Mengapa Sebaiknya Memakai Menstrual Cup

Pic: From Pinterest

Helloooooowww ladies, how are you guys doing? How’s school? Are you guys now working from home? Stay safe, stay healthy and don’t forget to wash your hands! Anyway, sebenarnya aku nggak tahu mau nulis apa, nggak ada bahan tulisan sama sekali. Tapi, mumpung kerjaan lagi nggak padet hari ini daaaaan kebetulan I’m on my period a.k.a “dapet”, jadi aku share pengalaman aja, yah, soal menggunakan cawan haid atau lazimnya dikenal dengan menstrual cup. Bukan kejuaraan mens , yah. I wish I knew it earlier (like 15 years ago)! I dunno how to start this but let me tell you gurls, you better switch your tampon or pad to this beautiful holy menstrual cup. I bet, 100% you’re gonna love it as I DO! Jadi gurls, pertama kali saya mendengar menstrual cup ini waktu saya di US. Jujur waktu itu belum kepikiran untuk membeli dan mengenakannya. Entah kenapa menginjak usia 30 tahun, I need to change something in my life. Setelah penuh pertimbangan dan research, I decide to use menstrual cup. Belinya nggak susah, tersedia di Tokped dan Shopee. Boleh dibilang harganya lumayan pricey, sih, tapi worth it kok. Saat ini saya memakai 2 jenis cup yaitu merk Organic Cup dan Blossom Cup. Mungkin diantara kalian udah ada yang pernah dengar soal menstrual cup atau malah sudah memakainya. Tapi for those who do not know about this, pasti kalian penasaran, gimana, sih, rasanya pakai mens cup? Cara masukinnya gimana? Sakit nggak? Emang selaput dara (hymen) nggak sobek, amankah untuk perawan? Well ladies, calm down! Let me tell you how does it feel. Are you ready?

Berdasarkan pengalaman saya, rasanya saat memakai menscup ini seperti iklan spring bed yang modelnya baru bangun tidur dengan paras senyum, lega, nyaman dan happy. Nah, seperti itu lah rasanya. It’s super duper comfy. Malah nggak berasa sama sekali, loh.

Gimana cara masukinnya? Tentunya dimasukkan ke lubang Vagina. Beda, loh, lubang uretra (untuk pipis) dan miss V ini. Cara untuk memasukkannya cukup bervariasi tergantung dari personal masing-masing. Untuk melipatnya (folding) sendiri, ada beberapa metode. Diantaranya ada yang disebut dengan C-fold, 7 fold, U-fold, S-Fold, punchdown fold, origami fold, labia fold. Begitupun dengan posisi badan kita untuk memasukkan si cawan silikon ini, relatif bervariasi. Bisa sambil jongkok, berdiri sambil menaikkan 1 kaki di kloset, berbaring di lantai sambil melebarkan kedua kaki (ngangkang). Yang jelas, RILEKS. Kalau aku sendiri yah, awalnya nervous dan butuh kurang lebih 4 menit untuk masuk sempurna dibantu dengan iringan Mozart hihihi. Saya coba C-fold tapi nggak berhasil sama sekali. Saya berdiri sambil menaikkan satu kaki di kloset, nggak berhasil juga. Akhirnya mengubah variasi lipatan dan saat memasukkan untuk kedua kalinya, butuh 3 detik saja. I nailed it. Teknik lipatan yang saya gunakan sampai sekarang adalah Punchdown fold dengan posisi jongkok. Kembali lagi, find your best way to insert it. Untuk melihat info lebih lanjut cara memasukkan dan melepaskan mens cup ini bisa di browsing aja. Mulai dari harga, review, cara membersihkan sampai dengan pembahasan procons keperawanan juga ada.

Pic from Pinterest. Gambar yang warna PINK, it’s called punchdown fold and it’s my fave.

Manfaat yang saya rasakan menggunakan menscup antara lain;

  • Nggak ada bau sama sekali. Memakai pembalut biasanya daerah intim jadi bau, lembab, berasa becek dan nggak nyaman. Buat kalian yang merasa tersiksa karena alergi dengan pembalut, cup ini jadi pilihan yang tepat buat kamu.
  • Tahan lama. Produk yang saya pakai bisa bertahan lama hingga 10 tahun, loh.
  • Menampung lebih banyak dari pembalut biasa. Bisa sampai 40ml.
  • Nggak repot bolak balik toilet untuk ganti pembalut. Menscup ini bisa dipakai sampai 12 jam.
  • Lebih hemat. Jadi bayangin, sehari butuh 3 pembalut, untuk periode 1 bulan (masa haid 6 hari misalnya) jadi 18 pembalut. Setahun total yang dipakai 216 pembalut. 10 tahun = 2,160 piece. 1 pack (isi 10) harganya Rp. 4,800. Jadi biaya untuk sedekade adalah Rp. 1,036,800. Sedangkan 1 harga cup berkisar Rp.400,000 (malah ada yang harganya kurang dari 200ribu), that’s a steal, ladies! Jauh lebih murah, kan? (Dah bener g,sih?) #gubrak
  • Eco-friendly. Oh mother Earth, I am so sorry for wasting thousand pads in my whole life. Beneran, jadi kita turut berkontribusi untuk menjaga lingkungan kalau pakai menscup ini. FYI, bekas pembalut yang kita buang, butuh 500-800 tahun untuk terurai. That’s so terrible, isn’t it?
  • Bisa dipakai saat renang juga, jogging dan aktifitas outdoor lainnya. Jadi nggak perlu khawatir bocor dan segala macam.
  • Yang paling paling paling menyenangkan adalah saya tetap bisa memakai undies favorit saya meskipun dalam keadaan haid. Nggak ada lagi tuh namanya panties khusus menstruasi
Pic from Pinterest

So, there you go, guys. Tentu bukan hanya benefitnya yang saya rasakan. Semua ada plus minusnya, tapi berdasarkan pengalaman saya, memang kadang si V kurang bersahabat saat mau masukin si mens cupnya. But it doesn’t a big deal. Cukup tarik nafas, rileks, putar lagu Mozart kalo perlu (or your fave songs). Selain itu, mesti meluangkan waktu untuk bener-bener si cupnya itu steril dan bersih. Kalau pembalut, habis pakai tinggal buang aja, kan. But overall, I really like this. Nggak perlu khawatir dan takut, saya juga deg-degan waktu pertama kali nyoba, lebih membekali pengetahuan aja dulu sampai akhirnya sudah yakin bener, baru deh beli. Percaya deh ketakutan-ketakutan di dalam pikiran kita itu terlalu berlebihan. TRUST ME! Bukannya memaksa untuk beralih,yah, tulisan ini hanya secuil pengalaman saya memakai menscup selama kurang lebih 6 bulan dengan beberapa manfaat yang bener-bener saya rasakan. Back to you, ladies! 🙂

Kerja pakai baju yang sama

Ini dia kemeja sehari-hari saya

Salah satu resolusi saya di tahun ini adalah not spending my money (too) much on clothes. Karena saya adalah seorang karyawan, salah satu cara menyiasati itu adalah memakai 1 jenis pakaian saja. Dalam hal ini, saya memilih mengenakan satu atasan yang sama ke kantor dari Senin sampai Jum’at. Sementara untuk celananya, saya masih tetap mengenakan celana panjang yang saya punya sebelumnya.

