Before that, we put a sunblock on our body first. It’s midday, extremely hot. Don’t you dare not to put it that on your face, unless if you would be like a steamed crab 😛
The second spot was Bira Beach. We spent for some minutes looking at the blue sea, some boats, hotels, banana boats and other travelers for sure. My boyfriend met his officemate at that time and had a short conversation before leaving the place.
The last but not least, the most-instagrammable-spot in Bulukumba named Apparalang. It needs about 30 minutes to get there. The view is unbelievable. The scenery is marvelous and it’s like Pura Uluwatu in Bali. The cliffs ,the blue sea, JUST PERFECT!.
in the middle of the seaperfect weather perfect trip @Bara BeachAt Bira BeachMe at Apparalang“hi Bro, do you mind taking our pic?’honey, look at you! your arms looked working hard lol
Under the Sun!
What a wonderful trip! A day but its worth. Well, I do it often (a road trip), and I know that I’ll live some unexpected moments during the trip, but I appreciate that.
Great ,adventurous memories. Surely looking for the next awesome trip!