
Never have I ever imagined studying and graduating overseas. Seriously! Never,ever! Yap, meskipun non-gelar, sampai sekarang ini, saya nggak pernah menyangka bisa ke sana, belajar dan rasain sensasi wiiiisuuuuuudaaa di luar negeri. Nggak perlu saya jelasin panjang lebar, yah, belajar non- degree tapi kog wisuda, sih? Saya menulis ini sebagai tanda syukur saja atas pencapaian saya sebagai seorang scholar yang berhasil menyelesaikan study di YUES dengan baik-baik, tanpa ada masalah. Sedikit informasi, saya mengambil jurusan Sustainable Agriculture di Mesa Community College, Arizona. Selama di sana, saya ngambil kelas Introduction to Business, Plant & Development Growth, Business and Society, Management & Leadership, Agribusiness, Intercultural communication, Computer Information System dan Model Untied Nations. Sedikit gambaran, kelas introduction to Business adalah kelas yang paling gampang dan paling lama, hampir 3 jam tiap pertemuan. Untungnya, sekali seminggu aja di hari Senin, there is a BIG but(t), kuliahnya start jam 7 ampe jam 10 malam. Bisa dibayangkanlah, yah, hari Senin, ke kampus jam 9 pagi pulang jam 10 malam. Parahnya lagi, bus ke apartemen saya hanya sampai jam 9 malam saja which is saya mesti berjalan kaki. Ada lagi nih kelas lain yang menarik yaitu Business and Society. Wah, yang ini mah parah asli. Tugasnya BUANYAK banget. Diktatnya nggak kalah tebel ama Bible cuy, mana tiba di apartment langsung kerjain kuis dan analisa kasus. Menguras otak, sumpah. Bisa dibayangkan, hari Senin, tiba di apartment jam 10:30 malam, ngos-ngosan abis jalan kaki dari kampus, plus kerjain tugas yang deadline jam 12 malam, mana makan malamnya kadang makan sisa makanan kemarin. Extremely exhausted. No kidding. Kelas ini durasinya cuma 50 menit saja, sih, tapi 3x seminggu yaitu Senin, Rabu dan Jumat. Kenapa gw bilang parah? Otak guwa nggak kuat, menganalisis kasus Business yang dikasih oleh dosen. Dosennya luar biasa keren, cara ngajarnya asik banget, interaktif di kelas, out of the box cara menjelaskan ke murid. Dia sangat tertib, datang tepat waktu, dan bubar tepat waktu. Sebelum kelas di mulai, biasanya dia tunjukin 1 slide soal housekeeping minggu lalu. Misalnya, yang kumpul tugas hanya 2 orang, skor tertinggi ujian pertama adalah 46/50, skor terendah, Q&A, macem-macem. Dia memakai model Harvard Business School yang lebih berpusat ke bedah kasus gitu. Mr. Cameron, yes, dialah pengajarnya. Awal-awal masuk di kelasnya, sempat mau mundur karena nggak tahu mau ngomong apa. Saya sampai konsultasi ke kordinator saya soal “rasa tak betah dan ketidaksanggupan saya”. I totally not into it. Sampai-sampai 50 menit itu serasa 5 tahun, saking malesnya. Sampai tiba saatnya, di satu pertemuan, kita membahas kasus NIKE: Sweatshop which is menyinggung Indonesia soal low-paid labors untuk produksi sepatu-sepatu NIKE itu. Nah, disitu aku mulai di skak mat ama Mr. Cameron soalnya dia tau saya berasal dari Indonesia dan mau nggak mau, ngomong di kelas. Mau nggak mau! day by day, aku mulai terbiasa dan sampai akhir semester tiba, aku tuh cinta banget kelas ini. I really like him, I adore him so much, I learned a lot. Kalau menurut saya pribadi, He’s one of the best teacher I’ve ever seen in my life. Sungguh sangat bangga sudah mengikuti kelasnya, sampai-sampai mau ngambil kelasnya lagi di semester depan. Tapi, apa boleh buat, jadwal di Spring class banyak yang berbenturan. Oh iyah, satu yang terlupa, kebetulan di kelas itu, ada 1 murid yang disable, namanya Georgio. Tiap dia datang di kelas, dia didampingi oleh 1 orang staff kampus yang khusus menangani murid-murid yang berkebutuhan khusus seperti Georgio. Nah, Georgio ini adalah seorang fans fanatik Arizona Cardinal, Club Footbal nasional gitu. Sampai satu ketika, Mr. Cameron ngasih surprise ulangtahun Georgio di kelas. George sampai menangis dan tambah terharu lagi dia dikasih hadiah kaos Cardinal. Eh, di Indo pernah nggak,sih, liat dosen kasih kejutan ultah ke muridnya?