Di tulisan sebelumnya, aku sempet bilang bakal mulai pakai pakaian yang sama per 2 January, akan tetapi kondisi badan saya tidak memungkinkan ke kantor, jadi akhirnya pakai di hari berikutnya. Sebelum liburan, saya sempatkan ngemall untuk mencari pakaian apa yang akan saya kenakan buat kerja nanti. Setelah cek dari satu outlet ke outlet lain, akhirnya saya menemukan pilihan saya. Pilihan saya jatuh pada kemeja hitam polos lengan panjang yang saya beli di The Executive. Bahannya adem dan nggak perlu disetrika lagi. Waktu itu aku beli 2 pieces karena stok waktu itu sisa 2. Jadi keesokan harinya, saya minta tolong sama Pak Eris (driver bos saya) yang kebetulan mau ke Pondok Indah waktu itu, jadinya nitip untuk dibeliin di Mall Gancit. Alhamdulillah ketemu dan sekarang udah punya 3 kemeja yang sama. Saya rasa itu juga udah cukup untuk dipakai selama hari kerja. Kalau 1 di cuci, dua lainnya kan masih ada.

Kenapa saya memilih untuk memakai satu jenis atasan saja? To be honest, saya lakuin ini bukan karena mau mencari sensasi atau mau di cap berbeda. It does not mean I do not care about style and fashion as well. Alasan saya karena selain faktor nggak mau banyak habisin uang di pakaian, saya juga sudah bosan tiap pagi memikirkan baju apa yang akan saya kenakan ke kantor. Yes, it’s called as decision fatigue. Sebelumnya, pagi hari saya cukup tersita dengan bisikan “mau pake yang mana, yah?”. Entah kalian merasakan hal serupa atau nggak, I do not know. Fortunately, I believe the phrase said that “less is more”. Idealnya seperti ini, sedikit belanja (pakaian misalnya), alhasil lebih banyak uang yang bisa ditabung atau dipakai untuk keperluan lain. Contoh, uang buat beli 1 kemeja Uniqlo bisa saya pakai buat beli 500ml avocado oil. Selain itu, rak yang tadinya full dengan pakaian jadinya bakal lebih spacious dan bisa saya manfaatin sebagai storage untuk barang lain. Yah, betul, boleh dibilang pendekatannya sama dengan gaya minimalis.

Lantas baju-baju yang kemaren dikemanakan? Sebelumnya, saya berencana nyumbangin beberapa pakaian saya di panti asuhan terdekat. Akan tetapi, semalam pas maen IG, saya nemu broadcast Tangerang Bersedekah. Pagi tadi sebelum ke kantor saya udah pack pakaian dan rencananya hari ini saya akan bawa ke gedung balaikota Tangerang, salah satu posko dapur umum untuk korban banjir. Pakaian yang saya sumbangin tidak seberapa jumlahnya, tapi semoga berkah dan berguna bagi mereka yang membutuhkan. Aamiin

Let see how it goes selama sebulan pertama, yah.

Lucky 10 lucky 8 in 2018

Believe or not, I always adore this numbers; 8 and 10, perfectly beautiful for me. Saya lahir tanggal delapan bulan sepuluh, dan entah mengapa di penghujung 2017, salah satu sahabat saya berkata ini kepada saya (logat Makassar) “Saskia, tahunmu mi ini, 2018” atau “Saskia, 2018 ini tahun kamu” which means seolah-olah Dia yakin benar akan ada sesuatu hal besar yang akan terjadi di tahun 2018.

Well, guess! I got a scholarship to study in America!. God is good. Every single things happened to me karena ada alasannya. God knows! Mungkin inilah yah hal besar itu.

Not all of us have a chance to see or visit even live in the US. I never dreamed about it, seriously. Jika saya mau memilih mending di Europe or Africa itupun maunya S2 atau S3 ngajakin suami. But, God has another surprises for me. Dari yang “cobacoba ajaalhasil lolos.

Sebenarnya itu hanya sepersekian persen dari jutaan hal yang terjadi selama 2018 di hidup saya. Saya bersyukur masih memiliki keluarga yang sangatsangat penyayang, kekasih yang sudah bermurah hati dan masih betah dengan saya (LDR) dan tentu temanteman yang masih peduli. Well, everything happened for a reason. Selama ini saya sangat bersyukur sakali atas apa yang telah dikaruniakan olehNya. Kesehatan, keceriaan, handling stresfull, overcome sadness dan lain-lain. Selama saya di Amerika, semua serba baru dan pertama kali. Well, alhamdulillah masih sehat, apa yang dimaui terwujud, apa yang saya mau lakukan semua berjalan lancar dan tak kalah penting study success untuk semester pertam. I really thank to Allah for all of the blessings. I might not a good one, but before I get up and sleep, I always mentioned His name. Too much drama selama saya di US, dan kebanyakan adalah seputar LDR. Yeap. It’s not easy for US (me and him), because we had never done this thing (LDR) before, as long as this one. Thank God, we can passed the ups and downs. I totally can’t imagine how the Ph.D students or Master scholars outhere living apart with their loves. So far, we overcome the situation even sometimes a little thing leads us fighting. Thank you for all the people comes in my life and thank you for all the lessons, the hard and ease parts within a year. 2018, a year that I couldn’t forget in my life!

CCIP AMINEF 2018-2019 : Tahap demi tahap ke Amerika

Di kantor AMINEF setelah briefing interview visa
Di kantor AMINEF

Halo calon-calon Grantee (say aamiin),

Kali ini saya akan ceritakan sedikit pengalaman saya mendapat beasiswa ke AMERIKA melalui program CCI (Community College Initiative) tahap demi tahap. CCIP itu adalah program pertukaran pelajar one year-non gelar yang yang dibiayai penuh oleh pemerintah US dan kuliah di Community College USA. Di Indonesia, CCIP ini dikelolah oleh AMINEF (American Indonesian Exchange Foundation). Tujuan program ini adalah untuk melatih dan mengembangkan skill kita pada 1 bidang tertentu, meningkatkan kecakapan bahasa Inggris dan melatih jiwa kepemimpinan kita. Bidang study yang diambil harus selinear dengan kerjaan yang ditekuni sekarang.

Nah, secara garis besar tahapan beasiswa CCIP antara lain:

  1. Isi formulir pendaftaran dan melengkapi berkas
  2. Tes Wawancara dan test TOEFL ITP
  3. Submission kelengkapan berkas
  4. Nominated dan Medical Check up
  5. Selected Email
  6. Visa
  7. Pre Departure Orientation (PDO)
TAHAP PERTAMA

Kalian harus mengisi form dulu. Contoh form nya bisa diliat disini atau langsung pantengin ini. Jadi ada 2 hal yang penting disiapkan selama kurang lebih beberapa minggu sebelum deadline. FORM dan BERKAS.

