Bitter Sweet Gumuk Pasir Toraja

Mood pagi sebelum kerja: Kunjungin blog 2 hari sebelum gajian. *curhat*

Photo 7-1-17, 1 42 01 PM

I Made it!
I Made it!

Daya tarik Toraja ternyata masih sangat banyak yang sepatut dan selayaknya dikunjungi. Sekarang ini, para traveler lagi heboh-hebohnya ngeposting satu spot yang kalau boleh dibilang bukan Toraja banget. Toraja identik dengan tongkonannya, hamparan sawahnya, tedong bonga, ritual kematian dan kopinya. Spot yang tadi saya singgung itu adalah Bukit pasir atau Gumuk pasir atau Gurun Pasir. Pasca lebaran, saya dan pacar saya memutuskan untuk travel lagi dan kali ini lokasinya adalah Toraja. Gumuk pasir sebenarnya  adalah refrensi sepupu saya yang pernah ke tempat tersebut. Nah, setelah melihat beberapa foto dan membaca artikel tentang itu,ternyata worthy juga buat dikunjungi.

Gumuk pasir ini berlokasi di Desa Rantebua,Samalu,Toraja Utara. Kami ngetrip dengan mengendarai motor dari Makale ke Rantepao kemudian ke arah Kete’ kesu (bekal petunjuk dari Google maps serta nanya penduduk setempat). Lama perjalanan adalah sekitar 1 jam 45 menit atau sekitar 25km untuk sampai ke desa tersebut. Jalan yang dilalui berbelok-belok dan lumayan mulus. Banyak hal yang bisa dilihat disepanjang jalan; antara lain hamparan sawah yang hijau, bukit, kerbau, anjing, air terjun kecil, dan rumah penduduk.

Beberapa kali saya harus turun dari motor untuk bertanya ke penduduk setempat tentang letak persis gumuk pasir ini. Google maps sudah nggak bisa diandelin lagi. Beberapa kali harus berhenti karena merasa udah sangat jauh dari kota dan tidak melihat tanda-tanda desa yang ingin didatangi. Setelah melihat ada spanduk yang kusam dan sudah robek bertuliskan “gurun pasir ‘, kami pun tambah semangat.

Jalan yang saya lalui sangat sepi dan hanya ada 2 rumah penduduk yang itupun jaraknya terpisah. Saya pun bertanya ke seorang Ibu yang lagi ada di dalam rumahnya. Beliau merespon  “harus jalan,sekitar sekilo lagi ke dalam” WOW!

Awalnya ogah markir karena kami pikir  masih bisa kog dilalui motor.Yah meskipun alas kaki mau nggak mau dilepas. Ternyata beberapa meter saja kondisi jalan udah betul-betul parah. Takut motor kenapa-napa, akhirnya setelah melalui jalan berlumpur,becek, berbatu dan licin, kami putuskan untuk jalan kaki saja.

We are in the middle of the jungle. Setelah mendaki masih saja belum terlihat tanda-tanda gumuk pasir,  sudah kelelahan dan sempat berunding untuk lanjut atau tidak. Saya hanya berdua, Omamaaake… look what’s your daughter doing. Sekitar ratusan meter berjalan,alhasil bertemu dengan 2 orang pemuda pendaki gunung yang hendak kembali ke kota dan bertanya apakah masih jauh atau tidak, dan mereka menjawab ‘sudah dekat sekali,tinggal lurus dikit,belok kiri dan naik ke bukit”

 

YAY!

Akhirnya, setelah becek-becekan, ngos-ngosan, telapak kaki udah perih gumuk pasirnya keliatan juga.Unforgettable moments. Sempat tertawa juga setelah melihat pakain dan kaki yang sudah sangat kotor. It’s so much fun. Tempat yang indah untuk dikenang dan mikir keras buat kembali lagi. One page of my life is fulfilled with this experiences. I witnessed and experienced a lot of things. Thanks to my boyfriend for the patience and help during the trip. XOXO

Here I am
Here I am

 

Photo 7-1-17, 12 24 37 PM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *