Sehari Berbagi di Bumi Sawerigading

“Suara tulus seorang relawan mengalahkan baliho sebesar apapun”-  Anis Baswedan

 

With my fave student, she wanna be a MODEL. COOL sweetheart *kiss
With my fave student, she wanna be a MODEL. COOL sweetheart *kiss

Tul betul betul *alaupinipin…

Kali ini saya mengikuti kelas inspirasi di Palopo. KI Palopo ini merupakan kali kedua diselenggarakan oleh para kakak-kakak relawan yang baik hati. Saya mengklaim diri saya sebagai relawan yang bandel yang tidak mengikuti pre hari Inspirasi dan moment-moment berembuk bersama tim relawan KI Palopo :).

beep beep  Nada pesan ponselku berbunyi. Unknown number yang bilang “kak saskia rajayani ditempatkan di SD 60 Sallubattang, semua tim SD ini akan kumpul di STAIN palopo pada hari inspirasi, kalau ada nomor WA bisa dibagi untuk dimasukkan ke Group”

YAY ! para kakak relawan ditim saya pada asyik kayanya…kayaknyaaa…Ternyata setelah berkomat kamit di group, saya di tempatkan di tim 1 beranggotakan 3 orang. Jadi keseluruhan tim SD 60 Sallubattang ada selusin *emang piring selusin-— Maksud eike ada 12 Orang relawan pengajar plus 1 ekor eh 1 orang dokumentator. Profesi dari kakak relawan lain kecuali saya antara lain dosen, bankir, dokter gigi , operator dan wartawan.

They are cute to the max
They are cute to the max

Pada hari inspirasi kami semua berkumpul di kampus STAIN Palopo, kebetulan salah satu tim relawan SDN 60 ini adalah seorang dekan disana dan jalur ke SD tempat kami untuk menginspirasi searah dengan kampus ini. Ternyata eh ternyata, lokasinya jauh jauh jauh dari kota. Sekitar 45 menit mengendarai mobil. BUT, tidak masalah, saya malah menikmatinya sambil berkenalan dengan relawan lain di mobil.

Tibalah kami pemirsahhh ! Briefing dan baca doa dulu before hit the class.

SHOW TIME 

Siswa-siswi kelas 4 dan 6 SDN 60 Sallubattang cukup antusias, semangat, tertib asyik dan tidak kalah dengan semangat adik adik yang saya jumpai di KI Bone. Dua kelas berdurasi kurang dari sejam bertemu sapa, bernyanyi bersama, tebak-tebakan, bermain dan menulis surat menjadi satu warna baru lagi bagi saya pribadi. Beragam karakter dari adik-adik di Sekolah Dasar ini, ada yang super aktif, ada yang pendiam, ada yang curi-curi perhatian ke saya.

Saya menyuruh mereka untuk bersurat ke saya, tentang mereka, cita-cita dan alasan mereka di sepucuk kertas cantik yang sudah saya bagikan satu per satu. Karakter mereka  bisa saya tangkap dari sepucuk surat tersebut. Tiga orang yang menurut saya terbaik dari yang terbaik saya umumkan untuk maju ke depan kelas membacakan dengan lantang surat mereka di depan teman-teman mereka.

Put your hands up Sweety !
Put your hands up Sweety !

Surat-surat tersebut saya kumpul dan saya simpan sebagai kenangan pribadi dari adik-adik SDN 60 Sallubattang. Font yang beragam, cita-cita dan alasan yang menggelitik dan bubuhan tanda tangan yang super duper unik membuat saya nyengir gak jelas membacanya. O God ! they are just amazing !

Hope to see you again murid-murid ! Nice to meet you!

I love you,

without wax

Pesona Pulau Badi

wooot woottt sunny day !
wooot woottt sunny day !

Five, Six, Seven, Eight ! (Scream LOUD!)

NO! I’m not in an aerobic gym. It’s gold numbers. LONG Vacation in May 2016 !

I was thinking about one place to visit. The peaceful one? crowded place? rockin’ place? beautiful waterfall? forest? hometown? meet boyfriend?. All of sudden, my frontal lobe give an answer :

an ISLAND, saskia !

well, Me and my very very best friends went to Badi island. We got that place from the Almighty I n s t a g r a m. It’s located in Mattiro deceng, Liukang Tupabbiring, Pangkep, South Sulawesi. Hey, only 15K each to get there, isn’t it cheap? yes, it’s cheaper than your cup of coffee. We didn’t even bring tends, and we didn’t care. It took one and an half hours to get that place. In the first minutes I enjoyed the blue sea, the “skyscrapers” of Makassar 😛 and the harbour scenery till felt asleep.