Form : Berisi tentang gambaran CCIP lengkap dengan Field of Study yang kalian mau apply, data diri dan essay. Essaynya sendiri ada 8 pertanyaan tapi berlapis-lapis (I mean 1 pertanyaan ada sub-subnya lagi). Essay ini mencakup tentang mengapa pilih jurusan yang dikehendaki, apa hubungan atau pengalaman kalian dengan bidang tersebut, short goalmu apa, rencana kalian di masa yang akan datang, bagaimana kalian nantinya berkontribusi untuk komunitas/masyarakat di lingkungan kamu, bagaimana tindakan dan sikap kalian dalam menghadapi challenge/masalah serta menyelesaikan masalah tersebut.

Berkas : Dokumen pendukung ini antara lain;

  • Form aplikasi
  • Fotokopi Ijazah SMA/SMK yang dilegalisir
  • Translate Ijazah SMA/SMK tersumpah
  • Fotokopi SKHUN SMA/SMK yang dilegalisir
  • Translate SKHUN SMA/SMK sederajat tersumpah
  • Fotokopi Ijazah D3/S1 yang dilegalisir
  • Translate Ijazah D3/S1 tersumpah
  • Fotokopi Transkrip D3/S1 yang dilegalisir
  • Translate Transkrip D3/S1 tersumpah
  • Fotokopi Passport / KTP
  • Surat Keterangan Bekerja (bahasa Indonesia)
  • Sertifikat TOEFL (min.500).Kalau kurang dari itu,bisa kog nyetor sertifikatnya soalnya nanti akan di test ulang juga. Waktu itu aku nggak punya TOEFL sertifikat jadi saya masukin sertifikat IELTS saja.

Semua berkas harus dikirim via pos ke kantor AMINEF.

TAHAP KEDUA

Jika kalian lulus berkas, nah tahap selanjutnya kalian akan mendapatkan email dari AMINEF yang menyatakan bahwa berkas kalian sudah di review panitia CCIP AMINEF dan diundang untuk wawancara dan test TOEFL di Jakarta. Waktu itu saya dapat email tanggal 8 Desember 2017 dan jadwal interview dan test TOEFL tanggal 22-23 January 2018. Nah, apa yang harus dikerjakan ?

  • Konfirmasi email mau atau nggak ngikutin wawancara dan test TOEFL
  • Siapin softcopy dokumen (form,hasil scan legalisir pendidikan,scan passport/KTP, dan CV)
  • Mengisi travel arrangement yang sudah dikasih oleh panitia CCIP

Nah setelah kalian konfirmasi BERSEDIA, maka kalian akan dapat email lagi (waktu itu tanggal 11 January 2018) yang berisi :

  • detail wawancara
  • detail TEST TOEFL
  • buat Bioscketch (Bio singkat tentang kamu – contohnya bakal dikasih dari AMINEF).
  • isi applicant report (ada essay lagi yang harus diisi berbeda dengan essay pertama).
  • form Surat Bekerja (dibawa pada saat Interview)
  • compliance statement ditandatangani di atas materai 6000 (dibawa pada saat interview)

Nah untuk akomodasi sendiri akan diemailkan dari admin yang berbeda (tiket pp dan hotel). Nanti kalian akan seruangan dengan participant lain dari kota yang berbeda. Biasanya 1 kamar berdua dan yang seFIELDOFSTUDY.

WAWANCARA

Tahap dimana layak tidaknya Anda melanjutkan proses seleksi beasiswa ini, tahap yang nyesekin dada sampai nggak tidur nyenyak karena spoiler dari alumni-alumni sebelumnya. Peserta yang ikut jadwal wawancara tanggal 22 January ada 10 orang. Sesi wawancara ada 3 batch ,kalo nggak salah ada yang inteview tanggal 17,22 dan 24 January. Bocoran dari program manajer, applicants yang mendaftar CCIP ada sekitar 500an orang.Untuk yang ikut wawancara, (terdeteksi di group) sekitar 40an orang.

Wawancara di lakukan di ruanghoror kantor AMINEF. Setiap participant akan mendapat giliran 30 menit, ketika masuk ruangan interview, kalian hanya bawa badan saja. Waktu itu saya dihadapkan dengan 6 orang:

  1. Moderator- Ibu Riyanti (Associate Program Officer dari AMINEF)
  2. Mr.Alan-Executive Direktur AMINEF ( kadang ngasih pertanyaan juga)
  3. Panelis- Bapak Bule
  4. Panelis -Ibu Bule (Psikolog)
  5. Panelis- Ibu Indo (dosen psikologi Universitas Pelita Harapan)
  6. Panelis- cowo Indo (Alumni Fulbright)

TIPS wawancara biar tokcer antara lain;

  • Minta restu doa ke Allah SWT,orangtua , family, pacar  dan sahabat
  • Kuasai ESSAY. Karena semua pertanyaan interview lebih banyak dari essay.
  • Jangan tegang, atur nafas dan nggak usah pikir macam-macam
  • Nggak usah belajar saat hari H.
  • Behave !!! di sini akan diliat kepribadian kamu dari para panelis
  • Jawab dengan tepat nggak usah bertele-tele karena bisa jadi boomerang dan bisa nyusahin kamu nantinya.
  • Eye contact ke panelis.
  • Nggak usah banyak ngangguk atau timbulkan gesture yang bisa mengganggu panelis.
  • Minum air dan pipislah sebelum wawancara  :p
  • Nggak usah tanya-tanya teman yang udah keluar dari ruangan interview.

TEST TOEFL

Setelah drama wawancara selesai, TOEFL menunggu kalian. Waktu itu lokasi test di STC (Senayan Trade Center) 3rd Floor Unit 103. Kalian harus bawa alat tulis sendiri serta print-an nomor registrasi tes. Again, ikuti aba-aba dari pengawas, fokus dan berdoa. Karena meskipun hasil interview kamu bagus, tapi hasi TOEFL nya jelek, yah nggak lolos juga.

TAHAP KETIGA

30 January 2018, tepatnya pukul 6:40 PM WITA, muncullah email dari fullbright yang isinya kaya gini “sambil kami  (AMINEF) menunggu hasil interview kamu, mohon lengkapi berkas dibawah ini dengan mengirim hardcopy dan softcopy selambat-lambatnya …..”

