
Kalau nggak ke US, aku nggak bakal pernah tahu rasanya seperti apa sih menjadi seorang diplomat PBB. Beruntung, sebelum balik ke tanah air saya sempat berpartisipasi di konferens Model United Nations Far West (MUNFW) di San Fransisco, California. Sebelum ikut konferens, saya sudah bergabung di MUN (Model United Nations) Club di sekolah saya,Mesa Community College) selama kurang lebih 6 bulan. Model United Nations aka MUN adalah simulasi sidang PBB yang mencakup pendidikan akademik dan kompetisi yang penerapannya sama dengan sidang PBB yang asli. Pas cek di Youtube, ternyata banyak kampus-kampus di Indonesia yang mahasiswa(i)nya melakukan hal serupa. Saya mengambil kelas MUN selama satu semester dan sekaligus bergabung dengan MUN club di kampus saya. Club meeting diadakan sekali seminggu tepatnya tiap kamis malam. Advisor kami, Dr.Brian Dille, membekali kami segudang ilmu soal Model United Nations; mulai dari seluk beluk United Nations (PBB), research, agen PBB sampai dengan teknik berpidato ala-ala seorang diplomat. Bagusnya club ini adalah kita dilatih public speaking, research, diplomasi, negosiasi dan kepemimpinan. Tiap sekolah yang nantinya ikut dalam konferens akbar di San Fransisco mewakili beberapa negara di dunia. Contohnya, di sekolah saya dibagi menjadi 5 tim negara antara lain India, Brazil, Iran, Guatemala dan Ghana. Saya dan 2 murid lainnya bergabung dalam tim India. Persiapan konferens kali ini bisa dibilang cukup intensif mengingat reputasi sekolah saya sangat bagus dan tentunya segala sesuatunya dipersiapkan secara matang. Saya sebagai part of the team juga nggak mau malu-maluin nantinya di konferens. Dua pekan sebelum konferens, kami melakukan simulasi seperti menyampaikan pidato, menanggapi, bertanya atau memberikan pertanyaan kepada perwakilan delegasi. Nah, bedanya dari konferens lain, disini kita nggak asal nyerocos aja either mengajukan pertanyaan atau menanggapi delegasi negara lain. Semua ada adabnya.
MUNFW ke-69 ini membagi 7 Committee antara lain; General Assembly (GA), Third Committee, United Nations Environment Assembly (UNEA), United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), Human Rights Council, Security Council (SC) dan United Nations Development Programme (UNDP). Saya mendapat giliran sebagai perwakilan dari Third Committee untuk negara India. Ada tiga topik yang akan dibahas dalam Third Comittee-MUNFW ini; yaitu soal empowering women and girls, freedom of religion and belief serta the rights of older persons. Nah, kewajiban saya adalah membuat policy statements (bahan pidato) dari 3 topik tersebut dan 1 resolusi sesuai topik yang saya suka atau kuasai. Nantinya, 3 policy statements itu yang akan disampaikan di konferens.

Singkat cerita, tiket dan semua materi deserta aturan-aturan konferens sudah dibekali di final meeting. Konferens diadakan tanggal 12-16 April di Hyatt Regency Hotel. Gilak, venuenya keren banget buat event akbar seperti ini. Hotelnya dekat dari airport dan celakanya jauh banget dari kota which is biaya uber sangat amat muaahal. But anyway, that’s totally fine. Sekitar 400-500 peserta dari beberapa universitas atau community college yang akan menunjukkan aksinya di konferens MUN ini. Agenda selama konferens sangat lama rata-rata mulai jam 8 pagi sampai 11 malam. Hari pertama ditutup jam 12 pm.

Hari kedua konferens saya putuskan untuk memberikan pidato di tengah para American students. Kembali, guwe nggak mau malu-maluin sekolah saya, yah, jadi modal pede aja. Kegiatan ini luar biasa keren, acting like a diplomat wearing business outfit. Ngomong juga nggak sembarangan, intinya semua delegasi mesti memberi andil, solusi terhadap isu yang dibahas. Jujur yah, 2 kali memberi pidato itu butuh pede yang luar biasa karena nggak semua delegasi berani untuk berdiri menyampaikan aspirasi dari negaranya. Gugup iya, tapi nggak sampai menunjukkan ke audience bahwa I am fuckin nervous here. Intinya, buat negaramu dikenal. Mereka nggak bakal mau tahu nama kamu, tapi negara yang kamu wakili. Julid dari negara lain ada, pujian pun juga ada. Di luar konferens all of us back to normal; making friends, taking pictures, ngobrol ina inu. That’s pro and fun!



At the end of the event, tibalah pengumuman yang dinanti-nanti. Untuk best resolution akhirnya jatuh ke Third Comittee. Tak disangka tak diduga, ternyata komite saya pemenangnya. Sangatluaaarrr biasa sekali loh, bisa ngalahin 6 komite lain loh. Selain itu, seluruh tim negara dari kampus saya mendapat award untuk point tertinggi hasil submit policy statements pre-conferens. Bukan hanya itu, ada beberapa award lain yang diterima dari team MUN kampus saya. Personally, bukan award yang saya kejar, secara ini kali pertama join MUN. The most important thing is cuma mau merasakan pengalaman menjadi seorang diplomat, bernegosiasi dengan negara lain dan yah, intinya mau rasain sidang PBB kaya gimana. I dunno why, I missed this already and really want to do it in another places dan menjadi perwakilan dari negara lain lagi. China,maybe?