Time goes, I heard the sound of boat’s machine was getting lower and lower…

I was very enthuasiastic, damn ! We finally arrived.Some people were sitting down around the jetty. I saw the crystal clear waters when jumped up from the boat. There were several colourful boats around the island. The sun was shining on the sea.

 

Woosah... Woosah *exhaling
Woosah… Woosah
*exhaling

We walked around the island by 3 pm.More less 300 families there. The electricity starts at 6 pm – 6 am. The are lots of kids and I saw some kids playing around the island, some goats with it’s shits, mothers talked with neighbors 😀

Setelah sarapan berpfoto dulu ama Pak Wahe, istri dan cucunya
after Had breakfast, me, Pak Wahe, her granddaughter and his wife

in the night, me and my friends walked over to the jetty. The air of the island was damn good. We sang loud, laughed loud, danced loud ! I’ve been in some islands, but this one was just uplifting, met a warm,generous family whom I’ve never seen before. Mr. Wahe is an old man who helped us and offered us to stay in his house. He hosted me and my friends for a night in his wooden house.

what a trip!

The wonderful feeling is when you met a stranger and gave you a best hospitality.  I realized over and over that there are millions nice people out there. You might think that a stranger who adressed you are a danger one.  No no no, go pack your stuff, call your friends, hit a new place, and you’ll figure it out.

 

Enjoy the air of the sea !
Enjoy the air of the sea !

Thanks a million for my ever ever best friends , y’all GOLD !

I love you,

 

Without wax

MI Nasrul Haq

The Orange Sun Project aka TOSP mungkin belum banyak yang tahu. NGO ini dibentuk oleh saya dan teman saya pada tanggal 13 Juli 2013. Kebetulan saya menjabat sebagai sekretaris di komunitas ini. Jadi misi kami adalah memberikan layanan sosial (bantuan berupa alat tulis) kepada anak-anak sekolah SD yang ada di Makassar.Selain itu, kami juga memperkenalkan  cita-cita kepada adik-adik yang sekolahnya kami kunjungi. Sasaran kami bukan hanya di sekolah-sekolah yang fasilitasnya kurang, akana tetapi juga di rumah belajar dan di panti asuhan.

Baru-baru ini, saya dan teman saya berbagi alat tulis di Madrasah Ibtidayah Nasrul Haq.  Kami mengunjungi sekolah tersebut di pagi hari. Kebetulan sebelum nguli, saya menyempatkan mendonasi dulu.

“Assalamualaikum adik adik”

Murid kelas 1 dan kelas 2 sudah berkumpul dan duduk manis menyambut kami. Guru dan wali kelasnya pun sudah tampak siap menyambut kami. Suasana pecah ketika kami semua satu persatu memperkenalkan diri di depan kelas. Perkenalan diri pun hanya beberapa kalimat saja. Nama, Cita-cita dan hoby, really simpel 😀

Cita cita lagi? Yeap C I T A -Cita. Satu hal yang terbilang esensial dalam hidup. Bisa dikatakan sebagai bahan bakar yang dapat membakar semangat untuk mengejar impian.

What do you wanna be?

Cita-cita penting diperkenalkan di masa kanak-kanak.Bicara tentang cita-cita, murid-murid MI Nasrul cukup antusias ketika diarahkan untuk menggambar dan menulis cita-cita mereka di kertas untuk kemudian di tempel di pohon cita-cita. Ada 9 kelompok yang terdiri dari 5 murid tiap kelompoknya yang dipandu oleh satu orang dari TOSP. Seluruh kelompok akan memperkenalkan anggota kelompoknya di depan kelas sambil menyebutkan cita mereka masing-masing dan memperlihatkan hasil gambar kelompoknya. Setelah menempelkan kertas cita-cita mereka di pohon cita-cita, sumbangan atau hadiah yang sudah kami sediakan berupa alat tulis kami berikan satu per satu ke murid.

Saya dan murid-murid kelompok saya , kelompok APEL.
Saya dan murid-murid kelompok saya , kelompok APEL.

Mungkin kegiatan kami terdengar biasa-biasa saja. Usaha kecil yang TOSP lakukan paling tidak bisa membantu anak-anak SD terkhusus di Makassar untuk selalu belajar belajar dan belajar. Senyum merekah dari wajah polos mereka sudah menjadi kepuasan tersendiri bagi kami.

 

Thanks a million for our unknown- donors out there. Keep sharing and doing good !

#berbagiituindah

I love you my team!

 

without wax

Tamu Allah

Pohon yang dulunya ramah menghiasi tepi jalan kini terganti dengan serakahnya deretan bangunan. Sayup-sayup suara Adzan Mesjid sudah menggema dimana-mana. Ku kayuh sepeda ku dengan kencang menembus jalan yang kusut menuju suatu tempat. Sang surya pun tidak ketinggalan dengan angkuhnya menampar seluruh badan saya. Tampak dari ujung mataku menangkap beberapa lelaki muda mengawasiku dari kejauhan.

Jumat yang cerah itu saya putuskan untuk ke salah satu travel Umroh dan Haji yang berada di kota ku, kota Bone untuk mengambil brosur. Kebetulan salah seorang kerabat saya di rumah menyuruh saya untuk mencari info tentang paket umroh. Hanya dengan 7 menit saja, saya sudah tiba di tempat itu. Bergegas saya parkir sepeda saya disela-sela deretan motor dan masuk.

Hawa AC kantor travel ini sekejap menyapu keringat saya. Pegawainya, Nina langsung menyapa saya. Kami terbilang cukup akrab. Saya dan Nina teman satu SMP dulu.

“hai, Nin” sapaku dengan gesit

“hey… masuk-masuk. Tumben nongol, dari mana aja?” jawabnya sambil mengigit ujung pena di bibirnya.

“nggak dari mana-mana, nih mau ambil brosur,ada yang minta, sekalian ngadem bentar… Hehe”  balas ku seraya menuju ke salah satu etalase yang penuh dengan brosur Umroh dan haji.

Lagi asiknya baca dan duduk di kursi pengunjung, tiba-tiba handphone Nina berdering. Ternyata itu adalah telpon dari salah satu seorang calon jemaah yang mau daftar Umroh tapi karena tidak sempat ke travel,maka Ia menyuruh Nina untuk ke rumah calon jemaah itu buat jemput uangnya.

Karena satu dan lain hal, akhirnya saya ikut. Rumah calon jemaah ini terbilang cukup jauh dari kota,butuh sekitar 30 menit berkendara motor. Tiba di jalan utama tempat calon jemaah itu, ternyata masih ada beberapa lorong lagi yang harus disusuri.

Setibanya disana, sekejap saya menyeka keringat saya sebelum masuk ke rumah itu. Dari beranda rumah,terlihat seorang wanita tua yang sepertinya dari tadi menanti kedatangan kami. Rumahnya terbuat dari kayu,luasnya tidak lebih dari 4×10 meter. Untuk masuk ke rumahnya, kita harus nunduk,karena kalo nggak bisa-bisa kejedot. Lantainya dari tanah dan sebagian lagi dari semen,mau tidak mau harus mengenakan sandal.

Saya edarkan pandangan saya keseluruh ruangan. Di ruang tamu ada tiga kursi plastik yang sudah kusam warnanya ditambah satu tempat tidur bambu. Hanya ada 1 kamar tidur dan ukurannya pun sangat kecil. Dari pintu masuk, ruang dapur nampak jelas terlihat. Tempelan brosur dan poster Umroh-Haji hampir memenuhi dinding rumah Ibu ini.

Ibu Fatimah namanya. Ibu ini mempunyai satu anak laki-laki,umur 28 tahun bernama Ihsan dan sudah menikah. Ihsan sehari-hari berjualan barang campuran di pasar. Sebelum Ia lulus TK, ayahnya meninggal. Dulu, Ayahnya bekerja sebagai penjual sayur keliling.

Saya, ibu Fatimah dan Nina asyik berbincang-bincang di ruangan sederhana itu. Tiba-tiba saya menyela pembicaraan setelah melihat di atas lemari kayu yang usang ,ada tas kecil dari travel tempat Nina bekerja plus ID card yang biasanya dikenakan di leher para Jemaah haji.

“ siapa yang habis Haji bu?”

“ibu saya” , suara dari balik dapur menghampiri kami bertiga, Ihsan.

“jadi yang mendaftar sekarang siapa?”, balasku dengan rasa penasaran.

Ibu Fatimah pun menjawab “ yang daftar adalah Ihsan dan Istrinya, Nak!, Alhamdulillah, bulan April lalu, ibu sudah berangkat Haji”

“ohh begitu..wah hebat, jadi kak Ihsan dan istrinya berangkat bersamaan?”