Nah kenapa berkas lagi? Dokumen ini yang akan dikirim ke AMRIK. Berkasnya antara lain:

  • Application Form CCIP 2018 (ini bisa diedit lagi kali aja ada masukan dari panelis waktu sesi wawancara)
  • Fotokopi Ijazah dan Translate Ijazah SMA/SMK yang dilegalisir
  • Fotokopi dan Translate SKHUN SMA/SMK  yang dilegalisir
  • Fotokopi Ijazah dan Translate Ijazah D3/S1 yang dilegalisir
  • Fotokopi Transkrip dan Translate Transkrip D3/S1 yang dilegalisir
  • Fotokopi Passport (WAJIB).Valid nya harus lama yah, atau mending renew. Kalau nggak punya passport, segera buat.. nanti AMINEF akan reimburse (RP.355.000)

Semua yang ikut  wawancara kemarin (10 orang) ternyata ada yang nggak dapat email kelengkapan berkas. Dari 10 participant yang ikut wawancara tgl 22 January, ada 5 yang gugur 🙁

TAHAP KEEMPAT

Hari Kamis, 8 February 2018 pukul 1:15 PM WITA , email dari AMINEF muncul juga. Email yang berisi bahwa saya adalah salah satu nominee yang terpilih untuk mengikuti program CCI 2018-2019. Masih nominasi masih ngambang. Pada tahap ini, semua nominee harus melakukan  dan melengkapi dokumen MCU (Medical Check Up) yang nantinya akan dikirim ke Amerika. Tapi jangan senang dulu, karena semua hasilnya ditentukan dari Washington DC. Pihak AMINEF hanya kasih list nominee dan lagi-lagi tergantung hasil essay kamu,kelengkapan berkas dan banyaknya budget beasiswa atau kuota yang tersedia untuk program di tahun 2018.

Tahap ini adalah tahap yang lumayan bikin sibuk karena harus berurusan dengan jarum suntik,vaksin dan dokumen-dokumen yang cukup rempong.Tapi jangan khawatir deadline nya cukup lama (sebulan ) untuk melengkapi semua. Dokumennya antara lain:

  • Medical Form CCIP 2018
  • Surat Keterangan sudah imunisasi Polio & DPT (Puskesmas)
  • Surat Keterangan sudah melakukan MCU
  • Surat Keterangan sudah vaksin MMR ke-1
  • Surat Keterangan hasil TST (TB Skin Test), IGRA, atau Rontgen X-Ray (Pilih salah satu/dua)
  • Surat Keterangan sudah vaksin DPT ke-4
  • Surat Keterangan sudah vaksin MMR ke-2

Biaya yang saya keluarkan untuk MCU:

  1. General Check up Rp.150.000
  2. Vaksin MMR I Rp.850.000
  3. Vaksin MMR II Rp.850.000
  4. TB Skin Rp.250.000
  5. Vaksin Polio (gratis karena ada kenalannya Mita; salah 1grantee) 😛
  6. Vaksin DPT Rp.175.000

Pihak AMINEF hanya mengcover 1juta rupiah saja. Jadi saranku, pandai-pandailah mencari RS/Klinik.Kalau kemarin di Makassar, saya cukup dimudahkan karena ada Klinik Harmony mitra dari Harmony Jakarta yang bisa nyediain vaksin-vaksin di atas. Alamatnya Jl.Syarif Al Qadri no.46,dokter dan staff nya juga baik banget. Lebih banyak teman malah lebih murah jika nominee-nominee dari luar kota yang susah untuk dapatin vaksin di kota asalnya mau ngelem vaksin bareng. Nah, untuk jumlah partisipant yang so far lanjut ada 5 orang, tetapi 1 orang mengundurkan diri alias tidak lagi mengikuti proses program CCI karena alasan kesehatan (kalau nggak salah dia nggak boleh vaksin karena kontra dengan alasan kesehatannya) 🙁 Jadi,waktu pas dapat email bahwa kita dipilih sebagai nominee, pihak AMINEF menawarkan apakah mau lanjut (confirm) atau menolak (decline).

TAHAP KELIMA

Tepat hari Juma’t tanggal 4 April 2018 setelah shalat magrib (Allhamdulillah),email dari FulbrightIndonesia muncul di layar hpku. Sedikit flashback 2 jam sebelumnya, saya dalam kondisi cemas khawatir gelisah tiada henti (lebay yak) karena temanku dapat email selected dari AMINEF sekitar jam 4:30 sore. Udah sekitar 8/9 orang yang dapat email sedangkan saya belum dapat-dapat juga. Finally hampir jam 7 malam baru dapat email tersebut.

Sebelumnya,teman-teman di group udah saling semangatin bahwa semua bakal dapat karena admin AMINEF masih ngetik nama kita (sesuai abjad) satu persatu di body email (sok menghibur banget yah) hahaha.

Finally, setelah buat list di group, total selected seluruh Indonesia berjumlah 29 orang (20 jalur umum, dan 9 putra(i) daerah asal Papua, jalur tersendiri yang dibiayai oleh Freeport).

Puji syukur Alhamdulillah, puncak penantianku akhirnya berbuah manis. Meskipun sedih juga karena ada 3 orang yang tidak lanjut Program CCI 2018-2019 setelah proses medical check up 🙁

Di kampus manakah saya ? jengjeng…..I will study at Mesa Community College, Arizona. Oh My God!. The hottest state in US. Alamak, nggak nyangka bakal disini tapi fair lah setelah cek per cek jurusan saya hanya ada di kampus ini.

Speaking of which, kampus untuk tahun 2018-2019 tersebar di 8 states dan 9 community college antara lain;

  1. College of Du Page
  2. Mesa Community College
  3. Bunker Hill Community College
  4. Houston Community College
  5. Kirkwood Community College
  6. Northampton Community College
  7. Northern Virginia Community College
  8. Scottsdale Community College
  9. Valencia Community College
TAHAP KEENAM
saya pasti VISA!!!

Tanggal 17 May tepatnya jam 12:31 PM, email dari AMINEF datang lagi. Kali ini, semua grantee harus mengisi form visa online ini dengan batas waktu sehari saja. Terus terang email ini sedikit lebih membutuhkan perhatian extra karena deadlinenya hanya sehari. Form online yang diisi harus di kirim ke AMINEF paling lambat jama 10 pagi (WIB). Celakanya, saya belum punya foto visa 🙁 Pake sistem kebut semalem, akhirnya pengisiannya juga selesai. Tinggal kirim dalam bentuk format pdf ke AMINEF. Sebelum ngisi aplikasi, baca dulu guideline yang dikasih AMINEF.

Nah, untuk tanggal interview nya sendiri masih tentative (antara tanggal 30 atau 31 May). Tinggal tunggu info selanjutnya lagi dari AMINEF (review form visa dan waktu interview) *tegukkopi.

——–

Senin, 21 May, email final revisi dari mba Rere (staff AMINEF) muncul dan doi juga nginfoin tentang waktu interview yang lagi lagi berubah menjadi tanggal 4 Juni 2018 (tentative). Setelah berjibaku dengan revisi dan revisi, akhirnya saya udah diperbolehkan untuk submit aplikasi visa di portal *narisufi* .

Setelah submit di portal, langkah terakhir adalah mengirim halaman konfirmasi DS160 ke AMINEF. (nah, disini boleh berleha-leha lagi sambil nunggu tiket interview ke Jakerda) 😛

Disela-sela tahap visa ini, email dari AMINEF mulai berdatangan.Diantaranya email perihal akomodasi (hotel dan tiket), terms and conditions of award (pernyataan/konfirmasi sebagai grantee CCIP), serta email soal biosketch masing-masing grantee (biodata singkat yang nantinya akan di tampilkan di website AMINEF),serta email dari koordinator kampus CCI program.