…OK, stop talking about Mr. Cameron. Kita beralih ke dosen yang namanya, Puvana alias Precious. Beliau senang dipanggil Precious ketimbang Puvana. Dia adalah dosen kelas Intercultural Communication. Keunikan dari dosen ini adalah sepanjang semester, setiap pertemuan beliau bawa makanan buat murid-muridnya. Hampir sepanjang semester.Kalaupun Dia nggak bawa, berarti Dia buru -buru atau ada hal mendadak yang mesti Dia kerjakan sebelum ngajar. Pernah dapat dosen seperti ini? Yang ada dosen yang dibelanjain,yak. hehe. Precious is a lovely teacher, she is adorable and open-minded. Aku suka cara ngajarnya, very well-structured and fun. Kadang, loh, kita diundang ke cafe buat main board games, ditraktir kopi, pokoknya sosok yang menyenangkan deh pokoknya. Senang belajar budaya? Beliau salah satu orang yang tepat untuk diajak berdiskusi.
Introduction to business (the last class) with Mr. Beverage Last class with Mr. Toler ke-2 dari kiri, Mr. Cameron
CIS teacher, Traveler With Precious The last Agri-class with Mr. Robert
Anyway, sepertinya saya nggak perlu membahas satu per satu dosen saya, yah. Intinya, semua baik, semua tugas saya selesaikan dengan baik dan tepat waktu dengan hasil memuaskan pula (baca: IPK 4.0) *ngangkat dagu ala Livi Zheng. Just kidding!! Jujur gw bukan orang yang bureng banget yang mesti dapat nilai yang perfect di tiap pelajaran. Hal terpenting buat aku,sih, tugas jangan sampe nggak dikumpul. Kalau soal bolos, iyah, pernah beberapa kali nggak masuk soalnya ada satu dan lain hal (sok banget, haha). Singkat cerita, nggak kerasa hari wisuda sudah dekat, udah urus administrasi juga. Kalo nggak salah, waktu itu cuma registrasi, bayar fee $25 dan ambil baju wisuda di MCC bookstore. Nah, khusus topi wisuda, saya mau ala-ala anak America yang menghias topi wisuda. Saya dibantu sama Joline, Ibu angkat saya dan sekalian minta tolong buat dimakeup-in. Wisuda diadakan malam hari di kampus, ya eyalah, masa di Pertamina. Di momen inilah, senyum ramah para wisudawan tampak jelas menghiasi alun-alun (ceilah) Mesa Community College. Setelah acara di buka, pidato sambutan, tibalah saatnya moment puncak bagi calon wisudawan. Yeap, berbaris menuju ke panggung. Saya adalah murid international student pertama (khusus program yang saya ikuti) yang dipanggil ke panggung. Muka udah terpampang nyata di layar, teman-temanku dah berteriak kenceng kaya kemalingan, SAAAAAAASKIAAAAA, go Gurl!, INDONESSSIAAAAA. Yes, I can hear it. That’s a good nite to remember . Pencapaian ini tidak lepas dari banyak bantuan orang-orang baik di sekitar saya. Thank God, thanks to AMINEF, CCC, MCC, PTK, my family di Indo dan di YUES yang terus menerus mendoakan, menghibur saya, dan untuk pacar saya (waktu itu), thanks sudah sabar LDR-an, thanks doanya, sudah menyemangati dan berbaik hati, berbaik sangka selama saya di sana. I was so lucky. Terakhir, teruntuk teman-teman saya, thanks for cheering me up. You are good, God bless you!
Thanks udah dateng,Win! Suasana Opening Wisuda Capture-an waktu naik ke panggung listen folks! Saskia is…….
Graduation and Farewell letters. Thankyou!!! Bukan pamer tapi worth post lah