“tidak bisa bersamaan. Yang berangkat duluan adalah Ihsan, Istrinya baru mulai mendaftar Nak. Kalau dua-duanya berangkat, jualan di pasar siapa yang jaga?” jawab Ibu dengan lembut

“Ihsan sudah mendaftar haji sejak 4 tahun yang lalu dan dia bakal berangkat tahun ini” Tambah Nina sambil menyeruput teh manis yang dibuat Ihsan.

Perbincangan kami pun semakin hangat seiring lontaran pertanyaan-pertanyaan saya yang tiada habisnya. Tidak lama kemudian, Nina mengambil satu map palstik hijau dari tasnya dan mengeluarkan formulir Umroh beserta kuitansinya. Begitu Ibu Fatimah memegang formulir itu, beliau langsung mengucap Alhamdulilah berulang kali dengan paras yang terlihat seakan-akan orang yang paling bahagia di dunia.

Setelah beberapa menit kemudian, saya dan Nina berpamitan.

“terimakasih banyak yah Nak sudah bela-belain kesini. Maaf Ibu tidak bisa ke tempatnya Nak Nina” sahut Ibu Fatimah dengan wajah sumringah

“Tidak apa-apa bu, lagian di kantor juga tidak terlalu sibuk. Itung-itung sekalian keluar makan siang” Balas Nina

“baik Ibu,kami pamit yah. Terima kasih jamuannya,Assalamu Alaikum” sahutku sambil menjabat tangan Ibu Fatimah

“iya nak. Sama-sama. Waalaikumsalam. Hati-hati”

 

Sepanjang perjalanan pulang pikiran saya terus dirasuki oleh ibu Fatimah dan keluarga kecilnya.Dalam hati ku bergumam, betapa salutnya saya karena dengan kondisi rumah yang seperti itu mereka masih tetap memilih ke tanah suci. Luar biasa, saat orang memilih menghabiskan uang untuk kehidupan dunia, mereka memilih investasi akhirat meskipun pasti banyak yang menganggap mereka “belum bahkan tidak pantas ke tanah Haram”. Buat mereka, menjadi tamu Allah jauh lebih berarti dari sekedar memiliki rumah yang bagus.

Subhanallah !” hatiku tertegun,bergetar dan pandanganku kosong menyisir ruas jalan yang ramai dari decitan angkutan umum.

Good Bye 2015, Bonvenon 2016 !

Hai my blogy!  Sebelum petasan di Times Square meletup keras, sebelum semua MC acara di TV menghitung mundur detik pergantian tahun, sebelum para biduan menerima saweran di belahan dada mereka, marilah kita bersama-sama menundukkan president kepala sejenak.

Doa dimulai :

“O Allah, Ya Allah, Ya Tuhan kami. Μay this new year bring many οpportunities tο explore every joy οf life & turning all my dreams into reality & all my efforts into great achievements. AAMIIN.”

———————————————————————————–

Well, tentu semua orang punya pengalaman berbeda-beda sepanjang tahun ini. Ada yang udah pada nikah dan memiliki anak, ada yang mungkin (maaf) berstatus janda/duda, ada yang usahanya bangkrut, ada yang ditinggal orangtua, ada yang nikah ama bule, ada yang dapat beasiswa ke Eropa, ada yang buka usaha waralaba, mungkin pula ada yang udah jadi transgender.

During a year, nggak banyak kegiatan significant yang saya lakukan. Bisa dibilang monoton banget. Bucket list yang guwe bikin di tahun 2015, hanya bebrapa yang tercapai. Not bad overall.

Kalau secara garis besar tiap bulannya ya , seperti ini:

January : Travel

February : became a “baby sitter”, mostly of my time were looking out of my nephew ( my first very nephew) from my first very sister.

March : Travel to some districts in South Sulawesi (dating)

April : Travel – dating

May : Travel-Dating

June : Travel – volunteering

July : Volunteering

August : work with expatriates (Indian)

September : Work, moving to Makassar

October : BIRTHDAY MONTH

November : Work work and work

December : Work and work.

See?  NOTHING MUCH *lmfao

I didn’t even go to the beach, watching porn movies  with my family . That’s sound ridiculous, isn’t it? Overall, I am so grateful, really thankful to GOD who has given me the most very important thing, BREATH !

I don’t wanna make a resolution for the next year.  Just let it flow, let see what times bring me in. *poseyoga

 HAPPY NEW YEAR Y’ ALL !!!