Inteview visa akhirnya akan dilaksanakan tanggal 4 Juni 2018 di kantor kedutaan besar Amerika di Jakarta jam 1 siang. Sebelum ke embassy, semua grantee harus ke kantor AMINEF untuk briefing perihal wawancara visa. Briefingnya singkat,padat dan jelas hanya sekitar 30 menit saja setelah itu bergegas ke US embassy. Karena kami tibanya kecepatan, petugas security “ngusir” kami karena nggak boleh lama-lama berdiri di pinggir jalan sekitaran embassy. Nah, dari situ kami putuskan berjalan kaki ngadem ke Perpusnas RI.

Singkat cerita, kami kembali ke embassy, kami disuruh ngantri di depan gerbang dan security mulai mencocokkan nama-nama di undangan interview dan di passport. 10 orang pertama dipanggil untuk masuk ke security room. Dokumen di scan dan semua electrical devices harus disetor ke petugas.

Ada 2 loket dan 2 panggilan yang harus diikuti. Loket pertama (staff lokal), penyetoran DS2019 dan passport serta pengambilan 10 sidik jari. Loket berikutnya adalah loket interview (staff bule). Interview dilakukan sambil berdiri. Petugas embassy akan melontarkan beberapa pernyataan soal beasiswa yang di ambil (misalnya : ngapain disana? sponsornya siapa? mau ngambil jurusan apa?). Interview hanya sekitar 3 menit saja.Setelah itu, petugas konsulat menyuruh untuk scan 4 jari kanan dan menyerahkan KARTU PUTIH (kartu bahwa visa kita disetujui).Satu momen mendebarkan akhirnya berjalan sesuai dengan rencana.

Kartu Putih dan Pamflet "Know your Rights"
Kartu Putih dan Pamflet “Know your Rights”

Setelah semua dapat kartu putih (alhamdulillah), kami kemudian kembali ke kantor AMINEF untuk menyerahkan kartu putih tersebut. Nanti, pihak AMINEF akan mengambil passport kita di US Embassy.

Perhatikan: (TIPS dari AMINEF)

  1. Makan sebelum datang ke Kedutaan Amerika karena antrian wawancara yang panjang (tergantung dari banyaknya pelamar visa pada saat itu). Waktu itu kebetulan bulan Ramadhan, jadi mesti ngandalin energi sahur 🙂
  2. Berpakaian rapi dan sopan dan tidak berlebihan. Tidak mengenakan celana pendek, baju tanpa lengan, sandal jepit, sepatu berhak tinggi untuk wanita atau jas lengkap untuk pria. Membawa payung apabila musim hujan/terik karena tidak ada tempat berteduh.
  3. Tidak membawa tas besar atau koper, dan perangkat elektronik lainnya seperti laptop, kamera, external harddisk, USB flash disk, kecuali handphone.
  4. Tidak membawa senjata tajam atau benda tajam lainnya.
  5. Sediakan semua dokumen yang diperlukan dan jangan sampai ada dokumen yang tertinggal. Ini akan menghambat interview anda di Consular.
  6. Tidak menyerahkan dokumen lain yang tidak diminta ke Consular.
  7. Sampul passport, apabila ada, harus dilepas.
  8. Tidak membawa teman/keluarga yang tidak berkepentingan.
  9. Tidak membawa makanan atau minuman.

 Jangan terlambat, apabila terlambat wawancara akan dijadwal ulang di hari lain, dan ini akan mempengaruhi keberangkatan ke Amerika. Bagi yang terlambat, AMINEF tidak akan menanggung biaya perjalanan yang berasal dari luar Jakarta.

 Tips Wawancara:

  1. Tertib datang ke loket satu per satu sesuai nama yang dipanggil.
  2. Menjawab pertanyaan sesuai dengan Bahasa (Inggris atau Indonesia) yang dimulai pertama kali oleh pegawai Consular. Tidak melakukan sebaliknya atau mencampur kedua bahasa.
  3. Menjawab sesuai pertanyaan (tidak berlebihan dalam menjawab), sopan, tenang, singkat dan jelas.
  4. Menjawab dengan jujur untuk semua pertanyaan baik mengenai program Beasiswa yang diikuti, riwayat kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan keluarga, dan lain sebagainya.
  5. Mengetahui jenis program Beasiswa anda, sponsor pendanaan, nama universitas, kota tujuan, serta berapa lama program berlangsung atau pre-academic yang diikuti.
  6. Mampu menjelaskan secara singkat dan jelas mengenai program beasiswa yang anda ikuti, apabila diminta menjelaskan.
  7. Mengingat kapan terakhir masuk dan keluar wilayah Amerika dan tujuan berada di sana, apabila sudah pernah pergi ke Amerika sebelumnya.
  8. Tidak berusaha membujuk, berdebat, berteriak atau bersikap berlebihan dalam menjawab pertanyaan terutama kalau mendapatkan kertas kuning/pink.
  9. Tidak terlalu banyak bertanya atau berusaha membuat percakapan dua arah.
  10. Tidak berusaha melucu atau bergurau dengan pegawai Consular atau bercanda dan tertawa dengan teman-teman sesama antrian.
  11. Tidak meminta nomor telpon atau e-mail pribadi pegawai Consular karena AMINEF yang akan menghubungi Consular untuk pengambilan visa atau permasalahan kartu atau kertas yang diterima.

 

Sebelum ngadem di Perpusnas, sempatin foto keluarga dulu
Sebelum ngadem dalam Perpusnas, sempatin foto keluarga dulu

 Tahap Ketujuh

 Pre Departure Orientation

Tanggal 19 Juni 2018, saya menerima email tiket dari staff AMINEF perihal PDO. Kegiatan ini adalah kegiatan dimana seluruh pertanyaan-pertanyaan yang diributkan di group soal study sampe urusan dapur akan terjawab 😛

PDO diadakan tanggal 28-30 Juni berlokasi di Hotel Mercure Ancol, Jakarta. Semua grantee harus tiba di Jakarta tanggal 27 Juni dan balik tanggal 1 July 2018. Saya tiba jam 12:15 di Soetta, naik grab ke Ancol bareng kak Virdi (Salah satu grantee dari Manokwari). Kebetulan waktu itu hari libur (pilkada) dan ada free tiket masuk Ancol buat warga DKI, jadilah kami harus turun dan berjalan kaki dari pintu masuk Ancol sampai ke Hotel saking macetnya, warga DKI berbondong-bondong memenuhi area ini.

Tiba di lobby hotel,semua participant yang datang harus registrasi terlebih dahulu. Setiap participant akan dapat 1 ransel keceh yang isinya buku catatan, pulpen, name tag, handbook CCIP dan beberapa dokumen penting.

Saat registrasi dapat ini

4 malam spent well here
4 malam well spent here

Hari Pertama 

Hari yang sangat excited buat semua para grantee CCI program karena disinilah kami semua bertemu dan bersua dengan orang-orang  behind the scenesnya program ini.

Sesi pertama dibuka oleh Mr. Alan Feinstein selaku direktur AMINEF kemudian disusul oleh perwakilan dari US embassy, Ms. Karren Schinnerer lalu Mr.Simon perwakilan dari PT.Freeport. Setelah itu, panitia satu per satu memanggil nama grantee CCIP 2018-2019. Selain itu, agenda tambahan lainnya adalah sesi presentasi dari beberapa alumni perihal keberangkatan dan adjusting life in US. Oh iya, ada photo session juga loh dengan backdrop AMINEF yang nantinya akan ditampilkan di official websitenya nanti.

foto bersama Mr Alan, Mr.Karen,Mr.Simon serta semua grantees
foto bersama Mr Alan, Mr.Karen,Mr.Simon serta semua grantees

foto satu per satu
Foto satu per satu buat bio di Web AMINEF

credit by AMINEF : dari Ujung kiri perwakilan dari Lombok, Papua, Makassar , Makassar dan Papua
credit by AMINEF : dari Ujung kiri perwakilan dari Lombok, Papua, Makassar , Makassar dan Papua

 Hari Kedua

Agenda awal adalah skype-an ama ms.Leeza Fernand; beliau adalah direktur program CCI dari CCC ; konsorsium Community College. Setelah itu ada sesi group discussion bersama para alumni. Kali ini sedikit berbeda, semua grantee bakal di tuntun langsung dari alumni yang se-state atau se-community college jadi bisa puas-puasin bertanya soal Individual program, do and dont’s, volunteer,internship dsb. Disini, ada kejutan yang sangat TAK DIDUGA DAN TAK DISANGKA soalnya kita kedatangan 1 grantee lagi. Betul-betul yah namanya rejeki nggak lari kemana. Orang yang beruntung itu adalah Rafikin asal Gorontalo yang tadinya tidak lulus eh jadi bergabung di PDO. Dia dapat kesempatan ini karena ada satu participant Internasional dari India (kalo nggak salah) yang katanya bermasalah dengan visanya jadi tidak bisa mengikuti program CCI. Kebetulan jurusan yang diambil sama dengan jurusan yang dipilih oleh Rafikin. Jadilah kami ber30. Sungguh beruntung yah si Rafi. Betul yang disebutkan dalam firman Allah bahwa:

“if something is destined for you,never in a million years will it be for someone else”.

Credit by AMINEF : Sesi group discussion.. Salah satu Alumni MCC kak Fajar Kris
Credit by AMINEF : Sesi group discussion.. Salah satu Alumni MCC kak Fajar Kris

Okey next, agenda yang sudah ditunggu-tunggu di malam hari adalah cultural performance setiap group. Kebetulan saya berada di group 1 yang terdiri dari 7 orang. Sebulan sebelumnya kita sudah diberitahu oleh AMINEF pembagian group ini. Ada 4 group besar yang akan tampil nantinya. Hal ini dimaksudkan agar semua group mempersiapkan apa saja yang akan ditampilkan. Bisa nari,bisa drama, stand up comedy apa sajalah pokoknya. Tema cultural performance PDO 2018-2019 adalah Unity in Diversity. 

Dan nama groupku adalah SAPU LIDI (Satuan Pemuda Lincah dan Cerdik).Penamaan itu saya usulkan ke teman group saya mengingat tema dari Cultural Performance ini adalah Unity ditambah dengan philosophy dari sapu lidi itu sendiri (you know lah yak). Luckily, saya sekelompok dengan teman-teman yang super aktif dan mau bekerjasama. Ada yang siapin video, midley dan koreografi. Semua grantee memakai kostum daerahnya masing-masing. Jujur pas liat teman-temanku mengenakan pakaian adat, saya makin cinta Indonesia (suerrrr). Nah, malam pertunjukan ini dibuka oleh 2 orang alumni. Grupnya diundi terlebih dahulu dan group saya yang tampil pertama kemudian disusul  oleh group 4, 2 dan 3. Setelah semua sudah tampil tibalah waktunya juri berembuk siapa yang layak dan pantas mendapatkan gelar Juara Pertama.

Who is the winner ? ES A PE U EL I DE I.. SAPU LIDI

HORRAAAY *goyanggemufamire*

Dari Sabang sampai Merauke
Dari Sabang sampai Merauke

Champion- Sapu Lidi
Team Sapu Lidi *daripojokkiriatas* (Teguh, Kiki, me, Jesika,Rafi,Alan,Diana dan Helmi)

Hadiah pemenang 1 ketjeh banget
Hadiah pemenang 1 ketjeh banget

Ma'baju bodo
Traditional attire – Baju Bodo, Lipa SabbE

F558DFD3-0AE2-4FDE-8D88-2ADCAE120C39 Hari Ketiga

Sesi terakhir dari PDO adalah Team Building and Leadership activities. Sesi ini adalah sesi dimana semua grantee di jemur hahah. Aktivitas dilakukan di taman belakang Hotel Mercure dari jam 8 pagi hingga jam 5 sore. Semua participant memakai T-shirt AMINEF yang sudah dibagikan saat registrasi. Sesi ini totally fun banget. Meskipun udah berpanas-panasan ria, stamina para grantee nggak kendoooorrr cuy. Di sesi ini lagi-lagi ada pembagian group (Groupnya berbeda dengan group Cultural Performance).

Setiap group memilih 1 orang sebagai leader. Caranya adalah peserta melingkar dan balik badan lalu menunjuk 1 orang dalam lingkaran tersebut sebagai ketua kelompok. Yaelah, pas balik kog malah telunjuk-telunjuk itu ke guwe yah? Ahhaha entah karena guwenya ket**an  atau emang ada tampang leadernya yak :p

D8ED598F-10F6-4B48-88DB-B4EDC7F60E71
Strategic discussion

C6D23E37-A048-4BE6-B6BA-75275A8062E7

Setiap group harus memilih salah satu nama suku yang ada di Indonesia. Setelah berdiskusi, kami putuskan untuk menamai group kami “MALAMOI”, nama suku yang ada di Sorong. Layaknya aktivitas outbond yang lain,dimana ada group,disitu ada yel-yel, dimana ada yel-yel disitu ada games, dimana ada games disitupula ada sang jawara.

Who is the winner ? lagi dan lagi EM A EL A EM O I ..MALAMOI!!!

(Jujur sempat jadi bulan-bulanan ama temen karena juara 1 mulu ahhahaha)

Group Champion- Malamoi (Helmi, Puni, Defir, Vicky, Thea, Jesika dan saya)
Group Champion- Malamoi (Helmi, Puni, Defir, Vicky, Thea, Jesika dan saya)

The Winner !!!
The Winner !!!

It’s totally super duper fun. Semua rangkaian PDO ini membuat semua grantee boundingnya lebih kuat, kompak, lebih akrab dan tentunya sudah seperti keluarga baru dari seantero nusantara. I personally really blessed and grateful meeting them. Gimana nggak? breakfast bareng, main halli galli, ada yang ultah eh pizza party di kamar, sampai maen reality show ala-ala. Koplak, kocak, konyol banget pokoknya.

Million thanks to AMINEF,  My beloved family, thanks to my boyfriend and bestfriends atas dukungannya hingga saya bisa menjadi salah satu penerima beasiswa keceh ini.

Semoga next applicants (kalian yang baca ini) bisa merasakan sensasinya juga yah. Oh iya plusnya beasiswa ini banyak loh diantaranya semua tiket mulai dari tahap wawancara hingga balik ke Tanah air ditanggung, hotel semua ditanggung, dikasih uang saku, nggak repot lagi cari apartment di Amrik, malah kalau misalkan kalian ditempatkan di Arizona dapat hostfam (orangtua angkat/American Family), dan selain itu ada community service/volunteering activitynya. It’s beyond pokoknya. So, tunggu apalagi …. hayuuuuk apply! 😉

Good luck and see ya on Top!

flight From Jakarta-Makassar
flight From Jakarta-Makassar

Pertemuan EMAS

 

Umuntu ngumuntu ngabantu” ; terlontar pelan dari bibir tebal milik lelaki empat puluh tiga tahun, Khairuddin. Kalimat yang tertera di tengah-tengah gelang yang tersimpan di bawah bingkai foto di ruang kerja miliknya. Spontan dia mencabutnya, meraba tulisan timbul itu sambil menghela nafas panjang. Benda kecil yang  mengingatkan kembali sekelimat kehidupannya waktu di benua hitam beberapa tahun lalu. Empat foto dengan bingkai kayu polos sengaja dia susun berjejer tepat di bawah jam dindingnya. Diperhatikannya dengan seksama mulai dari kiri foto pertama, Khairuddin kecil dengan muka polosnya berdiri dengan paras malu-malu di bawah  tiang bendera pesantren sebagai lulusan santri terbaik di pondok pesantren Al-Ikhlas, Watampone. Foto kedua pose tegap dengan badan cekingnya berpoto dengan salah satu  guru besar pesantren Al-Ashar ketika menghadiri pertukaran pelajar di Mesir, foto ketiga Khairuddin memegang toganya dengan senyum lebar saat menerima gelar doktor Ilmu tafsir di Universitas Al- Qarawiyyin, Maroko dan foto terakhir bersama istri dan dua anaknya di taman baca pesantren miliknya, Al-Muhajirin, Makassar. Pukul 4:30 pagi, mata sepet itu berhasil dia buka setelah hanya tidur beberapa jam sejak pukul satu dini hari. Malam itu teramat berat dihabiskan dengan diskusi berat sekaligus reunian dengan rekan sebayanya yang berkebangsaan Afrika. Khairuddin adalah seorang dosen di Universitas Islam Negeri Alauddin,Makassar. Disamping itu,  Dia juga memberikan kuliah di kampungnya STAIN,Watampone. Jam terbangnya cukup padat, aktif sebagai pembicara di seminar-seminar Islam baik nasional maupun international. Kemampuan bahasanya juga sangat mengagumkan, skill komunikasi yang ia miliki,sosok yang bersahaja membuat banyak mahasiswa yang mengejar Khairuddin untuk menjadi dosen pembimbing skripsi mereka. Selain bahasa Indonesia, juga fasih berbahasa Arab, Inggris, Perancis dan Swahili. Sekarang, Dia berdomisili di Makassar bersama dengan keluarga kecilnya. Istrinya adalah seorang dokter spesialis penyakit dalam sementara kedua anaknya, Adibah (15 tahun) dan Husain (12 tahun) adalah santri di pondok pesantren Darussalam Gontor.

Hari Minggu sudah menjadi rutinitas Khairuddin di sela-sela jam terbangnya yang sangat padat .Setiap selesai menunaikan shalat subuh, dia pasti menyempatkan untuk jogging di sekitaran taman bunga rumah dinas gubernur dekat dengan pondok pesantren miliknya.

 

Tak..tak..tak… bunyi hentakan keras membuyarkan lamunannya,memecah keheningan di ruang berukuran 4×6 meter itu. Dia membalik kursinya mengarah tepat ke lapangan basket santri laki-laki. Satu kap kopi panas yang sudah diteguk habis yang dibeli di took kelontong tadi membuatnya melek hingga jelas melihat satu sosok santri laki-laki yang tengah melempar bola basket ke dalam ring dengan kecepatan tinggi dibalik kaca jendela kantornya.

Satu…dua…tiga kali berturut-turut masuk ke ring. Gumamnya dalam hati seolah melihat Little Jordan pagi itu. Santri dengan postur tubuh yang tinggi, alis tebal, mata sayu dengan rahang dagu yang tajam, sarung kotak-kotak hijau yang sengaja dilingkarkan di pundak dengan sepatu kets Nike seri air max yang terlihat kebesaran di kakinya.

Tanpa berlama-lama, Khairuddin pun berbalik mengambil langkah menuju ke lapangan. Suasana pesantren masih sepi, sebagian besar santri masih di kamar asrama. Hanya terlihat penjaga pondok, Pak Mukmin yang tengah menyapu daun-daun mati di depan perpustakaan. Burung-burung merpati berbaris rapi di atas bentangan kabel listrik pondok seperti atlit gymnastic yang anggun yang siap mempersembahkan kelihainnya di tiang. Lantunan surah Al-Waqi’ah terdengar samar-samar dari mushola pondok. Daun palem yang tumbuh subur masih berayun manja bermain dengan sisa-sisa embun di atasnya.

 

“ Bisa jadi atlit basket terkenal kamu,Nak” sapa Khairuddin

Bocah itu berbalik membiarkan bola basketnya menggelinding di pojok lapangan ke arah sosok yang bertubuh tinggi dengan suara yang dalam dengan pembawaan yang wibawa.

“ Hehe…bapak bisa aja”, jawabnya malu-malu

“ Siapa namamu?” tanya Khairuddin dalam bahasas Arab sambil memungut daun kuning yang diinjaknya

“ Farid Pak” sahutnya dengan lantang

hmm..Farid..Sudah berapa lama jadi santri?”

“ Besok, inshaAllah genap 2 tahun”

“ Pagi-pagi sudah olahraga saja… sejak kapan suka basket?”

“ Iya,dari kecil sudah suka main basket Pak. Ini hanya latihan, latihan sambil menghafal surah. Dribbel yang saya lakukan saya iramakan dengan hafalan saya. Kebetulan 5 hari lagi ada lomba ceramah dan pidato bahasa Arab se-Asia tenggara di Malaysia dan Alhamdulillah saya ditunjuk untuk mewakili Indonesia Pak.”

“ Wah selamat! Bapak beruntung memiliki santri seperti kamu. Sesuai nama kamu, Farid berarti yang Istimewa” pujinya tanpa ragu

“ Terimakasih Pak..doakan  ya…jangan khwatir saya yakin saya akan menang,lihat saja nanti”

Khairuddin sesaat Diam, kemuDian berkata “Apa yang membuat Farid berpikir bisa menang? Sementara Farid sendiri hanyalah seorang santri dari pondok  pesantren yang biasa-biasa saja.”

“ Tawakal dan kekuatan pikiran Pak. Pikiran melahirkan kenyataan, dan saya bertanggung jawab atas pikiran saya. Imam Ali Ibn Abi Thalib pernah mengatakan ‘Tuhan, apa yang tidak Kau beri kepada orang yang telah Kauberi akal?Apa yang Kau beri pada orang yang tidak Kau beri akal?’….. hmm..aku bercita-cita ingin seperti beliau.” ketus bocah 15 tahun itu

Khairuddin menganggukkan kepalanya. Ia tiba-tiba saja menaruh simpati dan kekaguman pada bocah yang baru saja disapanya. Ia mengangumi kekuatan dan ambisi yang besar dalam diri Farid. Pembicaraan itu berlangsung cukup lama sampai terik matahari menyurutkan obrolan mereka.Dari situ Khairuddin mulai akrab dan banyak tahu tentang santrinya ini. Mulai dari kegemarannya, keluarga, sampai  dengan disleksia Farid yang persis Khairuddin alami sewaktu kecil. Khairuddin seakan melihat dirinya sewaktu kecil dalam diri Farid. Berasal dari keluarga sederhana, tinggal di kampung, dibesarkan oleh tante, bedanya hanya asal keluarga, Farid berasal dari Aceh.

 

Farid tidak pernah merasa sedekat ini dengan lelaki yang ia baru kenal. Dia tahu jika Pak Khairuddin adalah pemilik dari pondok pesantren tempat ia belajar. Akan tetapi baru kali ini Ia bertatap muka langsung dan berbicara panjang lebar. Seakan tak ingin obrolan mereka berhenti, Farid mengambil giliran mengangkat topik pembicaraan ke Khairuddin.

Tanpa ragu sedikitpun,Farid berkata “ Saya beruntung masuk pesantren ini. Awalnya saya pikir, menjadi seorang santri bagai hidup di balik jeruji besi. Tidak ada ruang untuk berekespresi. Hidup monoton ,ngaji,hafal surah, shalat,dzikir, tidur,makan. Masuk di pondok terus terang awalnya berat bagi saya Pak. Almarhum Abi saya meninggal di dalam musholla pondok tempat Dia mengajar di Aceh. Untunglah saya dapat guru-guru yang hebat, sabar, dan teman-teman yang luar biasa. Semua pondok pesantren saya pikir sama saja. Tergantung dari santri yang menjalaninya saja. Kalau tadi Bapak pikir pondok ini biasa-biasa saja, nanti Farid yang buat tidak biasa yah ” nyegir dengan lagak bak jagoan

Khairuddin maju selangkah mendekati Farid dengan memberinya senyum lebar

“ Farid, kamu pakai ini.” tegur Khairuddin sembari mengeluarkan benda kecil dari kantong celananya

“ Gelang?” sahutnya heran

“ Iya, gelang ini mungkin kelihatan usang, ini spesial buat kamu. Waktu kuliah di Afrika dulu,teman sekamar Bapak memberikan gelang ini. Dia orang Afrika asli, muallaf. Jika berkenan, ulurkan tanganmu biar Bapak ikatkan”

“ Bahasanya aneh Pak, u..muntu..ngu..muntu..nga…bantu” Farid menggaruk-garuk kepalanya tanpa dia sadari peci yang Ia gunakan miring menutupi alisnya

“ Haha…bukan pembantu ya.. itu idiom Farid. Umuntu ngumuntu ngabantu. Kalau dalam bahasa Inggris artinya a person is a person because of people. Bahasa sederhannaya, orang bisa jadi orang karena dari orang lain. Intinya seperti itu”

“ Wah.. terima kasih Pak yah…kirain itu mantra hehe..sekali lagi terima kasih Pak” Ia tiba-tiba tersenyum, meski agak kecut

 

Seminggu kemudian,

 

Hiru pikuk penumpang, supir taxi, porter, petugas bandara di pagi hari sudah menjadi aktivitas yang familiar bagi Khairuddin. Dia bergegas ke gate nomor dua penerbangan internasional untuk menghadiri undangan Annual Islamic Conference & Youth Dialogue di Turki . Khairuddin senang dengan kegiatan seperti itu. Acara yang digelar tiap tahun itu membantu Khairuddin mempromosikan santri-santri dari pondoknya dan santri se-Indonesia pada umumnya. Skil negosiasi yang ia miliki juga tidak diragukan lagi. Buktinya dia banyak meloloskan santri-santri Indonesia di Universitas Al-Ashar dengan jalur beasiswa, mendatangkan guru-guru besar universitas Islam ke Indonesia, sampai dengan bantuan dana untuk pembangunan pondok pesantren.

 

Jarum jam menunjukkan 7:05 pagi. Boarding pass dia sematkan di tengah-tengah pasport miliknya. Empat puluh lima menit lagi pikirnya. Masih ada waktu untuk meneguk segelas kopi dan sepotong roti lapis tuna buatan istrinya. Dikeluarkan ponsel android dari saku kemejanya dan mulai berselancar di portal berita favoritnya. Belum habis roti yang Ia makan, tiba-tiba pupilnya melebar dari biasanya, nafasnya terhenti seketika melihat satu sosok bocah yang sepertinya Ia kenal. Spontan pince-nez-nya (kaca mata tak bergagang yang dijepitkan di pangkal hidung) dipasang dengan baik-baik. Gelang yang dilihat Khairuddin yang melingkar di tangan kanan bocah menambah keyakinan Khairuddin bahwa figur yang di dalam berita itu adalah Farid. Darahnya seakan membeku, tangannya gemetar, mukanya berubah pucat, kakinya melemas duduk terkulai di sofa ruang tunggu gate. Seolah dia merasa terputus dari kenyataan. Jauh di dalam dirinya, Khairuddin mulai berteriak dan tak percaya.Dia bisa mendengar langkah penumpang lain yang berlalu di depannya, mendengar jelas suara wanita yang mengumumukan bahwa keberangkatan ke Abu Dhabi sebentar lagi dari speaker yang tepat di atas kepalanya. Tetapi semuanya rasanya begitu jauh darinya. Astagfirullah, Astagfirullah, Astagfirullah.. gumamnya dalam hati. Khairuddin mencoba menenangkan perasaanya. Tapi tungkai-tungkai yang syok tak mau bergerak dan rasanya ada satu buah jeruk yang mengganjal tenggorokannya.

Seolah tidak percaya, kembali Khairuddin menolehkan pandangannya ke telpon genggammnya. Dengan sekuat tenaga, perlahan-lahan dia segera mengambil langkah cepat seakan seekor kambing yang terbirit-birit terkena air hujan. Dia terus berlari, pikirannya masih jelas menghafal judul headline news yang dibacanya tadi  sampai Ia tak sadari telah berada di luar pintu keberangkatan. Dengan cekatan mengacungkan tangan ke salah satu taksi yang mengantri rapi di depannya. Headline itu masih merampas pikiran Khairuddin, masih jelas, masih terang;

FARID NAJIBULLAH, AN ARABIC SPEECH CHAMPION FOUND DEAD AFTER PLANE CRASH ROUTE KUALA LUMPUR- MAKASSAR